Budayakan membaca sampai selesai.
.
By. Kanti
-----Happy Reading-----
.
''Gina!'' teriakan yang Gina rindukan. Amel. Gadis imut itu lari langsung memeluk Gina tanpa hati-hati. Untung saja tidak membuat Gina jatuh. ''Gua kangen banget sama lo Gina! Kemarin kenapa nggak masuk?'' dua pertanyaan sekaligus langsung keluar dari mulutnya.
''Aduh Mel, dada gua sesak.'' Ucap Gina. Langsung pelukan dilepas oleh Amel. Gadis itu tertawa kecil didepannya.
''Hehe..sorry Gin, habisnya gua kangen sama lo.'' Lalu tersenyum imut.
Gina membalas senyuman Amel. ''Thank you udah kangen sama gua. Sorry karena gua nggak masuk lagi. Gua masih nggak enak badan kemarin.'' Jawab Gina harus rela berbohong.
''Tapi sekarang lo baik-baik aja kan?'' Gina mengangguk, ''Iya, gua udah baikan kok.'' Jawabnya.
''Ekhem.''
Kompak Gina dan Amel menoleh ke orang itu. Mereka langsung menyapanya. Pak Johan, guru baru di sekolah ini.
''Kalian lagi ngobrolin apa ini kok kayaknya seru banget?'' Pak Johan penasaran. Dari jauh ia memperhatikan mereka berdua.
Amel menjawab, ''Biasa pa, bestie lagi kangen-kangenan hehe..''
Lain dengan Gina. Ia menatap Pak Johan seperti ada sesuatu yang Gina ketahui dari pria yang umurnya tidak beda jauh. Kehadiran Pak Johan mengingatkan dirinya kepada sosok wanita di rumah sakit kemarin.
Pak Johan tertawa kecil, ''Ya sudah kalau begitu bapak permisi ya, kalian jangan berantem.''
''Wah tentu tidak pak!'' sahut Amel.
Kepergian Pak Johan tidak mengalihkan pandangan Gina. Ia terus menatapnya melihat Pak Johan yang mengambil ponsel nya dari saku celana membalas sebuah pesan dari seseorang.
***
Mendapat sapaan dari Jourdy dan Fino menumbuhkan senyuman di bibir Gina. Dua laki-laki receh itu selalu punya cara untuk menghibur temannya. Beberapa detik tawa itu terdengar tiba-tiba berubah jadi hening.
Kedatangan Reno lah yang menghentikan tawa itu. Kedua bola mata Reno tepat menyorot Gina tanpa senyuman di bibirnya.
''Kita ngomong bentar yuk?'' kata Gina sebelum Reno genap duduk di bangkunya.
Nurut. Reno pun membuntuti Gina keluar dari kelas setelah menaruh tas nya di atas meja. Mereka terus melangkah sampai berhenti di lorong kelas yang tidak jauh dari kelas mereka.
Diam sebentar. Gina menatap ke bawah menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan. Kemudian memberi Reno tatapannya. ''Soal kemarin lo marah sama gua?'' tanya Gina memastikan. Dia khawatir kalau Reno sangat marah padanya.
''Menurut lo?''
''Maaf ya, kemarin gua benar-benar lagi nggak mood. Benar-benar kacau sampai bikin gua nggak bisa berpikir dengan baik.'' jelas Gina. Pokok nya hari kemarin benar-benar hari paling menyebalkan selama Gina hidup.
''Kenapa harus bolos?'' sahut Reno cepat.
''Hah?''
''Awalnya gua pikir lo masih sakit. Tapi kata Mba Titin waktu gua chat dia, lo masuk sekolah. Gua benar-benar nggak ngerti di mana Gina yang gua kenal. Gua nggak tau kenapa lo bisa jadi orang lain kemarin. Gua pikir setelah kejadian kemarin hidup gua akan berubah. Dan memang benar, hidup gua berubah. Gua jadi lebih sensitif Gin, gua nggak bisa lihat lo kayak kemarin. Gin, kalau emang lo punya masalah tolong cerita sama gua. Gua siap dengarnya. Jangan lo tutup sampai lo berani melakukan hal yang nggak pernah lo lakukan sebelumnya.'' Ucap Reno panjang diselipi curhatan dari hati kecilnya. Tidak terpikirkan bagaimana nantinya jika hidup Reno yang tiba-tiba berubah drastis. Bahkan Reno pun tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? ( End )
Teen FictionLagi Di Revisi !!! CAN I ? - Universe High School Part.2- . Yang namanya hidup di bumi pasti ada aja masalahnya. Ini bukan hanya soal cinta remaja aja yang terkadang membosankan. Ini adalah cerita tentang kehidupan yang rumit yang bukan hanya terja...