38 - I'm the worst

2.4K 417 60
                                    

Pemeriksaan pertama ternyata cukup memakan waktu dan tenaga. Urine test, pengambilan sample darah, belum lagi sesi tanya jawab singkat dengan dokter. Jujur, Ryuna lelah. Tapi, sebenarnya kalau dibanding latihan teater kelas yang selama ini Ryuna lakukan, ini bukan apa-apa. Hanya saja, suasana hati Ryuna setelah kehadiran Laura tadi sangat amat tak mendukung.

"And leave you here alone by yourself? No."

Menjadi prioritas tentu saja menyenangkan, dan harusnya Ryuna lega akan jawaban yang Darren berikan. Tapi, Ryuna seakan tau kalau ucapan Darren barusan sangat bertolak belakang dengan bagaimana Darren menatap Laura.

Pada akhirnya, Ryuna sadar bahwa ia masih hanyalah sebuah keharusan yang harus Darren pertanggung jawabkan.

Pikiran itu terus bersarang di kepala Ryuna sampai sekarang. Ia bahkan tak tau kenapa hal tersebut semengganggu itu untuknya.

'Apa coba yang gue harepin?' batin Ryuna yang baru saja terbangun dari tidurnya sore itu. Tidur dengan suasana hati agak kacau nampak bukan suatu pelarian yang baik. Buktinya, Ryuna masih saja dihantui dengan perasaan negatif tadi siang.

Getar ponsel terdengar. Ryuna yang saat itu masih mencoba mengumpukan kesadaran tentu tersentak. Ryuna-pun buru-buru mencari keberadaan ponselnya. Takut-takut ada hal penting yang ia lewatkan setelah tertidur cukup lama. Sekarang-pun keadaan sudah gelap di luar sana.

Benar saja, ada setidaknya tujuh belas panggilan tak terjawab Denise.

'Lo kemana sih? Gue nelpon tuh karena penting, jawab elah!'

'Ryu, bales ish!'

'Angkat woy'

Dan, masih banyak pesan Denise lainnya dengan isi yang hampir sama. Serius, tidak biasanya Denise panik begini selain saat meminta contekan tugas.

'Ryu, lo lagi baik-baik aja 'kan?'

'Jangan buka sosmed dulu, aduh moga gue ga telat deh peringatin lo'

'Ah, gue ga tenang asli! Ryu, say something ke gue'

Sebenarnya, ada masalah apa lagi?

'Ada yang fotoin Laura pake hengpon jadul pas dia keluar dari klinik Ibu dan Anak, terus berita simpang siur lah'

'Itu aja udah keruh ya, terus ada lagi yang spill video lo sama Laura ribut'

'Itu lo beneran ketemu dia?'

'Netizen banyak banget yang kepo dan nyari tau gitu alasan lo ribut sama Laura'

'tapi so far sih, Laura tutup mulut tentang pertengkaran kalian'

'cuma tetep gak tenang gue, nama lo mulai nongol di sana sini'

'kalau lo udah baca chat gue, telepon ye!'

'gak usah buka sosmed dulu juga, lo gak boleh banyak pikiran!'

'kasihan Si Bocil di perut lo, jagain yang bener'

'telepon ye, gue tungguin'

Denise salah besar kalau berpikir Ryuna akan menurut. Nyatanya, sekarang ia langsung menuju aplikasi Instagram untuk mengecek langsung apa tanggapan Laura di instastory-nya.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang