[47. Better] 🤍

31K 2.4K 45
                                    

Views 1rb, vote 300 and comment 400 baru tak up.

Ayo spam comment biar aku update

Dapat target spam comment, bakal tak update.

IG: zee_antagonist

Happy reading



______

Quen meludah ke arah tanah, menatap sekeliling gubuk tua tersebut.

"Munafik! Ternyata kelakuan kamu bejat," teriak nyaring wanita yang terantai kuat pada ruangan tersebut.

Tidak terlalu buruk untuk tempat penyekapan nya, Quen mengangkat bahu acuh.

Dia terbangun dari pingsan nya karena sang ayah yang menyadari keanehan ketika mengecek kembali putrinya.

Ternyata sudah tergeletak tidak sadarkan diri tepat disamping tempat tidurnya.

Albert sebenarnya panik, namun jika dia menghadapi situasi dengan tergesa-gesa otak jernihnya tidak akan mampu berjalan.

Akhirnya Albert memindahkan Quen ke atas tempat tidur dengan posisi telentang, sedikit melonggarkan piyama anak nya untuk memudahkan pernapasan nya.

Langkah selanjutnya dengan menepuk-nepuk pipi sang anak untuk memberi rangsangan, karena reaksi sang anak terlihat merespon Albert menghela napas pelan.

Karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Daddy, Zea pengen Rienta disekap pagi ini!" celetukan Quen membuat Albert menoleh.

Matanya terlihat kosong. Seperti tidak ada harapan.

"Selanjutnya biar aku yang bertindak."

Albert menatap dalam diam, kemudian menghela napas pelan. Putrinya yang satu ini memang duplikat dia versi perempuan.

Tidak mudah dibantah dan keras kepala.

"Yozen, lakukan apa yang saya perintahkan!" titah tegas Albert ketika telepon tersebut sudah terhubung.

Mematikan sambungan telepon kemudian kembali menatap putri pertama nya.

"Masih ada yang sakit?" tanya Albert memastikan keadaan nya.

Quen hanya menggeleng, tidak berminat bicara.

"Daddy mencintai kamu!"

Sebenarnya Albert gengsi, tapi dia ingin putrinya mengetahui bahwa dia sangat menyayangi nya.

Karena terkadang anak butuh pengakuan, bukan sekedar tindakan tanpa mau mengakui.

Tindakan serta pengakuan adalah dua hal yang berbeda. Setiap anak berhak mendapatkan keduanya.

Quen tersenyum geli, malu-malu kucing nya sangat kentara. Tanpa ayahnya ucapkan, Quen tau bahwa dia sangat menderita kehilangan salah satu putri kembarnya.

Sampai akhirnya jam 2 dini hari Quen sampai pada gubuk sepi yang terletak tidak jauh dari tikungan tajam hutan tropis.

Albert tidak mungkin membiarkan putrinya sendiri, alhasil dia di antar oleh sang daddy yang over protektif.

Daddy nya menunggu diluar gubuk bersama beberapa bawahan.

Perlahan Quen mendekat ke tempat Rienta, terlihat menyedihkan. Karena selama ini dia bergerak menggunakan tenaga serta kekuasaan orang lain.

Alhasil sekarang dia tampak seperti Kukang yang menyedihkan, tidak mempunyai kekuatan untuk melawan. Lambat dan terlihat bodoh.

Quen menyeret pelan tongkat bisbol besi miliknya, menghasilkan suara berderit pada tanah gubuk tersebut.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang