⚠️Trigger content: self-harm
Gue langsung ngumpulin ketika ke-20 video itu udah gue render. Udah gue masukin ke Google Drive dan sampe gue beli flashdisk buat dikumpulin secara fisik kalo misalkan mereka beralasan gak menemukan email atau link gak bisa dibuka. Gue kirim flashdisk itu ke Teh Fildza, dari Teh Fildza kasih ke eval. Hari Minggu ini gue tidur seharian. Gak ada aktivitas lain selain tidur. Rasanya gue mau menghilang aja dari muka bumi. Pengen banget balik ke Jakarta buat healing lagi. Bahkan kayaknya gak cukup seminggu deh. Dua minggu kali ya? Tapi gue tau itu keputusan paling egois dan self-destructing karena osjur sesi 2 baru dimulai dan gue gak mau bikin masalah di sesi baru ini. Semoga bukan cuma gue yang gak bikin masalah, tapi juga mereka yang gak bikin gue bermasalah.
Hari Senin, gue rasa semua aman karena Teh Fildza bilang udah diterima videonya sama eval. Rangkaian hari pertama di sesi kedua ini baru workshop mengenai perfilman seperti latar belakang perfilman di Indonesia, perfilman Indonesia di zaman sekarang, dan lain-lain soal perfilman di Indonesia. Cukup menarik dan insightful sih pembahasannya, tapi gue masih agak gak nyaman di osjur ini karena temen-temen sekelompoknya masih sekelompok besar yang 14 kemarin dan mereka masih memandang gue berbeda meskipun menurut gue, gue gak menyusahkan mereka sama sekali. Yah, mungkin ini cuma negative thinking gue yang muncul ketika gue masih dilanda stres. Semoga mereka gak kayak apa yang gue pikirin.
Pulang agak lebih cepet karena rangkaiannya cuma workshop. Seperti biasa, terakhir sebelum pulang ada eval dengan tugas-tugasnya. Gue gak pernah suka momen ini dan selalu deg-degan ketika eval dateng ke barisan. Rasanya mereka selalu membawa permasalahan yang bikin hidup gue gak tenang. Apalagi kali ini gak cuma Teh Jasmine aja yang ada di depan barisan, tapi juga ada wakil ketua eval dan VPO SFR. Alamat pasti sesuatu yang serius dan firasat gue mengatakan hal yang gak baik.
"Malam semua. Saya apresiasi rangkaian pertama ini tidak banyak kesalahan yang ditemukan, tapi bukan berarti tidak ada. Karena osjur sesi pertama sudah habis, jadi saya ingin merangkum dan mengevaluasi sesi pertama kemarin. Rangkaian selanjutnya adalah hari Sabtu, tapi panitia evaluasi memutuskan untuk ada rangkaian tambahan di hari Kamis, yaitu khusus evaluasi dan rapat pleno. Seperti apa yang kita ketahui, beberapa dari kalian sering membuat masalah. Kami selaku perwakilan dari panitia ingin menyaring kembali mana orang-orang yang niat mengikuti ospek jurusan dan tidak niat nengikuti ospek jurusan. Setidaknya ada 5 orang yang namanya akan dibawa ke rapat pleno yang dihadiri oleh seluruh panitia dan seluruh maba SFR. Dari 5 orang ini, kita gak tau apakah semuanya berhak dipertahankan dalam ospek, atau hanya beberapa orang, atau bahkan kelimanya keluar dari ospek. Semua itu ada di tangan kalian sebagai pembela teman-teman seangkatan kalian. Saya akan panggilkan 5 orang yang bermasalah dan akan diadili dalam rapat pleno, yaitu dengan nomor SFR 011, 025, 038, 075, dan 084. Kelima nomor tersebut silakan maju di depan saya." FFUUUUUUUUCCCCCCKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!
Mata panitia eval langsung sinis ke gue, terutama Teh Jasmine. MAU NANGIS BANGET GAK BOONG INI MAH! Apalagi pas gue maju dan dihadapkan oleh barisan temen-temen yang lain. Rasanya malu, kesel, kecewa, marah, dan takut! GUE KENAPA LAGI! INI BENERAN HANIF MAU MERENCANAKAN GUE KELUAR DARI OSJUR?!
"Seperti yang sudah saya katakan, ospek jurusan ini berbeda dengan ospek fakultas. Ospek jurusan ini benar-benar berpengaruh terhadap kehidupan perkuliahan kalian di kampus. Dengan lulus dari ospek jurusan, kalian baru bisa memenuhi syarat untuk ikut UKM kampus dan fakultas. Kalian baru bisa jadi anggota HIMA dan ikut acara-acara HIMA. Syarat skripsi adalah menjadi anggota aktif dalam HIMA. Kalo kalian gak lulus osjur, kalian harus mengulang di tahun depan beserta adik tingkat kalian. Maka dari itu, penting banget ya buat lulus osjur ini. Gak main-main! Lima orang ini dari awal terlihat tidak serius menjalani osjur! Jangan salahkan panitia jika mereka membuat kalian repot!" Gue yang nunduk terus nahan nangis, akhirnya udah gak kuat buat speak up. Gue angkat tangan gue membelakangi para panitia ini, jadi gue gak tau gimana ekspresi mereka ketika gue mengangkat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...