Back to You

9 2 0
                                    

"Udah jadi mantan masih posesif?"

"Whatever you said, just fucking get in to my car." Arteri buka kunci mobilnya dan bukain pintu buat gue di jok depan samping supir.

"Wow." Kenapa tiba-tiba kasar gitu dia? Haha. Karena hp gue sama dia, ya udalah jadi gue terpaksa naik mobil dia lagi.

Di dalam mobilnya, gue otomatis langsung liat ke meja kecil di tengah kita. Dua kali gue menemukan Beng-Beng di sini dan bodohnya gue gak kepikiran sama sekali tentang itu.

"Kenapa? Liat apa? Mau inspeksi mobil gua dulu buat nyari Beng-Beng atau enggak?" Sialan! Kok dia tau sih isi pikiran gue?

"No, thank you. I'm not a possessive ex-girlfriend. I don't care anyway."

"Haha. Pun gua masih berhubungan sama Angel, gua gak sebodoh itu buat melakukan kesalahan yang sama."

"Jadi ketauan sama gue itu kesalahan ya? Harusnya enggak ketauan?"

"Balikin terus aja, Ven sesuka lu. Gak akan gua debatin." HAHAHA. Dia pasti capek banget sama gue :( ya sama lah. Apalagi gue.

"Capek gue, Ri."

"Udah putus masih aja capek~"

"Iya juga ya." "--eh! Niat gue kan malam ini mau balik ke Jkt!"

"Terus kenapa gak jadi?"

"Lupa...." Masih aja lupa waktu kalo sama Arteri.

"Mau gua anterin?"

"Udah tutuplah anjir travel jam segini!"

"Gua anter ke Jakarta maksudnya."

"Yeuuu, nyari mati! Gak. Tanggung lah 2 minggu lagi UAS terus pulang."

"Haha. Ya udah."

"Lo jadinya balik ke Makassar gak, Ri?"

"Situasi lagi baik-baik aja gua gak mau balik, apalagi kayak gini."

"Gak mau ketemu adek lo?"

"Dia aja yang gua suruh ke sini."

"Emang boleh?"

"Nah itu."

"HAHA! Yah, semoga ada jalan keluar lah ya. Come to me if you need me."

"You still bounded me if you say that."

"I just try to be kind, bitch."

"HAHA! Thank you by the way. I really appreciate it."

Sampe di kosan gue, gue pamitan dan langsung turun dari mobil. Kenapa gue kembali hidup gitu ya? Padahal yang bikin gue pengan mati kan dia. I don't feel this is right, but this is me. With my (still) toxic (ex)-boyfriend.

Gue unblock semua akun Arteri, tapi belum gue chat-chat lagi. Tunggu dia aja chat duluan apa enggak. Haruskah gue cerita sama seseorang tentang kisah ini? Tapi gue merasa bodoh. Baru juga seminggu gue putus, nangis-nangis, dan bilang gak akan maafin Arteri atas segala tindakannya, tapi sekarang gue balik lagi sama dia. Emang gak balikan sih, tapi balikan atau enggak, emang itu ngaruh? Pacaran kan cuma status aja. Hati dan perasaannya mah sama aja mau pacaran atau enggak. Damn lah! Kenapa Arteri bisa kayak gini ke gue? Gak pernah seumur-umur gue merasa seterikat ini sama seseorang kalo lagi suka atau pacaran sama orang. Bahkan Aries. Gue masih ada rasa sama dia, tapi beda jauh sama apa yang gue rasain sama Arteri. It's too big. I'm afraid.

Hari Sabtunya, gue menyibukkan diri gue buat belajar karena minggu depannya lagi udah UAS. Malah ada beberapa yang UAS-nya praktek dan dimulai dari minggu ini. Jadi lumayan sibuk lah gue.

Arteri dan VenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang