[30. Boneka Sage ] 💚

44K 3.4K 300
                                    

"May little poni may little poni, lalalala."

Suaranya yang khas seperti terompet mengalun indah.

"Jelek Ra, udeh anjir gue capek denger nya," timpal Jayden frustasi di pundak Quen.

"Evan biasa aja tuh. Ribet sendiri Lo," judes Lyara menatap malas.

Sedari tadi Lyara tidak berhenti menyanyikan lagu kartun kesayangan nya. Quen dan Evan sebagai pendengar yang baik serta Jayden Mak lampir tukang gosip.

Ayla hanya diam, karena menikmati es cream pemberian Evan.

"Komen kek, telinga kalian ga budeg apa?" Tanya Jayden memberengut kesal.

"Dih apaan Lo, mental kok ngajak rombongan," sindir Lyara tersenyum mengejek.

"Ihhh Ayla heran tau, kenapa mami kalau arisan suka lama!" Celetuk Ayla membuat mereka berhenti berdebat.

"Iya lama," timpal Jayden tersenyum tipis.

"Lama gosip nya," sambung Lyara menatap bocil yang sibuk makan es cream.

"Padahal gosip dosa. Waktunya terbuang pahalanya ikutan habis," ucap Ayla kesal membayangkan betapa bosan nya menunggu.

"Yee bocah kalau kesal sampein langsung ke mami," ejek Lyara menatap malas.

"Udah, tapi mami malah cuek aja kan aku kesal jadinya," balas Ayla dengan wajah cemberut.

Jayden menanggapi dengan senyum masam sembari menikmati popcorn instan nya,
"Nggak tau nikmatnya gosip sih, makanya mami cuekin."

"Aaaa Epan tengok Eden ejek Ayla," adu Ayla mulai cemberut dan berwajah murung.

"Hajar aja. Ikhlas gue Van," celetuk Lyara menatap malas Jayden.

Sedangkan Evan mulai jenuh dengan kelakuan ketiga bocil setan tersebut yang tidak berhenti berdebat.

"Pukul saja, mungkin itu mampu melegakan hati Ayla."

Mereka serentak menoleh menatap Quen, sungguh itu kalimat pendukung pertama dari Quen untuk memulai pertengkaran.

Dan dengan polosnya Quen malah bertanya kenapa menatap dirinya.

Lyara tersenyum lebar kemudian menimpali dengan kalimat sastra penuh makna darinya,
"Gila bermula dari orang yang waras."

¯\_༼ ಥ ‿ ಥ ༽_/¯

"Rioz, jangan menyebalkan," ucap Quen kesal dengan wajah mulai cemberut.

"Aku tidak melakukan apa-apa," timpal Rioz dengan senyum lebarnya.

Sedangkan Quen mulai mendiami aksi Rioz yang menjengkelkan.

Setelah pulang sekolah, Rioz mengajak Quen mengunjungi toko buku.

Hal romantis menurut pencinta buku.

Namun sedari tadi Rioz tidak berhenti menganggu Quen yang sedang antusias mencuci mata dengan keindahan buku-buku tersebut.

Sebenarnya, Rioz tidak ingin berbagi perhatian.

Namun,

Kekasihnya tidak berhenti untuk memberikan perhatian penuh kepada benda mati tak bernyawa itu, dan tidak menggubris keberadaan nya.

Jadi siapa yang salah?

"Pulang, bagaimana?" Tawar Rioz mulai jengah karena di diamkan.

Zee Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang