Karena komen kemarin udah capai target, jadi Mamatcha update 🥺🫶
Views 1rb, vote 300, comment 400 baru tak up😼💅
Ig: zee_antagonist
Happy reading bestieh 😚
________________"Yaiyalah, munafik banget jadi orang!"
"Sempat-sempatnya ngedorong Alena, untung karma nya cuman kecelakaan doang nggak mati."
"Ternyata otak pinter juga nggak ngejamin sikapnya baek."
Sedari pagi tadi, mereka tidak berhenti membicarakan Quen.
Quen hanya acuh tidak menanggapi.
Orang lain tidak akan mengetahui perihal tersebut jika tidak ada yang menyebarkan.
Keluarga nya tidak akan mungkin menyebarkan hal itu, hanya akan memperkeruh suasana.
Topik yang mereka bahas juga tidak jauh dari Alena, padahal jika orang lain ingin menjatuhkan nya tidak perlu ikut menyeret Alena.
Koridor juga tampak ramai karena memasuki jam istirahat kedua, namun topik pembahasan dirinya masih saja panas.
Quen tetap berjalan pada porosnya.
"Haduhhhh jaman sekarang emang nggak ada cewe yang benar-benar polos yah!" Celetuk Nera sembari berjalan beriringan dengan Quen.
"Covernya bagus, isinya jelek cerminan dari buku sampah," timpal Jena secara sarkas.
Quen hanya diam, tidak menanggapi.
"Menurut Lo buku sampah banyak peminat kaga?" Tanya Nera menatap Quen mencemooh.
"Covernya yang bagus membuat banyak peminat. Tergantung penulis nya nanti, akan merevisi buku tersebut atau tetap menjadi sampah!" Quen tersenyum tipis kemudian berjalan lebih dulu.
Menyisakan Nera dan Jeno yang menatap dongkol, seharusnya tidak ada yang mematahkan argumen nya sebagai anak dari donatur di sekolah itu.
"Quen, telinga gue panas!" Sorak Lyara ketika Quen baru memasuki kelas nya.
"Diem nyet, telinga gue jadi budeg denger Lo!" Timpal Jayden kesal.
Hawa-hawa sekitar memang membuat emosi naik turun.
Walaupun teman kelasnya tidak ada yang bergosip, namun tatapan sinis dari setiap murid lokal lain membuat mereka panas.
"Quen," panggilan berat tersebut membuat Quen membalikkan tubuhnya.
Dengan reflek Quen tersenyum lebar, menatap rakus kekasihnya yang beberapa waktu terakhir ini tidak terlihat.
"Ishhh kangen, kenapa baru muncul?" Dengus kesalnya ketika tepat dihadapan Rioz.
Rioz hanya tersenyum tipis, sembari mengusap pipi tembem milik Quen-nya. Rasanya ingin mengecup setiap sudut wajah itu, namun ini masih dilingkungan sekolah.
"Aku laper!" Timpal Quen dengan wajah cemberut.
"Ayo kantin," balas Rioz sembari memegang tangan mungil Quen.
"Gue denger-denger sih, katanya udah pernah dipake Rioz."
"Gila, Lo denger dari mana njirr?"
"Pantesan Rioz nempel terus sama dia."
"Gue kasihan sama keluarga Martinez, nggak layak banget punya putri begitu."
"Lebih kasihan Lo sih, soalnya bukan bagian Martinez!" Timpal Zanaro menatap kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zee Antagonist [END]
خيال (فانتازيا)⚠️WARNING! TYPO BERTEBARAN.⚠️ Proses revisi sedang berjalan.‼️ Perjalanan Zee di tubuh Ensha. Manipulator selalu akan merangkap menjadi korban yang tidak mengetahui apapun. Mengelabuhi seperti pada koruptor yang haus dan naif. Cerita ini menggambark...