[43. What?] ⁉️

32.8K 2.6K 77
                                    

Views 2rb, vote 400, comment 600 baru tak up😼🤌

Ig: Zee_antagonist
______________

"AAAAA," teriak nyaring Alena memekakkan telinga.

Dari seberang sana Quen memejamkan mata nya, berisik sekali.

Kembali melanjutkan pemantauan nya terhadap aktivitas Alena yang baru saja pulang dari sekolah nya.

Tadi pagi Quen mengirimkan sebuah kotak yang berisi kenangan Alena dengan Laskar ketika menginjak sekolah dasar.

Ternyata mereka berdua sudah saling mengenal sejak lama.

Kenangan tersebut berisi foto-foto mereka berdua yang tidak sengaja ditemukan dalam jejak digital.

Terlihat dari cctv Alena mulai gemetar, reaksi tubuhnya sangat berlebihan untuk sebuah foto yang tidak berarti.

Quen tersenyum.

Selama ini Laskar tidak pernah menunjukkan dendam nya secara terang-terangan kepada Alena, mungkin karena menghargai sahabat nya.

Setelah mencari tahu latar belakang dari riwayat pendidikan Alena, ternyata Alena pernah satu sekolah dengan Laskar. Awalnya mereka berteman layak nya para bocah SD karena faktor satu kelas, namun memasuki semester 2 perlahan Laskar menunjukkan perilaku yang tidak baik.

Awalnya hanya tatapan sinis, lama-kelamaan mulai bertindak kasar. Membully Alena dengan teman-teman nya yang lain sehingga setiap pulang sekolah Alena selalu kena marah karena bajunya kotor.

Alena trauma,

Kenangan menyakitkan itu terlalu merusak psikis nya. Mental yang dijaga sedari kecil terguncang karena pembullyan tersebut.

Sangat sulit untuk menyembuhkan mental, ketika mulai membaik mereka kembali dipertemukan.

Linglung.

Itu yang kini dirasakannya, beberapa hari terakhir teror terus berdatangan. Selalu mengarah pada masa kecil nya yang suram.

"Nikmati Alena. Kau akan tahu bahwa dunia tidak hanya berputar untukmu," desis Quen pelan menatap tajam layar laptop tersebut.

Tidak tahu pasti, kenapa Laskar sangat membenci Alena ketika SD. Namun menurut riwayat pencarian nya, mereka pernah hampir di jodohkan namun gagal karena pihak Alena menolak.

Quen terkekeh pelan, lucu sekali anak orang kaya ini. Perjodohan? Bahkan Quen masih linglung umur segitu, tidak tahu harus kemana.

Ntah kenapa Quen menjadi kesal sendiri membayangkan nasib nya, kenapa harus dia yang terlantar?

Menghela napas sejenak, menenangkan emosi nya.

"Quen, bapakmu datang nih jemput tuan putri nya!!" teriak Gregory sembari membuka kasar pintu kamar tersebut.

"Kek, jangan teriak terus itu sangat berisik!" tegur Quen kesal.

"Maap, kebiasaan hehe!" timpal Gregory menatap cucunya polos.

Quen tersenyum tipis, pantas saja neneknya Talia sering marah-marah. Ternyata suaminya selalu bikin naik darah.

Dia memutuskan sambungan cctv tersebut, merapikan sedikit agar terlihat tidak terlalu berantakan kamarnya.

"Udah biarin aja nanti pembantu yang beresin," celetuk Gregory greget.

Padahal rata-rata cucunya tuh pemalas, karena memang kedua anaknya Albert dan Lydia pemalas.

Alhasil generasi mudanya nya juga mageran.

Bisa-bisanya Quen berbeda, anak siapa dia ini.

"Hal kecil itu bisa membentuk kepribadian kita kakek, ayo!" balas Quen sembari merangkul lengan sang kakek.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang