Arteri's Phone

18 2 0
                                    

Setelah mereka pergi, gue peluk mami papi sambil nangis. Perpisahan ini sama sekali gak mudah, apalagi dalam situasi kayak gini. Mereka menawarkan untuk tidur sama mereka, tapi gue mau tidur sendiri di kamar. Kamar gue dan kamar mereka gak boleh dikunci buat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.

Sekarang saatnya gue buka teka-teki baru di hp Arteri yang dikasih Vena. Gue gak berharap ada apa-apa di sini yang buat hidup gue bakal semakin hancur.

Dimulai dari chat dulu. Chat gue di pin, of course, tapi terakhir diblokir sama Vena kan. Gue buka blokirannya. Nothing's happened sih di chat gue. Chat bawah-bawahnya banyak yang berbela sungkawa dan menanyakan keaslian fakta ini. Kalo gue jawab fakta ini bener, tapi pake hp Arteri kan jadi gimana yaaa meskipun atas nama orang lain yang jawab. Gue matiin dulu centang birunya supaya gak keliatan kalo gue baca. Abis itu gue bacain satu-satu. Gak ada yang aneh-aneh. Gue scroll ke bawah-bawah, lalu gue menemukan chat dia sama Aries. Gue scroll sampe paling atas dan menemukan chat pertama mereka ketika Aries minta Arteri menanyakan alamat gue di Jakarta.

"Ar, ini Aries, project officer osjurnya Vena. Urang dapet nomor maneh dari Angel. Sorry nih chat tiba-tiba, tapi urang mau minta bantuan maneh boleh?"

"Wah, ada apa nih, Kang? Vena buat masalah?"

"Enggak kok, bukan dianya. Ini ada masalah sama Hanif yang buat dia sampe balik ke Jakarta. Urang sama temen-temen lain jadi merasa bersalah dan khawatir sama dia. Jadi kita mau samperin dia buat bujuk dia balik ke osjur lagi."

"Ngapain lagi si Hanif?!"

"Nanti kita ceritain ya. Maneh tau gak alamat rumah Vena di Jakarta?"

"Enggak tuh."

"Boleh tolong tanyain kah? Ini genting banget."

"Terus kalian mau ke Jakarta samperin dia?"

"Iya."

"Gua ikut boleh?"

"Iyaudah gak papa."

"Oke bentar."

"*Arteri send a location* nih alamatnya. Kalian mau ke sana kapan? Naik apa?"

"Nuhun pisannn, Arrr! Mungkin nanti sore."

"HAH?! Mendadak banget?!"

"Iya soalnya udah 2 hari. Terus juga Kamisnya rapat pleno. Itu yang buat Vena balik ke Jakarta karena merasa gak adil. Jadi kita mau kejar sebelum rapat."

"Aduhh, ya udah bentar ya. Kabarin lagi kalo mau otw. Gua masih ada urusan juga nih."

"Okay."

Hari berikutnya setelah mereka balik dari Jakarta, Arteri chat Aries duluan.

"Bilangin temen lu, kalo dia macem-macem lagi sama Vena, hadapin gua dulu." Awww, Arteriii😭❤

"Tenang aja. Urang juga udah kasih tau dia kok. Vena urusan urang juga." ASTAGAA ARIES BERANI-BERANINYA NGOMONG GINI SAMA ARTERI!

"Kok lu bisa bilang Vena urusan lu juga?" Kan....

"Ya selama osjur dia kan ada di bawah tanggung jawab gua, Ar." Dari sini aja udah keliatan ya, dari urang jadi gua.

"Oh gitu. Ya udah, berarti kalo Vena ada apa-apa, gua cecer lu ya?" Hii serem banget, Arteriii!

"Sok, kalem."

Aduhh, mulai memanas nih! Tapi selang beberapa lama gak ada chat lagi. Gue inget ini karena gue sama Arteri juga renggang karena semenjak balik dari Jakarta dan first kiss kita, Arteri jadi melunjak dan gue gak suka. Ada chat lagi kalo gak salah ini pas gue dapet kelompok sama Aries deh.

Arteri dan VenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang