"Tadi gue diajak ke Checo sama Hanif. Dia bawa mobil dan bayarin gue juga. Dia anterin gue balik, tapi gue cuma mau sampe depan gang, gak mau sampe depan pager. We talked a lot of things about college life."
"Mulai baper nih sama Hanif?"
"Not yet. Gue seneng, tapi belom rasain butterfly in my stomach sih so far haha."
"Tapi gua gak mau ya kalo lu punya pacar nanti lu jauhin gua."
"Kenapa harus jauhin lo?"
"Ya kalo cowok lu cemburu kan gitu."
"Kan nanti gue cerita kalo lo sepupu gue haha."
"Menurut gua, itu gak akan valid dalam waktu yang lama sih. "
"Why?"
"I don't know. Just my prediction. Ada kalanya sepupu gak akan sedeket itu."
"Okay, let us see aja. And by the way, karena kemungkinan besar rangkaian selanjutnya lo bisa masuk, lo harus kerjain tugas juga biar gak kena omelan lagi nih. Tugasnya foto sama anggota BEM Fikom Unpad minimal 3. Gara-gara tugas ini, gue diajak Hanif ke Bandung hari Kamis buat cari background foto yang estetik karena dia wakil ketua BEM Unpad haha."
"Hih! Ini tugas buat modus-modusan doang ya? Gua mau ikut hari Kamis sama kalian. Gua gak ada kelas."
"HAHAHAHAH! Ya gue sih gak papa ya. Entah Hanifnya gimana."
"Bilang lah sama dia. Kan sEpUpU."
"WKWKWK! Okay nanti gue bilang ye."
"Kalo gua gak boleh ikut, bilang aja nanti gua bilang ke mami papi lu kalo lu pergi sama cowok."
"Padahal mami sama papi bolehin aja wlee :p"
"Ceritanya gak boleh ah!"
"HAHAHA! Iya kakakkuuu. Aduhhh... lebih pantes jadi kakak gue ya lo! Udah ikut keluarga gue aja deh. Yuk bisa yuk. Ashadu..."
"HAHAHAHAHAH! Gua emang udah ada niat, tapi ya gak sekarang juga lah duhhh. Pindah agama udah kayak pindah tempat duduk. Tidak semudah itu, Esmeralda."
"HEHE. I'm waiting for ya :)"
"Hanif seagama kan?"
"Yes, I think so."
"Okay...."
"Okay."
Lucu banget si lo, Ri. Kita aneh ya. Anehhhh banget! Orang-orang kena friendzone karena saling gak tau satu sama lain kalo mereka punya rasa, tapi kita berdua saling tau kalo kita ada rasa, tapi kita memutuskan untuk jadi temen aja. Aneh. Belum aja gue rasain Arteri kalo punya cewek kayak gimana.
Besoknya gue chat Hanif kalo Kamis Arteri mau ikut dengan ancaman yang direncanakan oleh Arteri. Biar gak keliatan modus banget, Hanif bolehin Arteri buat ikut dan kita berangkat bareng naik mobilnya dari jam 11. Hanif jemput gue dulu di depan gang, abis itu jemput Arteri di depan pintu masuk Easton. Gue dan Hanif duduk di jok depan, sedangkan Arteri duduk di jok belakang. Suasana jadi agak canggung gitu karena Hanif merasa Arteri adalah sepupu gue dan dia gak boleh macem-macem sama gue WKWK.
"Jadi gimana kalian bisa baru tau kalo kalian sepupuan?" Hmm mampuyyy.
"Silakan, Bapak Arteri menjawab." Lempar aja lah. Ini kan ide dia.
"Sebenernya kita tau kalo kita sepupuan, tapi karena beda kota jadi gak pernah ketemu, dulu doang pas kecil. Nah, pas open house, ibu gua ketemuan sama maminya dia. Kita belum saling ngabarin kalo anaknya masuk Unpad. Jadi ya udah deh gitu ceritanya." Bisa-bisanya dia bohong, tapi alesannya make sense dan cepet banget rangkai katanya. Gak perlu diragukan deh kalo anaknya emang jenius!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...