"Butuh bantuan?" tawar Rioz dengan nada serak.
"Untuk saat ini, aku masih mampu untuk menanganinya sendiri."
"Eum Rioz, besok aku akan berangkat ke sekolah dengan kak Kenneth," ucap Quen memberitahu lewat video call.
Mereka sedang melakukan Video call di laptop, karena Quen memberitahu sedang merindukan Rioz di saat ia sedang berada di arena balapan.
Rioz yang memang sudah terpikat dengan segala hal mengenai Quen, jadi mengabulkan permintaan menggemaskan dari kekasihnya.
"Kamu tahu? Aku membuat artikel ketika ekstrakurikuler jurnalistik dan mendapatkan kritik baik dari guru pembimbing," Quen mulai bercerita mengenai kegiatan nya hari ini.
"Really? Extraordinary. You always make me proud," ucap Rioz dengan nada rendah sembari tersenyum tipis.
"Namun pagi tadi, sebelum istirahat. Kelas ku mengadakan ulangan fisika,"
ujar Quen menatap Rioz frustasi.Percayalah, hanya pelajaran fisika yang mampu membuat Quen uring-uringan.
"Don't worry baby, You've tried your best." hibur Rioz ketika melihat wajah murung sang kekasih.
Walaupun cara menghibur terkesan datar, tapi Quen tahu bahwa Rioz tulus menyampaikan nya.
"Ingin coklat?" ucap Rioz mulai membujuk Quen agar mood sang kekasih membaik.
"Tidak ingin, aku hanya menginginkan melepas rindu ini."
Tenang saja, Rioz kembali ke apartemen nya ketika membaca pesan dari kekasihnya untuk video call lewat laptop.
Meninggalkan pertandingan yang belum sempat ditonton.
"Quen,your bedtime."
Mendengar hal itu, sontak Quen menatap jam dinding berwarna putih tulang nya.
"Baiklah, Rioz selamat malam. Sebenarnya aku masih merindukan dirimu, namun jam sudah memasuki waktu tidurku."
"No problem baby, good night dear."
Setelah mengakhiri panggilan video, Quen mematikan laptop nya dan mengembalikan ke tempat awal.
Memasuki kamar mandi, mulai melakukan rutinitas sebelum tidur.
Ketika keluar kamar mandi, Quen melihat sang daddy sedang duduk di pinggiran kasurnya.
"Quen, daddy wants to talk."
Quen berjalan menuju pintu balkon, mengunci serta menutup tirai balkon nya.
Membereskan meja belajar nya terlebih dahulu, yang terlihat berantakan.
Daddy Albert masih diam memperhatikan semua gerak gerik putri nya.
"Baiklah, daddy ingin berbicara mengenai apa?" ucap Quen setelah memposisikan diri duduk di tengah tempat tidur.
Bukan tidak sopan karena posisi daddy yang duduk di pinggiran kasur, namun Quen berusaha untuk menempatkan posisi nyaman.
Agar lawan bicara merasa dapat mempercayai dirinya.
"Daddy mengetahui perjuangan kamu selama Minggu terakhir ini, kamu berjuang keras untuk mendapatkan prestasi tersebut."
"Kamu tumbuh menjadi putri daddy yang berpikir kritis serta bersikap dewasa dalam semua hal yang kamu hadapi."
"Dan daddy tidak pernah kecewa dengan segala keputusan yang kamu ambil, kamu putri daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zee Antagonist [END]
Fantasy⚠️WARNING! TYPO BERTEBARAN.⚠️ Proses revisi sedang berjalan.‼️ Perjalanan Zee di tubuh Ensha. Manipulator selalu akan merangkap menjadi korban yang tidak mengetahui apapun. Mengelabuhi seperti pada koruptor yang haus dan naif. Cerita ini menggambark...