Budayakan membaca sampai selesai.
.
By. Kanti
-----Happy Reading-----
.
Masuk ke kelas masih membawa perasaan yang tadi. Sulit untuk Amel tersenyum gara-gara kejadian itu. Mungkin untuk hari ini Amel menjadi Amel yang bukan biasanya. Lihat lah bahkan kehadiran Amel membuat tanda tanya muncul di benak Reno, Jourdy dan Fino yang tengah membicarakan band mereka. Oh, berempat dengan Juki.
''Kenapa muka lo Mel?'' Jourdy heran.
Amel duduk di tempat duduknya di samping Fino yang duduk di belakang Jourdy. Semua mata mereka kini hanya untuk Amel yang murung.
''Hiks..hiks..'' Air mata Amel keluar, alias Amel menangis. Dan ini makin membuat mereka bingung.
''Amel, lo kenapa nangis? Mel, gua hari ini nggak ngapa-ngapain lo kok.'' Reno jadi panik, ia tidak pernah melihat Amel menangis apalagi ketika ribut dengannya pun Amel tidak sampai nangis seperti ini.
''Putus cinta kali.'' Ujar Juki sok tau.
''Mel, katanya lo ikhlas kalau Kak Banu sama Kak Oliv pacaran kenapa nangis?'' sahut Fino.
Ini bukan saatnya untuk melucu kawan-kawan. Teman kita sedang bersedih.
Air mata Amel yang membasahi pipinya di seka. Satu-persatu temanya di tatap lalu mengeluarkan unek-uneknya. ''Gua di ancam. Gua takut. Gua nggak mau kalau itu terjadi sama gua tapi-huaaa gua harus gimana?'' tidak peduli kalau Amel dibilang aneh, cengeng atau apapun. Yang penting kini Amel benar-benar takut.
''Cerita sama kita lo kenapa?'' sahut Fino, pasalnya ia benar-benar tidak mengerti ada apa dengan Amel. Bukan ada apa dengan cinta.
''Iya Mel, yang jelas dong.'' Jourdy jadi jengkel.
Lagi, air mata Amel di seka lalu menarik napas dan membuangnya perlahan. Mencoba dirinya tenang lalu kembali cerita. ''Pak Johan. Gua lihat dia narik tangan Ayu ke Gudang. Gua penasaran, gua takut kalau Ayu mau di marahin sama Pak Johan. Ya, gua sadar Pak Johan masih muda terus ganteng tapi gua juga takut kalau ternyata Pak Johan diam-diam galak. Gua ikutin dan nggak sengaja pintu nya kebuka. Dan..'' Amel berhenti menggantung ucapannya. Ini yang paling orang kepoan benci. Di gantung.
''Dan apa Mel?" Reno penasaran.
''Mel, jangan diam aja dong!'' Juki kan, pengin tau.
Fino memukul pundak Juki beberapa kali pelan. ''Sabar Ki.''
''Gua lihat Pak Johan melakukan pelecehan seksual sama Ayu. Gua syok dan tiba-tiba gua kepikiran buat rekam mereka karena gua nggak mau sekolah kita punya guru yang seenaknya menjatuhkan harga diri muridnya. Tapi waktu gua lagi rekam nggak sengaja kaki gua nyenggol pintu. Gua pikir Pak Johan nggak sadar tapi ternyata waktu gua mau balik ke kelas Pak Johan manggil gua dia maksa gua buat hapus rekamannya kalau engga gua bakal di ancam. Gua bakal diperlakukan sama kayak Ayu. Gua nggak mau hiks..'' wajah merah Amel sudah mengisi semua emosinya yang keluar.
''Tunggu-tunggu, Ayu yang lo maksud itu Ayu yang mana? Soalnya gua tau ada banyak nama Ayu di sekolah ini. Ayu kakel, Ayu anak IPA 2, Ayu istrinya Pak Satpam, Ayu guru Sosiologi atau Ayu kelas sebelah?'' dan ketika Jourdy menyebut Ayu kelas sebelah, Amel langsung menatapnya lalu mengangguk pelan. Jourdy langsung tau dan menggeleng tidak percaya.
''Yang benar Mel, Ayu kelas sebelah anaknya polos banget loh. Dia anak baik-baik masa-''
''Gua nggak salah Fino! Gua lihat jelas banget kalau itu Ayu kelas sebelah!'' gemas Amel. Meskipun ia masih tidak percaya kalau gadis itu Ayu kelas sebelah.
Kening Reno sedikit mengerut berpikir. Kenapa bisa? Kenapa harus Ayu kelas sebelah? Dan ini membuat beban di pikiran Reno.
''Jourdy.'' Reno memanggil Jourdy. ''Coba lo minta tolong Shani buat cari kebenarannya. Kalau memang itu faktanya kita nggak bisa diam. Kita harus cari bukti buat kick Pak Johan dari sekolah.'' Ujar Reno dengan segelintir ide nya yang keluar cepat namun tak secepat sinkansen.
Jourdy mengangguk setuju, ''Iya Ren, nanti gua minta tolong sama Shani. Gua juga nggak mau sekolah kita ada noda membandel.'' Ujarnya teringat noda membandel di kaos mickey mouse nya yang nggak hilang sampai sekarang.
***
Seperti yang dikatakan Reno tadi di sekolah, kini Jourdy sudah berdiri di depan kamar Shani yang tidak tertutup rapat. Hendak tanganna mengetuk pintu tapi sudah keduluan Shani yang membuka pintu kamarnya.
''Ngapain lo?''
''Shan, gua mau minta tolong.''
''Minta tolong apaan?''
''Gua boleh masuk kamar lo nggak? Soalnya nggak enak kalau ngomong di sini.'' Kata Jourdy minta ijin.
''Oke.'' Shani membuka lebar pintu kamarnya mengijinkan Jourdy masuk dengan tangan kosong dan duduk di kursi biasa Shani belajar.
Shani yang berdiri sambil menekuk kedua tangannya di depan dada memandang Jourdy dengan ekpresi datar. ''Buruan gua lagi ngerjai pr nih.'' Shani nggak bohong, dia memang sedang mengerjakan pr bukan main game online.
''Gua mau minta tolong buat selidiki Pak Johan.''
''Emang nya Pak Johan kenapa?'' Tanya Shani.
''Mungkin lo nggak percaya karena gua juga nggak ada bukti buat tunjukin ke lo. Tapi gua harap lo mau bantuin gua. Bukan gua juga sih, lebih tepatnya ke Amel. Dia syok banget.'' Kata Jourdy tanpa memasukan info palsu.
Yang tadinya berdiri kini Shani duduk dengan kedua tangannya yang di ke sampingkan menahan dirinya. ''Gua nggak ngerti. Coba lo jelasin yang benar.''
''Pak Johan udah melakukan pelecehan seksual dan lo tau siapa korbannya?'' Shani diam tidak tau. ''Teman kelas lo. Ayu. Ayu Shan, korbannya. Dan Pak Johan juga wali kelas lo Shan, dan itu yang bikin gua dan teman-teman sangat berharap kalau lo mau bantu.'' Dengan serius penuh harapan Jourdy kepada Shani tidak main-main.
Posisi Shani diubah ke posisi yang lebih nyaman. Ia memandang Jourdy lalu bilang, ''Gini ya, Jourdy. Lo tau kalau gua bukan tipe orang yang percaya tanpa bukti. Seperti yang lo bilang tadi kalau lo nggak punya bukti yang bisa lo tunjukin ke gua jadi sorry gua nggak bisa bantu.''
''Tapi Shan-''
''Mungkin gua akan pertimbangin lagi dan mencerna ucapan lo. Karena gua nggak mau buang waktu gua buat selidikin Pak Johan.'' Potong Shani mencoba untuk membuka dirinya memberi sedikit harapan kepada Jourdy.
''Gua harap lo setuju Shan, karena gua nggak mau Ayu teman lo jadi korban nya lagi. Dan gua nggak mau kalau sekolah kita jadi jelek karena satu guru yang berhasil menjatuhkan harga diri muridnya.'' Karena sebagai seorang murid bukan hanya bekerja untuk belajar tapi untuk membuat sekolahnya bagus dan bukan hanya bagus fasilitasnya tapi guru nya juga harus bagus dalam mengajarkan kebaikan kepada muridnya.
True?
.
.
.
- Can I? -
#next22
Hai guys!
Gimana nih, sama Can I? chapter 21?
Ini adalah second story author, so kalian JANGAN LUPA untuk VOTE, KOMEN dan DUKUNG ya?
Kalau ADA TYPO langsung KOMEN aja ya?
Thank you, see you!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? ( End )
Teen FictionLagi Di Revisi !!! CAN I ? - Universe High School Part.2- . Yang namanya hidup di bumi pasti ada aja masalahnya. Ini bukan hanya soal cinta remaja aja yang terkadang membosankan. Ini adalah cerita tentang kehidupan yang rumit yang bukan hanya terja...