⚠️Trigger content: self-harm
Hari Jumat, kita mulai shooting dari abis zuhur. Yang ada kelas cabut kelas haha. Cabut kelas demi shooting ya. Untung gue gak ada dosennya. Untung juga Marsha Jumatnya gak ada kelas. Gak enak kalo suruh dia cabut kelas.
Kita shoot di Fikom dari abis zuhur sampe jam 5-an. Ada beberapa scene di kelas dan di sekitar Fikom. Jadi masuk lah kalo hari Jumat karena masih rame mahasiswa dibanding hari Sabtu. Kita kebut abisin yang di Fikom biar besok tinggal di apart dan di tempat lain selain Fikom. Semua lancar sih, Aries sama Marsha aktingnya bagus. Kalo di Fikom ini kan masih standar lah ya. Ngobrol-ngobrol, romantisan-romantisan ringan, berantem ringan. Gak sesulit adegan ranjang kemaren wkwk. Begitu last roll, semua pada lega karena udah dibayar semua nih utang yang di Fikom sesuai sama callsheet. Kita beres-beres alat dan perlengkapan shooting di satu mobil, yaitu mobil Aries yamg terparkir di gerbang belakang Fikom. Semua gotong-royong masukin alat dan perlengkapan shooting ke bagasi Aries, termasuk gue.
Pas lagi beresin, gue liat ada mobil Arteri terparkir di belakang Fikom juga. Agak jauh sih dari mobil Aries, tapi gue tau pasti itu mobil Arteri. Emang dia kalo ke kampus juga bawa mobil ya? Bukan kalo mau pergi aja?
"Udah semua ya di mobil aku. Makasih banyak, barudaks! Semangat! Baru hari pertama nih! Evaluasinya sekalian hari terakhir aja ya!"
"Siap, Kang!" "Nuhun, Kang! Hati-hati di jalan!" "Nuhun semua! Duluan ya!"
Ketika mereka pada pamitan, gue liat ada Arteri jalan dari blagedu (belakang gedung dua) ke arah mobilnya. Dia gak langsung naik ke mobilnya, tapi kayak lagi nunggu seseorang gitu. ANJIR DIA NUNGGU SIAPA!
"Mau balik bareng gak, Ven?" ajakan Zulfa.
"Duluan aja deh, Fa. Kayaknya mau ada urusan." Gue masih penasaran Arteri di sana ngapain.
"Oh ya udah. Duluan ya!"
"Mangga. Tiati, Fa!"
Gue masih memantau Arteri dari kejauhan. Dia kayak mainin hpnya dan liat-liat sekitar. Gue mundur di belakang mobil lain biar gak keliatan.
"Vena gak balik? Apa mau bareng sama aku?" tanya Aries yang masih menata barang-barang di mobil. LAH BARU SADAR KALO TINGGAL KITA BERDUA DI SINI!
"Ahm, enggak aku--" Tiba-tiba gue liat ada Angel juga dari blagedu berjalan ke arah mobil Arteri. No way... no! No! Ini gue salah liat kan? Gak beneran kan? Dia cuma gak sengaja lewat atau ketemu Arteri aja kan?
TERNYATA BENER DONG! Dia ke mobil Arteri. Abis itu dia ngasih Beng-Beng gitu ke Arteri sebelum masuk mobil. OTAK GUE GAK BISA BERPIKIR JERNIH! GUE MENEMUKAN 2 BENG-BENG DI MOBIL ARTERI, ITU DARI ANGEL?! FUCCKKKK WHAT'S HAPPENING?!
"Ven?" Aries samper gue ke belakang mobil. Langsung aja gue masuk ke mobil Aries dan nangis di sana. Dia kaget dan ikutin gue ke mobil.
"Eh? Kenapa?"
"Angel kasih Arteri Beng-Beng dan masuk ke mobilnya," jawab gue sambil sesenggukan sendiri.
"ASTAGA, DEMI APA?! Merekanya di mana sekarang?"
"Kayaknya mau keluar parkir."
"Ya udah, ayo kita ikutin." Aries nyalain mobilnya, tapi belum jalan sampe mereka jalan duluan. Arteri tau mobil Aries, jadi jangan sampe kita ketauan ada di belakangnya.
Ketika mereka udah keluar parkiran Fikom, baru lah gue sama Aries ikutin mereka agak jauh di belakang, tapi masih keliatan. Gue udah nangis aja di mobil. Gak bisa berpikir positif satu titik pun tentang ini. Kalo overthinking gue beneran, Arteri jahat banget sih. Dia bakalan jadi orang terjahat seumur hidup gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomantizmKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...