Gue sama Aries cuma duduk di sofa sambil nangis-nangis. Gak kepikiran buat mengabari siapapun karena belum percaya ini beneran. Gue cuma pelukin aja itu guci yang berisikan abu kremasi Arteri. Kalo dia dikremasi, artinya dia belum pindah agama dong? Masih mengikuti ketentuan agama Hindu.
Mami sama papi nemuin tiket pesawat jam 5 pagi nanti. Sekarang masih jam 10 malam. Kita siap-siap dan bergegas merapihkan barang-barang biar langsung berangkat nanti. Mereka juga baru pesen tiket pergi karena gak tau kapan bisa balik. Mereka juga gak pesen hotel karena berpikir kita cuma sebentar dan gak banyak barang bawaan biar gampang mobilisasinya. Gue sedikit lebih tenang ketika kita tinggal menunggu jadwal keberangkatan pesawat. Jadi gue bisa cerita versi lengkapnya ke mami papi tentang hari terakhir kita ketemu. It sounds really bad. Terrifying for them and for us. Gak bisa berhenti nangis dan minta maaf sama mereka. Tapi respon mereka sama kayak Aries pertama kali, deep down inside them, mereka punya worst scenario bahwa hal ini akan terjadi based on my past experience with Arteri. Kayak udah ada bibit-bibit perzinahan di dalam hubungan gue sama Arteri. Tapi ini sangat tragis karena terakhir kita ketemu, kita melakukan dosa besar dan sekarang kita bener-bener gak akan bertemu lagi, mungkin juga di akhirat nanti.
Kita tidur dulu di kamar masing-masing. Aries tidur di kamar tamu. Jam 3 pagi, kita otw ke bandara. Masih belum bisa tidur dan masih gak percaya sama keadaan sekarang. Gue terus telponin nomor Arteri, tapi gak ada yang diangkat. Gue cari kontak Vena di semua sosmed, tapi gak ada yang aktif. Bener-bener pusing! Apa yang mau gue cari tau? Ini nyata atau enggak? Terus kalo ini nyata gue mau ngapain? Kalo Arteri emang bunuh diri, terus gue harus apaa? Ziarah ke makamnya? Kan dia dikremasi, gak dikubur. Bahkan abu kremasinya di rumah gue. Ya Allah....
Sepanjang jalan, gue terus menyalahkan diri sendiri sambil nangis di dalam mobil. Papi yang bawa mobil. Mami di jok depan. Gue sama Aries di jok belakang.
"Aku gak akan berhenti menyalahkan diri sendiri kalo Arteri bunuh diri! Aku egois banget membiarkan dia jalanin itu sendiri cuma karena aku takut banyak orang tau apa yang udah aku lakuin sama dia. Orang tuanya ancem bakal ngomong sama mami papi tentang ini, makanya aku biarin mereka bawa Arteri biar mereka gak ngomong ke mami papi. Tapi aku salaahhh. Padahal akhirnya mami papi juga tau, tapi aku kehilangan Arteri!"
"Vena, orang bunuh diri biasanya akan memberikan tanda-tanda sebelum dia bunuh diri. Emang Arteri kirim tanda apa sampe kamu seyakin itu?"
"Dia gak ngirim apa-apa karena mungkin dia lagi dihukum dan dikurung, Pi! Dia gak bisa berkomunikasi dengan siapapun! Aku juga yakin yang jawab chat aku bukan Arteri, tapi bisa aja adeknya, si Vena. Adeknya yang memulai semua ini semakin ribet! Dia yang aduin ke ibu bapaknya!"
"Tapi kamu bilang Arteri janji gak akan aneh-aneh kan? Kamu gak percaya sama janji Arteri?"
"Dia pernah janji buat gak pernah menyentuh aku, tapi dia langgar. Dia janji buat pindah agama, tapi sampe akhirnya dia gak ada, kemungkinan besar dia belum pindah agama. Dia janji buat enggak cutting lagi, tapi dia malah mengukir nama aku di tangannya dan terkenang abadi! Hilang ketika badannya menjadi abu." Sebentar... ketika gue bilang badannya hilang menjadi abu, tiba-tiba gue keinget mimpi waktu itu! Mimpi ketika semua kembali ke masa-masa ketika gue sama Arteri! Dia sempet mengucapkan kalimat syahadat sebelum menjadi abu! Dia juga selalu menggenggam buku tentang berdamai dengan kematian. Apakah itu sebuah tanda? Tanda apa? Tanda Arteri bunuh diri? Bunuh diri bukan merupakan takdir. Seharusnya gak sampe masuk ke dalam mimpi. Lalu apa maksud mimpi itu?
"Oke. Kalo emang menurut kamu Arteri udah pasti bunuh diri dan abu kremasi yang di rumah itu milik dia, untuk apa lagi kamu ke Makassar, Vena?" Dari persentase 100%, masih terisa keraguan 15% kalo Arteri bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...