[44. Lintah darat] 🐖

32.1K 2.5K 159
                                    

Views 1rb, vote 400, comment 600 baru tak up😼💅

Ig : zee_antagonist

Bagi followers Mamatcha penggemar Zee tolong DM biar Mamatcha follback 😤🫶
________________

Perilaku nya tidak seperti biasanya, Elina menatap heran. Kenapa suasana di meja makan terasa mencekam, di tambah Chester tidak menimpali apapun.

Membiarkan meja makan tampak suram dalam keheningan.

"Aku selesai, permisi!" timpal Quen berlalu pergi.

Chester bungkam, tidak tahu kenapa suasananya memang tidak baik untuk dibuat lelucon. Tadi dia tak sengaja melihat daddy serta adiknya keluar dari ruang kerja dengan pandangan kosong.

Mereka sama sekali tidak berinteraksi, memisahkan diri mencari ketenangan masing-masing.

Sampai saat ini, bahkan daddy tampak dingin sedari tadi.

Chester kan jadi takut. Maka dari itu dia tidak berbicara sama sekali, walaupun rasanya aneh.

Perlahan satu persatu meninggalkan meja makan, karena memang sudah selesai tanpa percakapan.

Di dalam kamar tepatnya di teras balkon, Quen masih memandang sendu potret bayi kembar tersebut.

Semesta kejam selalu memisahkan dirinya dari sang adik, Ensha.

Bahkan sebelum mereka sempat bertemu, Ensha tidak pernah mendatangi dirinya di mimpi.

Tidak tahu pasti bentuk sang adik, tiba-tiba rasa rindu menjalar. Merindukan seseorang yang telah lama menghilang.

Kerinduan yang menyakitkan adalah merindukan seseorang yang telah berbeda dunia dengan kita.

Sakit, tidak dapat terobati.

Bayi malang yang mereka cari ada disini, tepat bersama mereka. Menyaksikan bagaimana harmonis nya keluarga tersebut tanpa dirinya.

Terlantar di luaran sana.

Tidak mendapatkan apapun, hanya hinaan, cacian, bahkan harga diri yang terinjak karena dirinya miskin.

Tidak punya orang tua.

Kecewa,

Pasti, tidak ada seorang anak yang bahagia dengan takdir yang tidak adil. Mereka kembar namun nasib yang berbeda.

Perbedaan nasib yang jauh, terkadang membuat dirinya masih bertanya. Kenapa harus dia? Apa salahnya?

Mata Quen berkilat dingin.

Siapa dalang yang memisahkan dirinya dari sang keluarga, bahkan menghalangi jalan sang ayah untuk menemuinya.

Pantas saja, perilaku dia tidak berbeda jauh dengan daddy.

Ternyata mereka adalah ayah dan anak.

ಥ⁠_⁠ಥ

Quen berjalan menuruni undakan tangga, menyusuri setiap langkah yang diambil.

Ditangan nya sudah ada berkas berupa bukti kejahatan Alena kepada dirinya, sedih yang berlarut hanya akan membuat dirinya lemah.

Sedih secukupnya. Dunia akan terus berputar jikapun dia meratapi nasib, tidak ada gunanya. Semua pasti berlalu.

Mata Quen seketika berbinar melihat Elina sendirian di meja makan, tanpa menunggu lama ia bergegas menuju sang ibu.

Ibu kandung nya.

Ibu yang selama ini dia harapkan untuk memeluk dirinya dari kegelapan.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang