[45. Beda Agama] 💔

33.8K 2.5K 136
                                    

"Jika dalam satu tongkrongan, kamu hanya mengajak si A untuk pergi pastikan yang lain tidak mendengar. Karena itulah attitude."
-Quenzea

Views 1rb, vote 400, comment 500 baru MAMATCHA  up🥺🫶


Ig : zee_antagonist

HAPPY READING


_____________

"Damn!?"

"Dek jangan ngumpat ih, kasar banget,"

Chester menatap sekilas kemudian melanjutkan tontonan nya, padahal nyaris saja dirinya tertidur.

Quen kesal.

Quen terkelabui, ternyata dirinya juga masuk perangkap. Ia terperangah membaca apa yang barusan dibaca, nyatanya bukan Alena yang lemah.

Namun orang yang mengendalikan nya yang kuat. Quen menelusuri mengenai materi manipulatif, tiba-tiba ada notif yang dikirim oleh Rioz.

Dalam pesan tersebut, Rioz mengirim beberapa jejak bukti yang tidak sengaja tertangkap kamera cctv atau penyadap ruangan.

Rienta, selama ini yang mempengaruhi Alena agar bertindak impulsif pada Quen. Dimana ketika hatinya tidak dapat terkontrol.

Sikap impulsif sering kali bertindak sesukanya tanpa memikirkan konsekuensinya.

Dan ada beberapa rekaman suara, dimana Rienta sama sekali tidak menyuruh Alena untuk menyakiti nya. Namun dia bertindak play victim agar mendapat simpati, dan Alena akan berpikir sendirinya.

Bahwa Quen tokoh antagonis yang harus di hancurkan.

Rienta hanya melontarkan kalimat-kalimat yang dari permukaan terlihat baik, namun mengandung bumbu manipulasi.

Sehingga, akhirnya Alena yang berpikir sendiri dan melakukan tindakan sembrono tanpa berpikir panjang.

Quen dongkol, dia salah sasaran. Namun tidak masalah, anggap saja pembalasan karena Alena pernah mempengaruhi Dania menjadi jahat Dimata orang-orang.

"Quen, kakak bawain roti coklat sama matcha latte!" celetuk Kenneth dari arah pintu.

Perlahan Quen keluar dari situs tersebut, mengembalikan pada artikel mengenai manipulatif tadi.

"Spesial buat kamu," timpal Kenneth mengecup singkat pipi berisi adiknya.

"Makasih kak, kebetulan banget!"

Ntah sejak kapan ia menyukai matcha, padahal dulu garda terdepan coklat.

"LOHH !?? Buat Chester nggak ada?"

Kenneth mengalihkan pandangan nya, berisik sekali adiknya satu ini. Berjalan menuju kasur milik Chester, duduk bersandar pada kepala kasur.

"Nih, daddy beliin favorit kamu dijamin suka dan nagih!" timpal Albert memberikan minuman Red Velvet untuk putranya.

Pencinta Red Velvet merapat.

Dengan wajah cemberut Chester mengambil dari sang ayah, sebenarnya masih gengsi tapi ini terlalu sia-sia jika dilewatkan.

Quen gemas melihat tingkah ngambek abang nya itu.

"Beneran nggak mau minta tolong sama daddy?" tawar Albert mendekati sang putri.

Albert tahu, putrinya baru saja menelusuri sesuatu yang disembunyikan nya.

"Aku masih bisa, ngapain nyusahin daddy?"

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang