Untung bangetttt gak ketemu Arteri sama sekali pas lewatin Fikom lagi. Lebih tenang deh gue jalan sama Ariesnya. Sejujurnya gue belum tau mau diajak kemana, tapi selama sama dia ya gas aja lah.
Aries ajak gue ke SONO Cafe deket Caringin, ada di pinggir jalan. Enak sih tempatnya kayak co-working space gitu. Cocok banget buat ngerjain tugas. Bisa santai, Wi-Fi-an, sambil minum kopi atau ngemil haha. Ada ruang khusus belajarnya sendiri, tapi kita di meja biasa aja biar bisa sambil ngobrol-ngobrol.
"Kamu mau minum apa, Ven?"
"Bebas aja lah ikut kamu."
"Aku mau thai tea sih."
"Okey, aku juga."
"Kalau makanannya?"
"Ikut kamu juga."
"Heyy, ikut-ikut aku mulu haha."
"Makmum kan tugasnya ikutin imam." Aries sempat terdiam, terus pipinya blushing gitu. AAIIHHHH LUCU BANGET GUE BERHASIL GOMBALIN ORANG HAHA!
"Bisa aja sih."
"Haha, bisa dong!"
"Oiya sekarang jam berapa? Aku abis ini sholat Ashar dulu kali ya. Kamu masih gak sholat?"
"Masih, paling besok selesai sih."
"Oh oke. Ini aku pesen nasi goreng aja. Kamu juga?"
"Iya samain."
"Oke." Aries ke kasir buat pesen dan sekalian bayar makanannya. Abis itu dia ke mushola duluan buat sholat Ashar. Duhhh, jangan sampe Hanif dateng pas gak ada Aries deh. Bisa mati kutu gue!
Alhamdulillah, sampe Aries selesai si Hanif belum dateng. Jadi kita bisa ngobrol-ngobrol sebelum Hanif dateng.
"Hey! Muka kamu kok tegang banget sih, Ven? Santai aja haha. Mau ketemu siapa sih?"
"Haha. Ini bukan masalah Hanif mantan aku, Res. Aku bahkan lupa rasanya pernah bersama sama dia. Yang aku inget adalah kejadian-kejadian pas osjur yang buat aku sehancur itu."
"Iya, aku ngerti. Maaf ya kalo aku malah ajak kamu ketemu dia lagi. Maaf juga dulu aku gak becus jadi ketua."
"No! Not your fault at all!"
"Tapi kamu sendiri gimana sama Hanif?"
"Kita udah maafan dari semenjak yang di Jakarta itu. Gak pernah ada kontak atau komunikasi sama sekali setelah itu."
"Oh gituu, tapi kamu sebenernya pernah ada rasa sama dia gak?"
"Enggak haha."
"Wow! Dulu dia beneran suka sama kamu loh, Ven!"
"Yes, I know and I'm fully understand that he hurts because of me."
"Kalo kamu gak suka, kenapa kamu terima?"
"Karena... Arteri."
"Jadi kamu emang manfaatin kedeketan kamu sama Hanif biar Arteri aman dan bisa masuk lagi ke osjur?"
"Kinda. Aku tau itu jahat banget sih dan aku juga nyesel lakuin itu. Ternyata karmanya gede banget ya hahah."
"Haha, tapi Hanif juga enggak sepolos itu sih. Dia tau kamu lagi berada di dalam masalah dan butuh bantuan dia. Jadi dia dateng biar kalian bisa lebih deket dan ketergantungan."
"Pada dasarnya kita semua licik."
"Yep. Dan aku juga berperan di situ. Kalo aku gak menegur Arteri waktu itu, semua kejadian ini gak bakal terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arteri dan Vena
RomanceKisah dua sejoli dengan latar belakang yang sangat bertolak belakang, akhirnya dipertemukan meski dalam kerumitan. "I bounded with you like arteries and venas. We have to work together for life." Arteri dan Vena bertugas untuk membawa darah, bukan r...