Views 1rb, vote 600, comment 400 baru tak up 🔥
________________"Quen, udah jam sepuluh loh. Kamu juga belum makan dari tadi," celetuk Kenneth menatap sendu adiknya.
Sedari tadi Quen tidak berhenti berkutat pada buku-buku pelajaran, belajar sampai larut tanpa berhenti sejenak untuk istirahat.
Bahkan tidak meluangkan waktunya untuk makan.
"Udah kenyang, kakak keluar aja besok aku ada ulangan."
Bohong.
Nyatanya, besok sama sekali tidak ada kegiatan PBM. Sebagian guru di minta untuk hadir dalam upacara peringatan hari Pancasila.
Artinya besok libur.
Dari arah pintu, Albert berjalan perlahan menghampiri kedua anaknya,
"Makan dulu, daddy bawain menu kesukaan kamu."Quen menghela napas perlahan, kemudian mengambil makanan yang sudah dibawakan ayahnya.
Tidak sopan jika harus menolak. Menghargai makanan adalah salah satu bentuk bersyukur.
Biasanya Quen sangat antusias jika menu makanan nya adalah sup kentang.
Namun, terlihat Quen hanya diam pada aktivitas nya.
Mereka memaklumi, itu saja bersyukur karena Quen mau makan.
"LAH DAD, TIKUS KENAPA DIKAWININ," timpal Chester yang tiba-tiba meloncat dari atas kasur Quen.
Memang sedari tadi Chester diam di kasur, tidak melakukan apapun. Namun tiba-tiba Yozen mengabari bahwa Tikus sedang proses perkawinan.
Chester shock, karena status nya jomblo.
"Berisik," kesal Rivalzi yang sedang rebahan di sofa kamar Quen.
Chester menangis tersedu-sedu sembari duduk didekat Quen yang duduk dikursi belajar, bersandar pada kaki Quen sembari memeluk erat.
Meratapi nasib.
"Ches!" Tegur Albert karena ini bukan waktu yang tepat bersandiwara.
"Quen tengok Daddy, masak Abang dibikin jomblo!" Adu Chester mendongak melihat
"Nggak papa," hibur Quen sembari mengusap rambut abang pelan.
Mereka sedikit terkejut, selebihnya terkejut sekali.
Sebenarnya siapa yang lagi punya masalah disini? Kenapa malah Quen yang menghibur Chester.
Albert menghela napas lelah, frustasi dengan tingkah random anak-anak nya.
"Masak Tikus dikawinin, terus siapa yang nemenin abang jomblo!!" Adu Chester sembari menggoyangkan kaki Quen karena kesal.
"Abang lucu, jangan nangis lagi kan nanti abang bisa cari pasangan!" Quen terkekeh gemas melihat tingkah random sang abang.
Akhirnya mereka menunggu drama dua orang itu selesai, Chester dan Quen malah deeptalk mengenai kriteria pasangan idaman.
Rivalzi sudah berdecak malas menatap nya, kenapa adiknya ikut-ikutan seperti Abang Chester gilanya itu.
"Nggak! Pasangan Chester jangan kayak dia daddy tambah puyeng nanti," sanggah Albert menatap tidak setuju setelah menyimak obrolan mereka berdua.
"Loh, jodoh cerminan diri daddy!" Timpal Quen menatap bingung.
"Nggak boleh, harus lebih dewasa dan tingkah nya normal. Penting mampu bertahan sama kelakuan nya Chester," lugas Albert tidak mau kalah.
Jadi sekarang siapa yang ingin menikah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zee Antagonist [END]
Fantasy⚠️WARNING! TYPO BERTEBARAN.⚠️ Proses revisi sedang berjalan.‼️ Perjalanan Zee di tubuh Ensha. Manipulator selalu akan merangkap menjadi korban yang tidak mengetahui apapun. Mengelabuhi seperti pada koruptor yang haus dan naif. Cerita ini menggambark...