Gue tutup lagi pintunya dan balik ke kasur. Gue beresin catetan tadi ke dalam tas dan siap-siap tidur. Meskipun gue tau gue gak bisa tidur. At least, I'm trying to sleep peacefully.
"Tok, tok." Holy moly strawberry! Siapa lagi sih?!
"Ya, sebentar." Pas gue buka pintu, ternyata Aries. Duh....
"Boleh masuk gak?"
"Of course. This is your house, right?" Gue buka pintunya buat dia. Aries masuk dan duduk di posisi yang sama kayak mamanya tadi.
"Should I close the door?" Aries hanya mengangkat kedua bahunya.
Gue tutup pintunya dan bahkan gue kunci. If something happened, I don't care. Gue duduk di posisi yang sama seperti sebelumnya juga, di pinggir kasur samping Aries.
"Tadi mama aku ke sini?"
"Yes. I saw you were hiding between the door, right?"
"Enggak sengaja. Tadi mau masuk, tapi ternyata ada mama di dalem. Dia ngapain?"
"Just to make sure I'm okay because she heard me cried."
"Why did you cry?"
"Kenapa akhir-akhir ini kamu sering ikut pake bahasa Inggris ya? Haha."
"Kan mau ke Jekardaaah. Jadi harus pinter mixed bahasa Inggris Jaksel haha."
"Idih? Haha!"
"Apa? Kenapa kamu nangis?"
"Ya iyalah aku nangis, Res. Aku nangis tiap malem setelah hari Sabtu itu!"
"Ya... aku tau nangis itu emang bisa untuk pelampiasan emosi, tapi terlalu sering juga gak baik bagi kesehatan fisik dan mental kamu, Ven."
"Fisik dan mental aku juga udah rusak semua."
"Jangan ngomong gitu, Ven! Omongan kamu tuh bisa jadi sugesti buat otak kamu! Kasian dia dikasih sugesti buruk terus."
"That's the reality."
"Udah, udah. Aku cuma mau nanya aja kok tadi dia ngapain ke sini."
"Dia cuma nanyain apakah aku baik-baik aja atau enggak karena mami papi ngasih tau mama kamu kalo aku lagi ada masalah. Dia bujuk aku buat cerita, tapi ya enggak akan lah aku cerita ke mama kamu, Res. Aku gak mau terlalu banyak orang yang terluka karena tindakan impulsif dan kesalahan aku. Ekspektasi keluarga kamu tinggi banget ke aku. Aku takut."
"Hmmm."
"Aku juga mau nanya. Teh Fildza itu mantan kamu? Kok gak pernah cerita sih? Katanya kamu bawa dia ke rumah."
"Heyyy! Kamu nanya apa aja sama mama aku? Haha!"
"Ih jawab!"
"Enggak, enggak. Cuma pernah deket aja kok, tapi gak jadian."
"Kenapa?"
"Ya gak cocok aja. Lagian dia juga lagi deket sama cowok lain waktu itu. Jadi aku males."
"Padahal dia cuma deket aja loh, belum tentu saling suka, belum tentu jadian, dan bisa aja dia lebih berharap sama kamu."
"Enggaklah. Kalo dia emang berharap sama aku, gak akan ada cowok lain yang dia deketin." TERSINDIR PARAH! Gue langsung jadi patung dan gak nyautin apa-apa.
"Eh, maksudnya... kan masih gebetan gitu. Makanya lebih baik aku tinggalin dia. Daripada maksa terus pas pacaran dia malah selingkuh kan malah berabe." SHITTTTT!!
"EH... enggak gitu juga maksudnya--"
"Udahlah, Res. Aku tau kamu gak bermaksud nyindir aku, tapi aku tau alam bawah sadar kamu itu terluka parah akan hal ini! Kamu tuh gak bisa ngelak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...