Pre-Production

7 2 0
                                    

MAMPUS GUE AAAAAA!!! MAU NANGIS BANGET PANIKKKK!!! Baru gue jawab fotonya dari siapa, dia malah video call gue. Terpaksa gue angkat deh. Keliatan pasti masih pake baju yang sama kayak di foto. Sumpah, gak tau harus ngomong apa.

"Hi...." sapa gue dengan penuh keraguan.

"Baru pulang?"

"Iya... tadi abis ketemuan sama talent si Marsha itu. Abis itu baliknya makan dulu di COC. Terus yaudah jadinya makan sama Aries karena kita balik bareng tadi. Dia mau arah ke Jatos emang."

"Terus ngobrolin apa aja? Kata temen gua tadi lama karena sampe dia pulang pun kalian masih ngobrol. I'm not being possesive, Vena. But our relationship is on trouble now."

"I can understand what you feel and I'm sorry for that."

"Ngobrolin apa?"

"Ngobrolin... tentang kita. I don't know why I was so overshared with him. Tapi dengan cerita, gue lebih tenang sih sebenernya. Dia yang tau kita pernah satu kamar, which is dia udah berekspektasi apa yang kita lakukan. Jadi gue gak mulai dari awal buat cerita sama dia. Gue gak pernah cerita tentang kita sama siapapun, just with him."

"Jadi secara enggak langsung, lu bilang kalo lu nyaman sama dia?"

"Apa sih, Ri?! Kita lagi ada projek bareng. Jadi banyak komunikasi dan gak jarang ada selipan personal kan?"

"Bullshit! Kemaren kan gua nanya, Ven! Kalo lu sama dia gimana. Terus lu jawabnya gak mau. Kalo lu jawab 'iya' kan gua bisa menyiapkan diri gua dulu!"

"Dia gak suka sama gue, Arteri! Dia bilang berkali-kali kalo dia gak mau ikut campur urusan kita! Dia gak mau terlibat apalagi jadi orang ketiga! Dia bener-bener mau jaga perasaan lo dan deket sama gue cuma karena projek ini! Lo bilangnya gak mau posesif, tapi ngobrol sama cowok aja ditanyain gini."

"GUA TAU BEDANYAAAA, VENAAAA! ASTAGAAA! LU KIRA GUA GAK BISA LIAT! GUA BISA LIAT! GUA BISA RASA! LU BEDA! BEDA KALO SAMA ARIES! LU JUJUR SEKARANG SAMA GUA! LU SUKA GAK SAMA ARIES?"

"EVENTHO I SAY I LIKE HIM, IT WON'T CHANGE ANYTHING!"

"IT CHANGED!"

"Don't scream at me! I'm scared! I'm tired, Arteri!" Started crying.

"Ya udah sana cari aja yang seagama. Biar gak capek bujuk-bujuk dia supaya pindah agama."

"You talk no sense."

"Have fun projeknya. Kalo emang bener deket cuma karena projek, kalian gak akan sedeket itu lagi setelah projek selesai."

"Ok--" Arteri matiin video callnya tanpa aba-aba. FFFUUUUCCCKKKK! DEMI APAPUN, CAPEK BANGET, SAKIT BANGET, SEDIH BANGET! When this toxic relationship would be ended?

Mood gue seharian ancur banget bahkan sampe besoknya kita ada pertemuan full team, gue masih bad mood dan gak banyak omong. Gue jadi ngeliat Aries berbeda sekarang. Gue bodoh kalo deketin Aries, tapi ternyata dia gak suka gue dan memperparah hubungan gue sama Arteri.

"Barudaaakkksss, aku punya kabar buruk nih mengenai projek."

"Naon atuh, Kang?"

"Deadline pengumpulan filmnya dimajuin seminggu. Harusnya Rabu depan jadi Selasa ini.  Soalnya bidang akademik baru keluarin jadwal fix UAS. Jadi mau gak mau kita geser shooting di minggu ini." Semuanya pada panik.

"Yah, gimana atuh, Kang?"

"Gak papa. Bisa kok. Kan pemeran udah dapet semua. Skenario udah fix. Lokasi jadinya mau di apart Jordi kan sebagai DoP? Jordi sama Chandra bisa recce kapan aja dong kalo di apart Jordi? Kita gercep aja. Gak usah nunggu yang lain. Kita kerja masing-masing. Anak art kalo mau ada yang dibeli, beli sekarang aja. DoP sembari fiksasi storyboard, bisa juga list alat-alat yang mau disewa dari kamera, lighting, sound, dan lain-lain. Nanti aku sama Venisa yang urusin sewanya. Jangan lupa uang patungannya ya kasih ke Venisa." Pemikiran seorang problem solver.

Arteri dan VenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang