Sesuai dengan janji Arteri, Minggu siang dia ajak gue jalan. Dia jemput gue di kosan pake mobil Mazda 6-nya itu. Kita jadinya ke Bandung siang-siang. Pas awal ketemu sih masih canggung, tapi gue gak mau terlalu larut dalam kecanggungan. Gue mau kita kayak dulu lagi. Lupain apa yang pernah kita lakukan di minggu lalu. Anggep itu gak pernah kejadian. Alihkan obrolan ke topik-topik yang ringan dan gak membahas hal itu.
"Lo nyetok Beng-Beng di mobil ya, Ri?" Gue ambil satu Beng-Beng lagi di meja tengah jok.
"Enggak lah! Gua beli. Masa nyetok cuma satu."
"Atau jangan-jangan lo open BO ya? Dulu pernah dikasih tau Hanif kalo ada orang yang taro Beng-Beng di kantong belakang, berarti dia ayam kampus haha."
"UDAH GILA!"
"HAHAHAH! Kali aja kan~"
"Enggak anjir!"
"HAHA! Gimana kabar lo seminggu ini?"
"Gua bingung jawabnya. Takut salah."
"Lah? Kenapa gitu?"
"Gak papa. Overall gak ada bekas luka apapun sih haha."
"Kan udah janji enggak cutting lagi."
"Iya, emang enggak kok. Gua udah gak pernah lagi semenjak... semenjak kapan ya lupa? Sebelum jadian sama lu kayaknya." AWWWW! Kita jadian udah berapa lama sih? Lupa juga gue HAHA!
"Good for you. Jangan dilepas ya."
"Hope so. Lu sendiri gimana kabarnya? Projek filmnya gimana? Gak ada cerita apa-apa nih."
"Iya, nanti gue ceritain pas kita di tempat makan aja."
"Oke. Mau kemana? Braga? Ciwalk? PVJ? Atau apa?"
"PVJ boleh."
"Ok."
Arteri kembali fokus ke jalanan, sedangkan gue cuma bersantai dan berusaha untuk memulai semua ini dari awal. Melupakan kejadian memalukan yang nikmat itu. Gak. Gak akan lagi. Nikmatnya sesaat, malu dan menyesalnya belum ilang sampe sekarang. Kita cuma karokean di mobil dan seru-seruan balik kayak dulu lagi. Semoga bisa terus kayak gini. Lagu-lagunya asik banget, apalagi yang sekarang lagi lumayan hits itu lagu yang abdcdefu. Itu lagu vibes-nya enak banget haha. Serasa lagi beneran disakitin.
"Vibes lagunya ngena banget," awalan gue.
"Iya. Puas banget rasanya pas liriknya 'fuck you' haha."
"Gue jadi inget pertama kali kita ketemu pas Prabu di tenda medis. Gue ngomong 'fuck you' dan lo bilang nambahin kata 'fuck' di tengah kalimat gak bikin gue jadi keren."
"HAHAH! Pada kenyataannya sekarang kita sering banget ngomong 'fuck you'." Termasuk pas lagi actually almost fucking.
"Enak ngomongnya."
"Lakuinnya juga enak." HEH?!
"Pardon?"
"Iya enak ngomongnya...." HEUH! AWAS AJA LO MULAI-MULAI!
"Lo punya anjing gak, Ri?" Random banget gue.
"Punya sih dulu mah. Kecil tapi. Namanya Ardon. Vena sih yang namain dan rawat dia. Gak tau deh sekarang haha."
"Lo deket gak sih sama adek lo?"
"Enggak terlalu, tapi dia tau abangnya gila."
"HAHAHA! Terus apa respon dia?"
"Ya... yaudah. Menjaga diri supaya gak kayak abangnya aja. Makanya dia gak berontak."
"Tapi dia pernah cerita gitu gak kalo dia juga gak mau diasuh kayak gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...