Can I? 56. Lost

132 58 51
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Empat hari kemudian...

Ujian kenaikan kelas semakin dekat. Sudah ada beberapa guru yang membagikan kisi-kisi materi untuk ujian kenaikan kelas besok. Ya meskipun ada satu dua guru yang tidak mau membagikan kisi-kisi kepada muridnya dengan alasan ''dulu saya juga tidak di kasih kisi-kisi oleh guru saya.'' Dasar guru pendendam.

Di depan madding langkah Shani terhenti. Mading sudah di tempel jadwal ujian kenaikan kelas. Tidak di sangka secepat ini Shani bisa melangkah ke kelas 12.

Pulang sekolah tadinya Shani mau langsung pulang ke rumah. Tapi karena tiba-tiba saja Jourdy memberinya sebuah kabar, akhirnya Shani tidak jadi pulang ke rumah. Kabar apa sih?

''Gina siuman Shan, kita semua mau ke sana.''

***

Ekspresi bahagia datang tergambar jelas di wajah Reno. Di bantu Irwan jalan, Reno tersenyum semringah mendekati Gina yang akhirnya sudah siuman. Namun sayang ekspresi bahagia itu hanya untuk Reno bukan juga untuk Gina.

''Reno.'' Lirih Gina memanggil Reno.

Senyum Reno mengembang. ''Hai Gin.'' Sapa Reno. Tangan nya mencoba meraih tangan Gina meskipun tatapannya lurus seperti orang buta.

''Reno kenapa?'' lirih Gina bertanya. Ada kesedihan yang Gina rasakan melihat Reno saat ini.

Apa yang terjadi dengannya? Gina tidak tau.

Reno tetap tersenyum. ''Lo nggak usah nangis lihat kondisi gua sekarang. Nggak bisa lihat di tambah gua baru bisa pulih dari lumpuh. Gua nggak apa-apa kok Gin, jangan sedih ya?'' pinta Reno tidak mau membuat Gina bersedih.

Tidak bisa. Gina pasti sedih melihat Reno seperti ini.

''Reno..''

''Gin, udah. Jangan peduliin gua. Gua nggak apa-apa. Justru sekarang gua ini senang karena akhirnya lo udah siuman setelah satu minggu lo tertidur. Meskipun di hari lo ulang tahun lo sama sekali nggak sedikitpun membuka mata lo untuk gua. Gina, maaf ya, gua nggak sempat kasih lo hadiah ulang tahun. Tapi gua janji setelah mata gua udah bisa lihat lagi gua akan kasih lo hadiah ulang tahun. Gua akan kasih lo hadiah yang lo suka. Gua janji sama lo.'' Tanpa ada sedikitpun Reno berbohong dan terpaksa mengatakan kalimat ini kepada Gina.

Mata Gina berkaca-kaca mendengar panjangnya ucapan Reno. Cukup membuatnya terharu.

''Reno..'' panggil Gina dengan suara lirihnya.

''Ren..'' Gina mempererat tangan Reno yang menggenggamnya. ''Makasih ya, udah hadir dalam hidup gua. Gua sangat bersyukur sekali. Lo nggak perlu lagi kasih gua hadiah ulang tahun. Gua Cuma butuh kehadiran orang yang gua sayang dan sayang sama gua aja itu udah cukup. Ren, gua mohon sama lo, tetap bahagia ya? Jangan biarin senyuman lo memudar begitu aja. Gua nggak mau lo sedih. Bahagia selalu ya?'' tanpa nada kilat Gina mengucapkan itu semua. Rasa nya amat sesak tapi Gina bahagia. Bahkan Gina tidak menghentikan air matanya yang keluar. Ia membiarkannya begitu saja.

''Reno..''

''Gua..'' Gina menarik napasnya. ''Gua sayang sama lo. Sampai detik ini gua masih sayang sama lo. Dan selamanya gua akan tetap sayang sama lo.''

Tenggorokan Reno sudah sakit menahan dirinya untuk tidak menangis. Namun pada akhirnya Reno pun dibuat menangis karena ucapan Gina yang bukan hanya memukul dadanya namun hatinya dan menusuk kepalanya.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang