"loh Dania, ngapain berdiri depan pintu. Kenapa ga masuk?" Mommy Elina menatap kaget Dania ketika membuka pintu.
Awalnya Elina hanya ingin mencari udara segar, sembari menunggu suaminya pulang.
Namun ketika membuka pintu, malah melihat Dania yang terlihat ragu untuk masuk.
"Eum maaf mom, Quen nya ada?" Ujar Dania kemudian tertunduk lesu.
"Quen sedang di dapur, sebentar mommy panggilkan dulu. Kamu masuk aja nunggu di dalam," ucap mommy Elina sembari tersenyum lembut.
Beberapa minggu belakangan ini, Dania memang sudah mulai merubah sikapnya.
Bahkan dia sudah meminta maaf atas tindakan nya selama ini kepada Quen, ntah apa yang dilakukan putrinya itu hingga Dania tunduk padanya.
Namun tadi ia sempat mendengar cerita dari Lyara, bahwa Dania kembali berulah dengan putri nya.
"Kenapa mencariku Dania?" Celetukan Quen membuyarkan lamunan Dania.
"Maaf, gw terbawa emosi. Ntah kenapa akhir-akhir ini gw sulit ngendaliin emosi jika sudah menyangkut Al," Dania tertunduk pasrah.
"Tidak apa-apa, aku memaklumi dirimu. Perlu dirimu pahami, bahwa kamu berharga. Jangan mudah diperbudak oleh sebuah kata-kata, aku yakin kamu paham Dania." Ujar Quen tersenyum tipis.
"Bang Al ada di kamarnya, kamu tidak ingin menemuinya?" tawar Quen menatap dalam Dania yang tengah ragu pada dirinya sendiri.
Seolah dia merasa risih karena dikendalikan, tapi dia bingung siapa yang mengendalikan nya. Dia bingung dengan dirinya sendiri.
"Quen! menurut lu, sepupu gw gimana?" tanya Dania setelah lama berpikir.
Dia mengabaikan tawaran Quen.
"Kamu paling mengetahui, bahwa diriku sedari awal tidak menyukainya. Kenapa masih bertanya Dania," Quen menjawab dengan tenang.
"Kenapa?" Lirih Dania pelan.
"Jika kamu cermati dari semua situasi, kamu akan menemukan jawaban nya sendiri. Aku keluar terlebih dahulu, mereka sudah menungguku di luar."
Selalu begitu, Quen seolah menyuruh nya berjuang sendiri untuk menemukan jawaban nya.
"Kamu beneran tidak ingin menghampiri Al sayang?" Tawar mommy Elina menghampiri Dania.
Putrinya barusan minta izin untuk membeli cemilan dengan keempat sahabatnya. Karena mereka ingin menginap malam ini, Quen juga memberi tahu bahwa Dania masih di ruang tamu.
"Tidak mom, mungkin Al memang butuh waktu sendiri. Kalau begitu Dania izin pamit dulu. Takut dimarahin karena pulang larut," jelas Dania menolak secara halus.
Dania menyerah jika memang jalan nya seperti ini, mungkin memang sifatnya yang membuat orang mulai menjauhi nya.
"Yaudah, nanti mommy sampaikan pada Al. Kamu pulang sama taksi yah?" tanya mommy dengan penasaran.
"Aku kesini diantar abang mom, nanti dia jemput. Aku tunggu diluar aja mommy," cicit Dania pelan.
"Kenapa ga tunggu di dalam ajasih," mommy Elina jadi gemas sendiri melihat nya.
"Aku takut nanti Al lihat terus makin risih, kalau gitu aku pamit dulu."
Dania berjalan bergegas keluar rumah setelah berpamitan dengan mommy Elina, dia berbohong perihal abangnya.
Mana mungkin abangnya Sudi mengantar jemput dirinya, mustahil jika di ingat-ingat.
Namun belum sempat tubuh nya melangkah keluar pagar, dirinya sudah di tarik kuat oleh tangan kasar seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zee Antagonist [END]
Fantasy⚠️WARNING! TYPO BERTEBARAN.⚠️ Proses revisi sedang berjalan.‼️ Perjalanan Zee di tubuh Ensha. Manipulator selalu akan merangkap menjadi korban yang tidak mengetahui apapun. Mengelabuhi seperti pada koruptor yang haus dan naif. Cerita ini menggambark...