[3. ɢʀᴏᴛᴇ ꜰᴀᴍɪʟɪᴇ ] 💐💗

84.8K 5.5K 31
                                    

"Akui kesalahanmu, namun jangan terlalu larut menyalahkan diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akui kesalahanmu, namun jangan terlalu larut menyalahkan diri sendiri."-Kenneth
-
-

Hallo bestieh-bestieh kesayangan aku 😻🫶🏻

Gimana kabarnya???

Terimakasih telah berkunjung 🫶🏻

HAPPY READING 💗

 ⁠~⁠♪∘⁠˚⁠˳⁠°.⁠。⁠*⁠♡✧⁠*°

-o0o-

"Kak Ken," panggil Quen semangat.

"Kenapa, hm?" tanya Kenneth lembut sembari mendekati ranjang adiknya.

"Kalau aku ada salah, please i'm so sorry," ucap Quen menatap sendu pada kak Kenneth.

Kenneth mencium lembut kening sang adik, "Kakak sudah memaafkanmu, remaja memang rentan tersesat di dalam kebingungannya sendiri jadi itu hal wajar! Cukup akui kesalahanmu dan berdamai lah dengan keadaan." Kemudian menarik pelan tubuh Quen ke dalam pelukan nya.

Hangat, jadi begini rasanya mempunyai seorang kakak laki-laki.

Di ruangan ini hanya ada Quen dan Kenneth, sahabat nya sudah balik pulang sedangkan Chester ada keperluan mendadak di luar.

Mommy dan daddy sudah kembali tadi, setelah itu mereka pulang ke mansion untuk mengambil baju. Karena mereka berencana menemaniku di rumah sakit.

Sebegitu posesifnya mereka terhadap Quensha, Zee menjadi iri karna itu.

Dulu ketika sedang sakit, tidak ada seorangpun yang menemani dirinya. Jangankan untuk mengantarkan ke rumah sakit, mengetahui dirinya jatuh sakit saja tidak.

Zee hanya dapat meringkuk dengan tubuh menggigil kedinginan yang diselimuti oleh kain tipis di atas karpet, yang terkadang membuat tubuh terasa pegal. Ketika mengingat masa-masa kelam saat itu, rasanya dia ingin menangis karena proses perjuangan hidup yang pahit.

"Hey, don't cry baby," ucap Kenneth panik kala merasakan bajunya tiba-tiba terasa basah.

Kenneth mengurai pelukan mereka, dengan teletan mengusap pipi sang adik yang sudah basah dibanjiri oleh air mata. Quen merasa bahagia mendapatkan perilaku seperti itu.

Ternyata, begitu rasanya disayangi oleh keluarga.

"Jangan menangis, kakak tidak suka." ucap Kenneth kemudian mendekap kembali tubuh ringkih sang adik.

"Sekarang istirahat, sedari tadi kau belum istirahat bukan? Jadi tidurlah." sambung Kenneth sembari membenarkan posisi tidurnya.

Entahlah, tak tahu mengapa. Kenneth seolah memberikan akses untuk Quen agar mudah memahami bahasa Indonesia yang dilontarkan untuknya.

Perlahan, Quen menutup mata guna mengistirahatkan tubuhnya dengan ditemani sang kakak yang duduk di samping ranjang rumah sakit itu.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang