Can I? 33. A Moment

75 28 14
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Senin tiba. Reno sudah siap dengan seragam sekolahnya. Agak kesulitan sih untuk menata rambutnya karena tangan kirinya masih sakit. Butuh perjuangan dan kesabaran. Yang penting tetap kelihatan ganteng. Ya kan?

''Pak, Reno berangkat ya?'' anak baik, Reno pun mencium punggung tangan Irwan.

''Hati-hati di jalan. Jangan lengah simpan uangnya, sekarang kamu harus naik angkutan umum gara-gara motor kamu yang entah di mana.'' cerewet Irwan. 

Reno terkekeh. ''Iya pak bos, Reno nggak akan lengah.''

***

Reno masuk ke dalam taksi duduk di jok belakang. ''Pak ke rumah sakit Insan Medika ya?'' pinta Reno.

''Baik mas.'' Segera supir taksi menjalankan mobil nya sesuai perintah Reno.

Tidak sampai lima belas menit Reno sampai di rumah sakit Insan Medika. Setelah membayar Reno langsung turun dan dengan langkah semangat dan wajah cerianya Reno mencari ruangan Gina.

Tok! Tok!

Gina yang sedang asik menikmati buah-buahan menoleh kearah pintu mendapati Reno yang mengejutkan dirinya. ''Reno?'' Gina tidak tau kalau laki-laki itu akan datang pagi ini. Senang tapi kaget juga.

''Hai Gin.'' Senyuman Reno setidaknya bisa menyembuhkan kerinduan Gina.

Terharu. Sungguh terharu atas kedatangan Reno meskipun.. ''Ren, tangan lo?'' benar ternyata, tangan kiri Reno ditekuk diselimuti oleh gips yang menyembuhkan tulang nya kembali.

''Nggak apa-apa Gin, udah nggak sakit kok.'' Sahut Reno tidak ingin melihat Gina khawatir dengan kondisi tangan kirinya. Ini tidak sesakit ketika melihat orang yang kita cintai mencintai orang lain. Dan bahkan banyak orang setuju dengan pernyataan tersebut.

Seharusnya Gina tidak perlu sekhawatir itu. Asal ia masih bisa melihat senyum yang terukir di wajah Reno pun sudah bahagia.

Reno terlihat ceria banget hari ini. Tapi yang jadi pertanyaan, ''Lo ngapain ke sini Ren? Kenapa nggak ke sekolah? Sebentar lagi jam 7 loh.'' mana hari senin, waktunya upacara. Kalau terlambat bisa jadi pajangan di tengah lapangan.

Senyum Reno dilebarkan. ''Gua ke sini mau mengabulkan tiga permintaan lo.'' Jawab Reno sudah yakin dengan keputusannya. Tidak ada yang namanya plin-plan ataupun penyesalan.

''Tapi ini-''

''Gin, gua mau mengabulkan tiga permintaan lo hari ini sekaligus. Ya?'' hari ini Reno bahkan tidak tau ada apa dengan jalan pikirannya. Ia terus di dorong untuk melakukan tiga permintaan Gina hari ini juga.

Kepala Gina digelengkan tidak setuju. Reno bukan anak yang suka bolos demi hal yang seperti itu. Itu bukan Reno. ''Engga Ren. Lo nggak boleh bolos. Lo harus masuk hari ini.'' kata Gina membujuk.

Reno menolak. ''Engga Gin. Gua mau hari ini, kita melakukan tiga permintaan lo. Gina, gua nggak mau ada penyesalan karena kita nggak punya waktu untuk bersama. Gua udah pikir matang-matang untuk hari ini.'' Ia tetep kekeh dengan pikirannya dan keinginannya.

''Percaya sama gua Gin, hari ini lo akan happy. Gua akan bikin lo happy hari ini bahkan sampai bikin lo lupa sama masalah lo. Gua kangen lihat senyuman lo. Gua kangen bisa jalan sama lo berdua Gin.''

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang