[6. ᴅɪɴɴᴇʀ ] 🍬

62.8K 4.2K 31
                                    

"Hidup jauh terasa damai, jika kita mampu bersyukur."


IG: zee_antagonist
Tiktok: zee_antagonist

Happy reading

-o0o-

"Punya rencana untuk kembali sekolah? Atau homeschooling Quen?" celetuk grandpa Richolas.

Quen terdiam sejenak, memikirkan mengenai hal tersebut. Sekolah memang keinginannya sedari dulu.

Menghela napas pelan, "Apa boleh aku sekolah?" pinta Quen membuat suasana hening.

Kemungkinan mereka juga ikut mendengarkan perbincangan tersebut.

"Loh kamu pengen sekolah Quen? Emang udah baikan?" tanya aunty Camlyn menatap khawatir.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi aunty, dokter sendiri yang mengatakan aku sudah membaik." Quen menimpali dengan nada yakin membuat mereka menghela napas lega.

"Besok akan daddy urus, jadi senin kamu sudah bisa sekolah kembali," ujar daddy Albert sembari tersenyum menatap putrinya.

"Terima kasih daddy!" Quen berujar tulus.

Semua nya kembali melanjutkan acara malam nya.

Rasa bahagia ini membuncah begitu saja, diperlakukan istimewa seperti putri raja.

Quensha cukup naif, sudah mendapatkan kasih sayang berlimpah malah mencari hal sia-sia yang tak mungkin ia dapatkan.

Manusia serakah, dia bahkan tidak berpikir bahwa masih banyak diluar sana yang menginginkan posisi nya.

-oOo-

Setelah aktivitas makan malam selesai, mereka memutuskan untuk bercengkrama di ruang keluarga.

Quensha bergabung dengan abang-abang sepupunya, diikuti dengan keempat sahabatnya.

Quen memperhatikan Zanaro. "Eum, abang sedang memainkan game apa?"

"Ini game pubg, masak kamu lupa sih biasanya juga kamu mainin," balas Zanaro sembari mengusap lembut pipi Quensha.

"Aku tidak mengingatnya abang," timpal dia dengan jujur, karna memang tidak mendapatkan satupun ingatan dari sang pemilik tubuh.

"Nggak papa, jangan dipaksain," celetuk Viktor kemudian mengacak gemas rambut hitam legam milik Quensha.

"Lo gak mau coba Quen? Maen game mati suri seru tau," ucap Lyara masih fokus memainkan hp nya.

"Aku tidak tertarik, terima kasih." Quen menolak dengan halus. 

Kesenangan tiap orang berbeda-beda, begitupun Quen. Lebih menyukai kegiatan yang membosankan seperti membaca buku, aroma buku membuat mood nya menjadi stabil.

"Nggak asik lo, biasanya juga nyobain walau beban," sindir Lyara kesal karena ajakan nya ditolak.

"Ingat! Lo kalah pas main ludo," ejek Jayden dengan tampang menyebalkan.

"Gue cuman belum hoki," dengus kesal Lyara.

Menatap mereka jenuh, tidak berhenti untuk beradu mulut, "Kalian lebih berisik dari hewan yang bernama jangkrik."

"Bahasanya aja yang kaku, mulut pedas nya nggak berubah," sindir kesal Lyara.

"Ketajaman berbicara dibutuhkan untuk mematahkan suatu argumen," timpal Quen membuat suasana hening seketika.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang