[32. Nestapa ] 🥺

37.5K 3K 481
                                    

Karena banyak minta next, aku kasih deh walaupun nggak kecapai target🥹🫶

Nggak papa buat bestiehh Zee 😻🫶
Kali ini pastiin buat capai target 🤗🐣
_____________

"Nyusun nya jangan kek gituh, masak kamu nggak tau cara masangnya sih?" Celetuk Elina menatap gemas putrinya.

Sedangkan Quen menatap sang ibu polos. Dia memang tidak paham, karena ini pertama kalinya dibelikan mainan lego.

Sedangkan Chester asik sendiri dengan Lego nya.

Albert membelikan Lego tersebut untuk anak-anak nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Albert membelikan Lego tersebut untuk anak-anak nya. Mereka mengambil pembagian masing-masing. Kenneth dengan si biru dongker, Chester biru muda, Rivalzi hitam dan Quen merah muda.

Dengan gemas Elina membuka kertas yang berisi petunjuk mainan tersebut,
"Kan di kertasnya udah dikasih instruksi, ikutin itu aja sayang."

Quen hanya mengangguk kemudian mengerjakan petunjuk tersebut dengan tenang.

Dalam situasi hening tersebut, tiba-tiba sebuah nada dering telepon memecahkan keheningan.

"Mommy, Alena menelepon!" Celetuk Quen melirik sekilas handphone sang ibu.

Elina menatap tak enak hati terhadap Quen, kemudian bangkit perlahan menyingkir dari kumpulan keluarga.

"Halo, ada apa nelpon mommy Lena?"  Tanya Elina mendengarkan suara dari seberang sana.

"Mommy, Tante Rienta masuk rumah sakit. Mommy bisa kesini liat kondisi Tante?" Tanya Alena serak menandakan bahwa dia habis menangis.

"Kok bisa masuk? Keadaan nya baik-baik aja kan?" Elina panik menanyakan informasi tersebut.

"Sekarang udah ditanganin, kata dokter mental tante sedikit terguncang makanya jadi tipes."

"Nanti mommy kesanah, kamu jangan nangis lagi! Mommy tutup dulu ya," timpal Elina menasehati kemudian menutup telepon nya.

Elina kemudian tergesa-gesa menuju lantai atas untuk mengganti pakaian, melihat hal tersebut Quen berseru menanyakan.

"Mommy ingin kemana? Katanya mau bermain sama aku?" Celetuk Quen menatap bingung.

Chester serta saudara nya yang lain ikut melirik karena celetukan Quen.

"Ibunya Dania sakit, mommy mau ngejenguk nya. Nanti kita main lagi yah," balas Elina kemudian berlalu pergi.

Quen memandang sendu.

Padahal sebelum pulang, Quen sangat antusias dengan ajakan sang mommy untuk merakit Lego tersebut bersama-sama.

Karena ini momen pertama kali untuk Quen bermain bersama seorang ibu.

Hal yang tidak pernah dirasakan sedari kecil, kesendirian berkali-kali membuat Quen menjadi pribadi haus akan kasih sayang.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang