"Kita memang punya keinginan, tapi keadaan juga punya kenyataan."
-HTA
•
Hubungan terhalang agama.
•
IG: zee_antagonis
Tiktok: zee_antagonis
•
Happy reading
•
-o0o-"Mommy jangan ngelamun terus ihh, kesambet ntar!" tegur Quen kesal.
Sedari tadi mommy tidak berhenti melamun, padahal mereka sedang memasak bersama untuk makan malam.
Benar, ibunya menjadi orang linglung setelah menerima fakta tersebut. Tidak ada yang mampu menerima fakta satu putri nya telah tiada.
Dan sedari tadi mommy nya hanya diam, mungkin memang masih merasa bersalah. Respon yang diberikan nya hanya sebatas senyum tipis.
Aneh sekali manusia di sekitarnya.
"Jangan kebanyakan mom, daddy nggak suka bawang goreng!"
"Tau aja neng, cenayang ya?" celetuk Albert dari arah kamar Moza.
Habis disuruh putrinya, memberi makan kucing kesayangan sang tuan putri.
Moza.
Benar sekarang Moza juga sudah memiliki kamar pribadi sendiri, lebih luas. Sehingga kucing itu tidak mudah stress.
Quen mendengus kesal, bagaimana dia tidak tahu kebiasaan sang ayah jika 24 jam tinggal dalam mansion yang sama, "Dad bantuin taruh di meja makan, biar berguna sedikit jadi bapak."
"Durhaka, padahal Daddy sering royalin kamu beli matcha. Nggak berguna itu namanya?" Dumel Albert namun masih tetap menjalankan perintah putrinya.
Quen tertawa dibuatnya. Setelah dipikir-pikir sekarang dia dengan jelas menyandang status "Beban keluarga," karena tidak ada kontribusi nya sama sekali.
Ternyata hidup jauh lebih ringan jika masih ada yang membiayai. Namun terasa lelahnya jika kita sendiri yang menjadi tulang punggung.
Pragg
Piring berisi buah yang ada di genggaman Quen jatuh berderai, menghasilkan suara pecahan.
Sontak mereka dibuat terperangah.
Elina berlari dari arah dapur, dengan tergesa-gesa menghampiri, "Quen, okey nak?"
Kenneth menatap curiga, "Atur napasnya dulu Quen," titah nya karena melihat sang adik terdiam kaku dengan posisi jongkok tanpa reaksi.
Quen hanya diam, tidak menggubris perkataan yang ada disekitar nya. Fokus utama nya adalah nyeri yang menjalar pada dadanya.
"Quen?" Mereka tambah khawatir ketika Quen mulai menyentuh dada kirinya dengan kuat, sembari terus mengatur napas.
Kenneth mencoba untuk mendudukkan tubuh sang adik sembari menegakkan posisi tubuh sang adik, untuk mempermudah proses pernapasan.
Perlahan. Keadaan mulai membaik setelah menunggu kurang dari 15 menit.
Quen menjatuhkan tubuh lemasnya pada pelukan sang kakak.
"Sakit," keluh Quen membuat mereka mengambil tindakan selanjutnya.
Chester berlari kearah bagasi mobil untuk menyiapkan kendaraan. Takut terjadi sesuatu, oleh karena itu ia harus mengecek kondisi mobil.
Kenneth dengan teletan mengangkat tubuh mungil sang adik, mereka berjalan beriringan menuju luar mansion.
"Hati-hati kepalanya kak," Rivalzi berujar khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zee Antagonist [END]
Fantasy⚠️WARNING! TYPO BERTEBARAN.⚠️ Proses revisi sedang berjalan.‼️ Perjalanan Zee di tubuh Ensha. Manipulator selalu akan merangkap menjadi korban yang tidak mengetahui apapun. Mengelabuhi seperti pada koruptor yang haus dan naif. Cerita ini menggambark...