Can ? 7. Khawatir

175 72 15
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Buru-buru Reno memasukan buku-buku nya ke dalam tas untuk bergegas pergi ke rumah Gina. Sejak tadi pagi Reno tidak bisa fokus belajar karena ketidakhadiran Gina di sekolah. Seperti ada yang kurang. Ibarat ketika makan siomay tapi tidak diselimuti oleh sambal kacang maka rasanya kurang mantap.

''Guys, gua duluan ya mau ke rumah Gina, jangan lupa nanti malam kalian ke rumah gua. Gua tunggu.'' Ucap Reno langsung pergi tanpa menunggu Jourdy dan Fino menjawab.

''Siap Ren!'' teriak Jourdy.

''Reno gua ikut!'' teriak Amel sambil memasukan tempat pensilnya lalu menutup tas dan menggendongnya kemudian mengejar Reno yang sudah berhasil melangkah keluar dari kelas.

Buk!

Amel sengaja menabrak Fino yang berdiri di tengah. Jangan salahkan Amel karena Fino menghalangi jalannya.

''Buset Amel! Gila lo!''

Jourdy tertawa. ''Sakit Fin?''

''Jangan tanya bege! Lo nggak lihat gimana kencang nya Amel tabrak gua?''

''Hahaha nasib nasib.''

***

''Reno tungguin gua!'' teriakan Amel menarik beberapa orang yang lewat.

Reno terus melangkah tanpa peduli Amel yang mengejarnya. Yang dipikirannya Cuma Gina. Tapi bukan berarti Reno tidak mendengar teriakan Amel yang begitu keras.

''Ren, '' panggil Amel berhasil menyeimbangi langkah Reno yang cepat. ''Lo punya helm dua kan? Reno gua nggak bawa helm loh, nanti kalau di tilang polisi kan, gawat. Nggak lucu Reno! Image gua ancur!'' ocehnya. Saat ini saja masih memikirkan image nya.

''Tenang Mel, gua ada helm cadangan.'' Jawab Reno gugup.

Shani yang baru keluar dari toilet berpapasan dengan mereka. Namun tatapannya hanya kepada Reno. Laki-laki itu melewatinya begitu saja bahkan menatap pun tidak. Tidak seperti biasanya. Atau gara-gara ucapan tadi pagi Reno jadi seperti ini?

Eh, ngapain juga Shani kepikiran? Bagus dong kalau Reno tidak suka memanggilnya lagi?

***

Tok tok tok!

''Mba Gina ini ada Mas Reno sama Mba Amel.''

Gina yang mendengar pun beranjak berdiri dari duduknya untuk membuka pintu kamar. Pintu di buka dan langsung tanpa aba-aba Gina langsung mendapat pelukan erat dari Reno.

''Gin, gua takut banget. Gua takut lo kenapa-napa. Lo sakit aja udah bikin gua nggak semangat Gin. Gua khawatir banget, gua cemas.'' Ucap Reno dalam pelukan. Gina mendengarnya jelas. Sangat jelas dan menyentuh hati Gina.

Kedua tangan Gina ke punggung Reno untuk membalas pelukan dari Reno. Menyenangkan ketika Gina mendapat pelukan dari Reno. Bibir Gina tersenyum tipis, ''Makasih Reno. Makasih udah khawatir sama gua.'' Ucapnya.

Melihat pemandanan ini membuat Amel dan Mba Titin saling bertatapan. Apakah ini yang disebut dengan cemburu? Ya cemburu karena tidak ada yang memeluk mereka saat ini.

''Sstt, Mba, ini buah buat Gina. Taruh di kulkas ya?'' pinta Amel memberikan sekresek putih berisi dua macam buah segar yang dibelinya sebelum sampai di sini.

''Oh iya.'' Mba Titin mengangguk menerima kresek berisi buah itu dan pergi untuk menghindari pemandangan indah yang membuatnya iri itu.

Amel meneguk air liurnya. ''Ekhem. Ren, udah kali pelukannya. Gua juga pengin pelukan sama Gina.'' Protes Amel mulai jengkel.

Tidak ada pergerakan apapun dari Reno. ''Sebentar Mel, gua masih pengin peluk Gina.'' Balasnya.

Amel menghela panjang. Benar-benar anak itu.

Gina terlihat tersenyum karena melihat Amel yang bete gara-gara Reno. Ia melepas pelukannya dari Reno. ''Ren,'' lirihnya memanggil. ''Makasih ya, atas pelukannya. Sebenarnya gua tuh nggak apa-apa Cuma kecapean aja. Jadi kalian berdua jangan terlalu khawatir ya, sama gua?'' mohon Gina. 

''Iiih, Gina. Meskipun Cuma kecapean tapi lihat, muka lo pucat pake banget. Gua nggak tega lihat muka lo yang pucat gini.'' Lalu Amel menarik tangan Gina menyeretnya untuk duduk di kasur. Kedua tangan Amel memegang tangan Gina sambil menatap kasih sayang. ''Lo tau nggak sih Gin, di kelas terasa amat sepi kalau lo nggak ada. Karena Cuma lo di kelas teman gua yang paling dekat. Lo adalah my close friend and my best firend. Gua yang akan menggantikan posisi Reno di hidup lo.'' Curhatnya setelah penderitaan tadi di sekolah.

''Apaan sih, Mel? Gina ogah kali punya close friend dan best friend barbar terus berisik kayak lo.'' protes Reno tidak terima.

''Ssst-Lo bisa diam dulu nggak sih? Ngalah dulu kek sama gua. Lo tuh, ya, jadi cowok tapi cerewet kayak cewek.'' Protes Amel.

''Gua nggak cerewet kali Mel.'' Reno protes juga. Dia tidak terima karena Reno sendiri tidak merasa kalau dia cerewet.

''Sstt-Kalau lo nggak cerewet lo nggak mungkin protes setiap kali gua bilang kalau gua akan menggantikan posisi lo di hidup Gina.''

''Perasaan gua nggak pernah protes.'' Reno heran.

''Sstt-lo mending diam deh!''

Di saat seperti ini pun mereka berdua masih sempatnya tidak akur bahkan di saat kondisi Gina yang belum stabil. Tapi itu berhasil membuat Gina tertawa.

Oke. Reno ngalah. Dari pada Amel terus ngoceh seperti tong kosong yang entah bunyinya nyaring atau tidak.

Satu jam lamanya mereka ada di rumah Gina. Karena waktu terus berputar Reno dan Amel pun ijin pulang. Pokok nya mereka berharap Gina bisa sehat kembali. Mereka tidak mau melihat Gina yang berwajah pucat dan kasihan.

''Reno. Anterin gua pulang dong.'' Pinta Amel melihat Reno yang sedang memasang helm sambil naik di motornya.

''Lo aja nyebelin ogah deh, gua mau anter lo pulang.'' Balas Reno tidak peduli.

''Iiih, Reno jahat banget sih? Gua laporin ke Gina nih!'' yah, tukang ngadu.

''I-don't-care.'' Lalu menaikan standar motornya. ''Lo masih punya duit, kan?'' tanya Reno sebelum benar-benar enyah dari sini.

''Punya.''

''Berapa?''

''10 ribu kayaknya ada deh.''

Jari Reno di bunyikan. ''Nah, cukup tuh naik gojek dari sini sampai rumah lo.'' Kata Reno.

Amel merengek. ''Pelit banget sih, Reno! Gua teman lo atau bukan sih?'' kesal Amel.

''Bukan. Lo itu parasit yang merugikan lainnya. Bye!'' Jujur Reno lalu menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya meninggalkan Amel begitu saja.

Cowok rese dan menyebalkan.

''Reno! Awas lo ya!''

.

.

.

- Can I? -

#next8

Hai guys!

Gimana nih, sama Can I? chapter 7?

Ini adalah second story author, so kalian JANGAN LUPA untuk VOTE, KOMEN dan DUKUNG ya?

Kalau ADA TYPO langsung KOMEN aja ya?

Thank you, see you!!!

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang