Malam Puncak

9 2 0
                                    

Terbangun di pagi hari karena alarm sholat subuh. Posisi terakhir kita adalah berhadap-hadapan sambil pelukan. Kepala gue ada di dekat dada Arteri. Berasa ya detak jantungnya. I can't imagine how if it stops beating. My life would be stop too. Arteri ikut kebangun pas gue bangun, tapi dia tidur lagi. Selesai gue sholat subuh, gue pasang alarm lagi jam 8 karena kita masuk jam setengah 10 dan mesti cari sarapan dulu. Gue ambil posisi lagi kayak sebelumnya. Mendekap di dekat dada Arteri. His heartbeat is like a symphony for me. Ini kayak pengantar lagu tidur yang membuat gue dengan lelapnya pergi ke alam mimpi.

Tepat jam 8, alarmnya nyala lagi. Gue bangun buat matiin alarmnya dan duduk di kasur sambil main hp. Arteri juga bangun, terus dia iseng ngambil hp gue.

"Ihh! Kok diambil?" Dia gak bales dan cuma senyum.

"Do you want to do something naughty?" asked him while smiling at me.

"Don't you dare to do that."

"Why don't you ask it first?"

"Hhh. Okay, so what is the naughty thing, huh?"

"Skip class for today and cuddle all day." LOL!

"HAHA! No way.... Ini pekan UAS sampe minggu depan anjir!"

"Sehari doang...."

"Abis UAS kan bisa."

"Ih, kelamaan!"

"Ya udah, abis malam puncak deh."

"Beneran ya? Nginep di Bandung!"

"Haha. Ya udah iye."

"Okay! Go!" Sekarang malah dia yang semangat duluan bangunnya. Hadeeh.

Gantian Arteri yang mandi pertama, gue beres-beres kamar. Abis itu gantian gue yang mandi dan siap-siap ke kampus. Kita mau sarapan dulu di Gerlam sebelum ke Fikom. Makan ayam Crisbar aja lah biar cepet dan kenyang. Setelah itu kita pisah di Fikom. Janjian ketemuan lagi nanti setelah malam puncak. Let's goo!

Hari demi hari berlalu. Ada beberapa matkul yang udah UAS, paling sisanya yang UAS tertulis aja minggu depan pas pekannya UAS. Kita lagi sibuk buat projek UAS. Gue beberapa kali ketemu Arteri dan pulang dianterin, tapi gak jalan atau makan karena sama-sama lagi ngerjain projek UAS. Sama Aries juga beberapa kali ketemu, tapi dia bener-bener menjauh dari gue. Bahkan kalo ketemu aja langsung buang muka. Terserah aja lah. Capek.

Dari Jumat sore sampe Sabtu siang, mami sama papi ke Nangor buat jengukin gue yang udah lama banget gak balik-balik ke Jakarta. Mereka juga bawain tas dan sepatu yang bagus di rumah buat malam puncak nanti. Pokoknya harus cantik beudd deh! Sebenernya mereka mau sampe minggu sore, tapi gue bilang sampe Sabtu siang aja sebelum gue malam puncak karena nanti gue bakal capek banget dan gak bisa have fun sama mereka. Padahal gue janjiannya mau nginep sama Arteri di Bandung setelah malam puncak WKWK. Astagaa, Vena! Dua hari mereka di sini juga gak nanyain apapun tentang Arteri maupun Aries, jadi gue gak cerita juga soal mereka.

Setelah mami papi balik jam 2 siang, jam 3 gue minta Arteri jemput dan kita ke Fikom bareng. Karena masih ada waktu setengah jam dan gue belum selesai make up, Arteri gue suruh masuk dulu ke kamar sembari tunggu gue rapih. Dia ganteng bangettt pake kemeja formal dan celana sama gesper gitu awww! Gue pake dress selutut dan tangan 3/4. Dia gak bisa berpaling dari gue semenjak dia liat gue pake dress ini.

"You look so stunning, OH MY GOD!" He stood up and followed me to the mirror.  He stood behind me and grabbed my shoulder.

"Harus dong! Pokoknya kita harus foto ya!"

"I'll give you more than just a photo." WOW! HAHA.

"Kita jadi nginep?"

"Up to you."

Arteri dan VenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang