[52. Epilog ] 😋💗

38K 2.6K 180
                                    

"Perpisahan puncaknya pertemuan. Respon selanjutnya tentang mengikhlaskan."
-Zee


IG: zee_antagonist

"-Zee••IG: zee_antagonist•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-o0o-

Awan mendung menyelimuti pemakan tersebut.

Pagi ini hujan turun dengan rintik-rintik nya, setelah semuanya selesai masing-masing mereka pergi melangkah meninggalkan pemakaman.

Tidak ada manusia yang baik-baik saja ketika ditinggalkan oleh orang tersayangnya. Begitu pula dengan keluarga besar Martinez dan Jackson, mereka masih berada pada posisi terakhir.

Bahkan Dania yang baru mengenal beberapa minggu setelah pertengkaran hebatnya, kini menangis histeris dalam pelukan pacarnya.

Rivalzi, yang terdiam kosong sembari ikut menguatkan satu sama lain.

Waktu berjalan terlalu cepat, baru kemarin terasa dia menghabiskan waktu bermain bersama Moza dengan sang adik.

Baru kemarin rasanya, mereka memperebutkan perhatian Dania.

Benar, sekarang hanya tinggal kenangan yang tidak dapat di ulang.

Tidak ada lagi yang akan merecoki nya saat bermain game, tidak ada lagi yang merengek manja meminta cemilan coklat.

Bahkan sang mommy sedari tadi tidak berhenti histeris dengan kepergian sang anak. Beberapa kali terjatuh pingsan karena masih tidak sanggup menerima fakta yang ada.

Sejahat-jahatnya seorang ibu, dia akan tetap rapuh ketika di tinggal oleh anaknya untuk kehidupan yang lebih abadi.

"Semalam, daddy masih berharap ini semua mimpi nak," bisik Albert pelan pada makam sang putri.

"Daddy masih berharap, kamu akan bangun dan merengek meminta minuman matcha seperti biasa."

"Tubuh mungil kamu nggak bisa daddy peluk, dibawah sana dinginkan nak? Kenapa kamu betah?"

"Nggak ada yang baik-baik aja, semua terguncang karena kepergian kamu sayang," Albert kembali menangis lirih.

"Kamu nggak kangen sama pacar kamu? Kamu ninggalin Rioz dalam kesendirian nya sayang," Albert bercerita lirih.

"Sekarang siapa yang meluk daddy saat sedih? Yang nguatin daddy? Kedua putri daddy pergi ninggalin," bisik nya rendah.

"Daddy berpikir bahwa daddy masih punya kesempatan buat Nebus kesalahan karena nggak bisa jagain Ensha,"

"Nebus kesalahan karena nggak bisa merawat Zee dari lahir, nyatanya kamu memilih pergi."

"Memilih untuk membuat daddy semakin merasa bersalah."

"Kedua putri daddy hebat, terimakasih untuk 17 tahun udah nemenin. Disana udah nggak sakit lagi kan sayang?"

"Kalian bahagia kan?"

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang