Aries

5 2 0
                                    

Hari Senin, ada pertemuan sama talent, yaitu si Marsha di FIB. Cuma gue, Chandra, Afra, Aries, Teh Venisa, sama Laila sebagai temennya Marsha. Kita mau jabarin dulu tentang skenario yang mau kita eksekusi dan juga karakter yang akan dia perankan. Chandra sama Afra sih yang jelasin, gue cuma lengkapin aja. Emang cantikk si Marsha ini. Pasti anggota keluarganya dia ada yang bule. Yha, bisa cinlok nih Aries sama Marsha haha.

"Wah, lumayan yah filmnya. Yang jadi Devan nanti udah ketemu?"

"Ini. Produsernya sendiri." Chandra menunjuk Aries.

"Oalaah. Siapa tadi namanya, sorry?"

"Aries." Aries ngajakin Marsha salaman.

"Oh iya, Aries. Semoga nanti bisa kerja sama yah." Marsha salaman sama Aries sambil senyum. Duh....

"Sabar, Kang, sabar. Tahaann." HAHA!

"Awas nanti dimarahin Teh Rara~" saut gue. Aries lansgung nengok gitu ke gue. Teh Venisa ngakak banget sama perkataan gue.

"HAHAHA! Kok kamu tau-tauan Rara sih?"

"Kan dari Teh Venisa...."

"Emang parah maneh, Ven!"

"Ngapunten atuhh haha."

"Oh, Aries udah punya pacar?" Marsha juga ikutan kepo.

"Belum atuh, ih! Mereka cuma ledekin aku doang." LOH?! HAHA! Jadi klarifikasinya dia belum punya pacar yah? Terus si Rara tea saha anjir! Masih teka-teki.

Kita lanjut bahas-bahas terkait jadwal shooting dan lain-lain. Dia kayaknya udah oke, jadi tinggal tunggu fiksasi lokasi dan peralatan shooting. Kalo script sih udah lock dari kemarin. Besok kita ketemuan full team buat fiksasi yang lain-lain karena rencana shoot itu Jumat sampe Minggu di minggu depan. Huft, gak bisa ke Jakarta atau mami papi gak bisa ke Nangor deh! Padahal udah kangen banget sama mereka. Minggu ini juga gak bisa karena mereka mau recce. Dah lah. Bentar lagi juga liburan semester panjang, jadi banyak waktu sama mami papi di Jakarta dan terbebas dari segala kegiatan di perkuliahan karena osjur juga udah selesai sebelum libur semester.

"Udah semua ya? Besok kita diskusi lagi sama yang lain. Makasih banyak Marsha udah menyempatkan waktunya untuk casting dan juga delivery treatment dari sutradara. Semoga kita bisa bekerja sama ya," tutup Aries.

"Iya, sama-sama, Devan haha." IH! KOK MANGGILNYA DEVAN!

"HAHA! Belumm, Sha, belum. Sabarrr," ledek Laila.

"Just kidding haha. Okay, bye guys! Have a nice day! Aku mau ke FIB lagi nih," pamit Marsha.

"Iya, hati-hati, Marsha." Kita semua bergegas untuk balik. Afra seperti biasa sama Chandra udah ke motornya, sedangkan Laila udah nunggu Gojek di depan FIB. Tinggal gue, Aries, dan Teh Venisa.

"Jadi bareng gak, Ven?" tawaran Aries. Awww, lucu banget nawarin bareng!

"Boleh," jawab gue dengan PD-nya. Aries sama Teh Venisa tatap-tatapan gitu. Gue tersadar kalo 'Ven' yang dimaksud Aries adalah Teh Venisa. ANJIIRRRRRR MALU BANGETTTTT!

"Eh, sorry, sorry, sorry. AH MALU BANGET!" Gue menutup muka gue dengan kedua tangan gue. SUMPAH MALU BANGET BENERAN INI MAH!

"Awww, gak papa, Vena. Kamu bareng sama Aries aja. Aku cuma mau numpang ke Fikom sebenernya haha. Bisa jalan atau naik odong-odong aja." Teh Venisa rangkul gue. IHH MALUU!

"Iya, gak papa, Ven. Ayo aku anter balik." GAK MAU AH!

"Gak usah, gak papa. Aku pesen Gojek aja." Mending gue rugi ceban daripada nahan malu.

Arteri dan VenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang