[7. ꜱᴜɴᴅᴀʏ] 🍭

59.2K 4.3K 28
                                    

"Setiap manusia mempunyai masalah,  tergantung manusia itu bagaimana menanggapinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap manusia mempunyai masalah,  tergantung manusia itu bagaimana menanggapinya."
-Zee

IG :zee.wattpad
Tik tok: wattpad_aqze


Happy reading

-o0o-

Gadis itu berlari, mengejar sang abang yang terus menjahilinya, "ABANG! Itu milik Quen jangan diambil," teriaknya jengkel.

Pagi ini Chester sudah mengganggu adiknya dengan berbagai tingkah.

Awalnya hanya sekedar mendobrak pintu hijau pastel milik Quensha, kemudian menggendong nya kedalam kamar mandi dan menyiram dengan air dingin.

Makhluk bagian bumi mana yang akan bersabar dengan tingkah abang seperti ini?

Tidak hanya sampai disana Chester juga menyembunyikan satu kaos kaki milik adiknya yang ingin  dipakai untuk maraton pagi ini, dan terakhir merebut roti coklat Quensha dan lari.  Alhasil terjadilah kejar-kejaran.

"Daddy!" lirih Quen mengadu pada daddy karena sedari tadi tidak juga dapat membalas Chester.

"Chester kamu mau daddy hukum?" ucap Albert mendelik tajam menatap putranya.

"Yakali." ujar Chaster tertawa lepas karena puas menjahili. "Masak udah gede masih ngadu."

"Dad!" rengek Quen dengan mata berkaca-kaca.

"Chester, di sebelah kamu ada Kenneth!!" ucap daddy Albert memperingati agar berhenti tertawa.

"Cup-cup sini, udah nggak usah ditanggepin catering satu itu," lanjut daddy Albert mengecup kening Quen lembut dan mengajak untuk duduk di kursi sebelah nya.

Mommy Elina datang dari arah dapur, dengan tidak berperasaan menarik telinga putra keduanya itu. "Chester, kamu itu yah bikin emosi pagi-pagi!"

"Aduh-duh mom sakit," rengek Chester menggosok telinga nya yang memerah.

Tidak sampai disitu Kenneth juga ikut menendang kaki Chester membuat si empu menutup rapat-rapat mulutnya.

Quensha masih tampak kesal dengan abangnya itu, membuat dia hanya diam saat sarapan pagi ini, mood nya benar-benar turun.

Kesabarannya sudah sampai di perbatasan.

Elina mengusap lembut kepala sang anak. "Udah, makan yang benar, tadi katanya mau maraton bareng daddy."

Gadis itu hanya mengangguk kemudian melanjutkan sarapan nya.

Setelah sarapan, ia masih duduk  tenang sembari menunggu daddynya selesai.

"Ayo," ucap daddy Albert setelah membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Aku keluar dulu," sambung daddy Albert sembari mengecup lembut kening mommy Elina.

Pemandangan romantis tersebut membuat putri bungsu nya tersenyum tipis, pemandangan yang tidak semua anak dapatkan.

"Mommy, aku izin pamit dahulu," pamit Quen kemudian mencium kedua pipi mommy Elina.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang