Waktu dari Jatinangor ke Bandung ini memakan waktu 40 menit, apalagi sempet macet tadi di Cibirunya. Sekarang papi ngajakin ke Orchid Forest Cikole. Di sana kita bisa liat pemandangan alam hijau dengan pepohonan yang rindang dan berfoto-foto di atas jembatan kayu. Di sana juga ada restoran untuk kita makan siang, jadi sekarang kita makan siang dulu. Gak banyak obrolan di sini karena kita fokus foto-foto, apalagi mami sama papi yang narsis banget. Gue mau foto sama Arteri agak canggung ye, jadi kita belom foto di sini.
Arteri keliatan bahagia banget sih, kayak... dia gak pernah merasakan kekeluargaan kayak gini. Aduh, udah deh, Ri. Langsung lah lo jadi keluarga kita aja HAHA! Tapi gue gak kebayang kalo punya mertua kayak ibu bapaknya Arteri gimana ya? Kayaknya bakal banyak masalah deh. Pemikiran mereka sama pemikiran mami papi beda banget! Tapi kita gak mau bahas itu dulu sih sekarang. Biarin Arteri bahagia dulu sama kita.
Sehabis dari Orchid, kita ke Great Asia Afrika. Di sana ada banyak miniatur-miniatur dan budaya dari suatu negara. Arteri makin bahagia jalan-jalan di sini. Kayaknya ini impian dia gitu ya bisa muterin dunia. Kita udah kayak anterin anak kecil rekreasi tau gak sih haha. But I'm so happy when I see him smiling. Kenapa ya? Memuaskan aja gitu senyuman dia.
Arteri megangin tangan gue sepanjang jalan dan terlepas dari mami papi. Dia ngajakin gue muterin seisi Great Asia Afrika ini.
"Lu ada kepikiran buat S-2 di luar gak, Ven?"
"Gak tau lah haha. Ospek fakultas aja belom selesai."
"Kalo emang ada, mau kemana?"
"Gak tau? Amrik kali? Gue gak bisa bahasa lain selain Inggris haha."
"Belajar dongg! Kan masih lama."
"Emm, gue mau sih belajar, tapi kalo disuruh milih gue mending milih Amrik."
"Oke, berarti gua gak jadi ke Spanyol, mau ke Amrik aja biar bisa bareng."
"DIH? HAHA! Ada kayak gitu?"
"Ya ada lah. Kan dapetin lu juga impian gua."
"How can you so desperate with me from the first sight, huh? Kita bahkan belum sebulan ketemu."
"No, I just want to be honest and... I don't know. We both know about it, right?"
"No. I know nothing."
"Lied."
"OKAY, BACK TO THE TOPIC... kalo gue gak keterima di Amrik, tapi lo keterima, gimana?"
"Ya udah, kan nanti kita tinggal di satu rumah bareng." AHAHAHHAHA!
"Lo mau nikah muda?"
"Gak muda banget sih, gua lulus di umur 24. Kalo 3,5 tahun mungkin 23. Lu 22. Standar sih."
"Haha."
"Why? Mami papi lu kayaknya setuju."
"Bukan masalah setuju atau enggaknya doang, Ri. So many things. Calm down, okay?"
"Haha, okay." Senyumnya itu loh.... Tolong lah jangan kayak gini.
Kita masih muterin di sini sampe sore. Seneng banget sih gue juga bisa jalan bareng sama Arteri bersama mami papi. Mereka kayaknya udah menaruh harapan sama Arteri meskipun mereka baru kenal. Semoga aja lah kita baik-baik aja ke depannya.
Sekitar jam 5 sore, kita ke Braga buat cari makan malam sebelum balik ke Jatinangor. Enak banget udaranya di Braga udah kayak vibes di Kuta Bali. Kita cari restoran yang ada lantai dua outdoor biar bisa liat Kota Bandung dengan keindahannya di sini. Gue duduk depan-depanan sama Arteri, sebelah gue mami. Kita pesen pasta di sini karena tadi siang udah makan sunda-sundaan. Ngobrol-ngobrol santai sampe tukeran nomor telpon Arteri ke mami papi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...