43 - meet up?

2.6K 363 74
                                    

Selalu ada pro kontra dalam setiap kejadian. Dan selalu ada netizen yang akan memberi pendapat, bahkan saat tak ada yang memintanya.

Laura tak menduga bahwa ada juga orang-orang yang masih memihak pada Ryuna, walau jelas-jelas perempuan itu adalah orang jahatnya di sini.

'Gue yakin, Kak Ryuna punya apa yang Kak Laura gak punya sampai akhirnya Kak Darren lebih milih ninggalin Kak Laura.'

'Menurutku, daripada salahin Ryuna, better Laura intropeksi diri deh.'

'Laura jangan egois lah! Ryuna dan Darren tuh jsutru lagi perjuangin buat bisa bertanggung jawab kali sama kandungannya!'

'ini gak sekali dua kali Laura berdrama, mungkin Darren capek deket-deket sama Drama queen kayak dia.'

'Waktu itu beneran sempet coba bundir kan ya dia? Ih aneh, kok ya segitunya banget deh buat cowo doang.'

'Cakepan Ryuna sih, gue juga bakal lebih milih dia daripada Laura. Too fake gitu mukanya, pasti udah suntik sana sini.'

"Laura, jangan bacain komen-komen orang sakit jiwa kayak mereka dah," tegur Kak Kelly sembari mengambil alih ponsel Laura dari genggamannya.

"Siniin, aku slow sumpah bacain opini jelek begitu," Laura membujuk demi mendapatkan kembali ponsel pintarnya.

"You've been so miserable these days, dan bebacotan di sini won't help your condition, okay?"

"I'll get worse if you don't respect my privacy like this, so give me back my phone, Kak," tegas Laura yang berhasil membuat Kak Kelly agak terperangah dan membiarkan Laura mengambil paksa ponselnya dari tangan Kak Kelly.

"Don't say I didn't warn you ya," gumam sang manajer sebelum kembali memejamkan mata, menikmati pelayanan foot massage yang ia sengaja panggil untuk datang ke apartemen Laura hari ini.

Semenjak percobaan bunuh diri yang syukurnya gagal waktu itu, Kak Kelly jadi lebih mengawasi Laura lebih ketat. Sayangnya, Kak Kelly tak tahu kalau hal tersebut justru lebih membuat Laura merasa tertekan.

Ia tidak semenyedihkan itu kok!

"Hari ini Darren sama Ryuna nikah, aku tau kali," ucap Laura.

"Kakak gak perlu sampe harus nemenin terus dan gangguin aku di sini. Udah tau aku sengaja gak stay di rumah dulu biar bisa sendiri," lanjut Laura menjelaskan suasana hatinya. Meski tak sepenuhnya benar, namun Laura serius lebih butuh waktu sendirian dari pada ditemani sana sini. Entah oleh orang tuanya, oleh Natty, Cherry maupun Nako, dan tentu saja, Kak Kelly.

"We care about you, Lau."

"Then give me a space, kasih aku ruang buat nenangin diri," ucap Laura lalu beranjak, menyudahi foot massage secara sepihak dan langsung berlalu ke kamar.

"Kak, you should go home. Aku bener-bener mau sendiri dulu, okay? Thank you buat foot massagenya, jangan lupa tutup pintunya nanti," seru Laura dari dalam kamar.

"She's so childish, yet she asked me to trust her? Gosh," batin Kelly melihat sikap Laura barusan. Tapi, daripada terus-terusan beradu argumen, Kelly memutuskan untuk menuruti saja apa keinginan Laura. Mungkin saja memang ucapan Laura ada benarnya. Ia memang butuh ketenangan sejenak.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang