Honest ⚠️

44 3 0
                                    

⚠️Trigger content: self-harm

Gue kirim chat ke Arteri soal ini, panjangggg banget tentang apa yang gue dan mami omongin tadi, tapi dia gak bales bahkan gak baca chat gue. Sumpah kenapa sih? Gue udah berjuang mati-matian buat bisa mengerti, tapi akhirnya gue juga yang ditinggalin. Mungkin ini bukan keputusan Arteri atau gue, tapi kita secara tidak langsung menyetujui ini. TAPI GUE BELUM SETUJU! Gue masih belum rela! Gue yang berjuang kok dia yang nyerah!

Dia gak bales sampe malem bahkan sampe keesokan-keesokan harinya lagi. Heran, gue gak pernah ketemu sama Arteri kalo lagi di Fikom. Jadi satu-satunya kesempatan gue ketemu sama Arteri adalah ketika rangkaian Eksplorasi. Rangkaiannya ada lagi di hari Kamis jam 4 sore seperti biasa.

Rangakaian pertama ini dibuka sama panitia acara, lalu dilanjut sama fasil. Arteri agak telat sedikit, tapi untung masih waktu toleransi. Dia cuma nengok ke gue terus senyum, tapi dia gak mau deket-deket gue. Dia ambil barisan di paling belakang, sedangkan gue ada di sekitar barisan depan. Ya udahlah, mau gimana lagi. Ikutin aja jalan takdir kita gimana, meskipun gue tau pada akhirnya kita emang gak ditakdirkan bersama.

Rangkaian kali ini cuma dijelasin buat hari Sabtu kita ada penutupan rangkaian. Kita disuruh bawa beberapa baju ganti karena kita bakal main banyak permainan yang memungkinkan kita bakal berkeringat, sedangkan rangkaian akan berlangsung dari pagi sampe malem. Kita juga disuruh bawa bekel, botol tumblr, dan obat-obatan pribadi kalo punya. Dari mereka cuma disuruh bawa satu tangkai bunga mawar merah. Masih gampang lah. Senengnya lagi hari ini udah gak ada tugas apa-apa lagi. Belum tercium bau-bau eval hari ini, tapi ternyata gue salah. Pas udah selesai rangkaian, ternyata evalnya baru muncul. Entah kenapa hari ini kayaknya mereka lebih santai, tapi ini malah bikin gue takut sih. Kalo biasanya panitia eval yang di depan barisan cuma ada Angel dan beberapa panitia pendampingnya, sekarang semua eval ada di depan kita. Bahkan ada PO, VPO, dan orang-orang penting di sana. Fasil-fasil kita yang biasanya ada di belakang, sekarang pindah ke depan, begitu juga panitia acara. Sumpah, ini lebih menakutkan sih. Ketika semua panitia kumpul, rasanya ada yang gak beres di sini. Hanif juga arah matanya sering ke gue, apalagi gue ada di barisan-barisan depan. Gue gak berani menatap dia. Entah kenapa gue merasa hubungan kita berakhir dengan tidak baik meskipun secara tersirat.

"Jadi tugas kalian di dua rangkaian sebelumnya adalah memberikan evaluasi kepada rangkaian ini. Kita apresiasi apa yang kalian tulis untuk saran dan kritik yang membangun untuk rangkaian-rangkaian selanjutnya. TAPI kok ada ya beberapa yang malah judging secara personal kepada panitia-panitia yang ada di sini? HEY! JANGAN KIRA KITA GAK BACA SATU-SATU YA! PADAHAL INI ADA NAMA LOH! KOK YA BERANI TERANG-TERANGAN! Ini gue bacain ya satu-satu kalimatnya, gue gak menyebutkan siapa aja orangnya, tapi ya tolong sadar diri aja buat menghadap ke panitia-panitia di depan setelah rangkaian selesai!" ANJIR! GUE NULIS APAAN YAK?! Kayaknya gue nulis biasa aja. Semoga punya gue gak dibacainn aaaa takutt!

"Angel kalo lagi marah-marah di depan kayak Talking Angela. Teruntuk teteh fasil yang selalu pake kerudung item, gak punya warna laen, Teh? ...., Hanif sebagai project officer tidak profesional karena memanfaatkan jabatannya untuk cari perhatian dan modus ke mahasiswa baru. Hanif tidak becus, tidak adil, dan tidak pantas menjadi seorang project officer." Angel bacain satu-satu komenan yang tidak terkait dengan rangkaian, BUT WOYYYYY!! ADA APA DENGAN 2 KALIMAT TERAKHIR! Firasat gue kok gak enak sih. Gue liat ke Hanif, matanya sinissssss banget ke barisan gue, tapi di paling belakang. DEMI APA ITU ARTERI YANG NULIS?! Ya Allah... kenapa sih cari masalah mulu?!

"Tolong ya, sadar diri buat tanggung jawab atas tulisan lo ini! Gue mau yang nulis ini kumpul di parkiran belakang Fikom setelah rangkaian selesai! Jangan ada yang kabur! Nama lo semua udah tercatat di buku kita! Awas aja macem-macem! Ini akhir rangkaian! Jangan sampe ada yang gak lulus gara-gara ini!" Angel dan semua komplotannya pergi menjauh dari lapangan basket, disusul dengan panitia-panitia lain. Fasil juga langsung bubarin kita karena gak ada tugas yang perlu dijelasin lagi. Gue liat Hanif menunggu di pintu keluar lapangan basket. Arteri masih beres-beres tasnya. Gue samperin Arteri buat minta penjelasan ini semua.

Arteri dan VenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang