Di kosan gue, Aries langsung pamitan karena udah hampir setengah 11 malam. Gue juga udah capek banget! Abis mandi dan ganti baju, gue langsung tidur. Gak sampe 10 menit gue merem, langsung ketiduran sampe besok paginya.
Gue kebangun gara-gara hp gue bunyi terus. Ternyata Arteri nelpon. Anjirrrrr! Gue lupa kemaren mau ngabarin dia. Duh, marah-marah deh hari ini dia.
"Halo, Ri? Sorry banget semalem ketiduran lupa ngabarin. Jadinya gimana hari ini--?"
"Gua udah di ruang tamu kosan lu nih."
"EHHH GILAAAAA!!! NGAPAIN ANJIRRR!"
"Semaleman gua nungguin lu gak chat duluan. Terus tadi gua ketok-ketok kamar lu gak dibukain."
"YA ANJIR GUE KETIDURAN! IHHH!"
"Vena udah otw dari Makassar."
"Sekarang jam berapa woy?" Pas gue liat jam, ternyata udah jam 1 siang. Holy moly! Gue tidur 12 jam anjir!
"Jam 1 anjir! Kita janjian jam 1, Ven! Lu abis ngapain sih kemaren bener-bener ngilang seharian? Pake pura-pura nelpon orang lain lagi pas gua nelpon! Terus abis itu lu airplane kan--"
"Shut up! Nanti gue ceritain. Tardulu gue mandi dulu."
"Gak! Bawa aja baju lu. Mandi di apart gua."
"Dih? Ngapain lah tanggung!"
"Gak. Gua ketok-ketok terus pintu lu sampe keluar."
"IHHHH! YA UDAH IYA!"
"Bukain pintu!"
"HISH!" Terpaksa gue buka pintunya buat Arteri.
Arteri bener-bener di depan pintu kamar dengan hp yang masih menempel di telinganya. Telepon kita belum dimatiin. Dia menatap gue dan senyum bejat gitu HAHA.
"Thanks for open the door." Arteri matiin teleponnya, masukin hp ke kantong, abis itu berjalan ke dalam kamar gue.
"I haven't let you in yet."
"I'm in a half-way for entering you."
"What do you mean, bitch?!" Gue tutup pintunya dan segera menuju lemari buat beres-beres baju yang mau dibawa.
"Where have you been yesterday, Vena?"
"Not your business, jeez. You promised me this is our last time together."
"Did you hang out with Aries?"
"You said that we are in hurry. So, please let me do hurry."
"You don't have to sit and staring at me to talk about it." Oh, hell!
"Okay! I'm dating with Aries! I went to Bandung all the day with him yesterday. So I was blocking your way to communicate with me and disturb our dating." I stopped for a while and focused on him. He was speechless and a little bit trembling. I heard broken pieces from here. I'm so sorry.
"That's enough explain. I'm waiting in my car." He left me instead. Aaaahhhhhh! I can feel his pain eventho I'm the one who made it.
Dengan rasa bersalah, gue mau menuruti dan mengikuti apa yang mau dia lakuin hari ini. Padahal dia tau hal ini akan terjadi, tapi mungkin dia enggak berekspektasi secepat ini. Maaf, Ri. Gue mencoba melakukan yang terbaik untuk kita.
Selama perjalanan, Arteri yang dari kemarin bawel banget, mendadak hening dan gak ada omongan sama sekali. Sampe di kamarnya pun dia tetep dingin banget. Pas masuk kamar apartnya, dia cuma nyalain lampu kamar mandi tanpa mempersilakan gue mandi. Dia juga buka pintu kamarnya kalo gue mau ganti baju di kamarnya atau nunggu Vena di kamarnya. Arteri sendiri cuma nonton tv di ruang tamu. Astagaaa, gue mematahkan hati orang lagi. Padahal baru aja kemarin gue bahagia banget sama Aries. Sekarang udah sedih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...