10 - what a crazy world

4.4K 458 270
                                    

Adalah hal yang wajar dan manusiawi jika manusia yang baru bangun tidur masih akan terus menempel pada kasurnya. Karena percayalah, gaya gravitasi di kasur memang lebih kuat saat pagi hari, entah mengapa.

95% orang di dunia akan setuju bahwa hal itu benar adanya dan berlaku bagi siapa saja.

Tidak terkecuali untuk seorang Darren Gautama. Terlebih, pengaruh alkohol yang ia minum semalaman tentu membuat tubuhnya lelah dan semakin ingin berlama-lama menjelajah alam mimpi.

"..nghh," lenguh Darren masih betah memejamkan matanya sembari terus mencari kenyamanan dari kehangatan yang sedang ia dekap. Dalam tidurnya, ia masih menghirupi aroma harum menenangkan dari puncak kepala sosok yang terbaring bersamanya kini.

Sinar matahari menyusupi kamar gelap Darren melalui tirai jendela. Mengusik kenyamanan Darren.

Bukannya segera terbangun, Darren justru semakin menenggelamkan kepalanya di antara ceruk leher perempuan yang ia dekap.

"Tsk!" decak perempuan di sebelah Darren sembari mendorong partner seranjangnya itu untuk memberi jarak antara kedua tubuh polos mereka.

Tentu saja dorongan lemah tersebut tak memberi efek apapun. Nyatanya, tubuh dua manusia itu masih merapat satu sama lain.

Sampai perlahan, akhirnya sedikit demi sedikit kesadaran memenuhi kepala keduanya. Mata yang awalnya begitu betah terpejam mulai terbuka, menyesuaikan penglihatan dengan keadaan kamar yang masih gelap.

Dengan malas, Darren meraih sakelar lampu yang tak jauh dari tempatnya berbaring. Posisi yang pas mengingat sang pemilik kamar agak malas bergerak banyak.

Ketika cahaya lampu sudah menerangi seisi kamar, kedua sosok yang awalnya tak begitu terusik dengan keberadaan satu sama lain kini saling bertemu pandang selama beberapa detik.

Sampai akhirnya, seakan ada petir tak kasat mata membuat keduanya tersadar lalu lantas memekik secara bersamaan, "LO NGAPAIN DISINI!?"

Kepala Darren yang sakit akibat alkohol terasa semakin pening dengan apa yang kini di depan matanya.

Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa ia berakhir seranjang dengan perempuan yang bahkan tak ia kenal dalam keadaan tak berpakaian seperti ini!?

Bercak-bercak merah pada kulit putih mulus sosok tersebut juga tidak luput dari pengamatan Darren. Apa itu semua ulahnya?

"JAGA MATA LO, ANJING!" omel sosok tersebut menyadari arah pandang Darren.

Tunggu, kenapa ucapan tersebut terdengar familiar di telinganya?

Bukannya gentar oleh gertakan galak barusan, Darren malah semakin mengfokuskan perhatiannya ke wajah perempuan tadi. Rambut berantakan dengan raut emosi yang terlihat jelas.

Tatapan tajam itu...

"L-lo cewe judes yang di lift waktu itu kan!?"

Astaga Darren, ini bukan saatnya bermain tebak-tebakan!

Si perempuan baru saja akan merespon, tapi dengan seenaknya Leo membuka pintu kamar Darren. Membuat Darren entah mengapa langsung reflek melindungi perempuan asing itu di balik punggung polosnya.

Meski sudah tertutup selimut, tetap saja Darren tidak mau Leo melihat pundak polos perempuan itu.

"Kak Darren, lo kenapa beris– OH MY GOD! DARREN WHAT THE FUCK IS TH–" saking kagetnya, Leo bahkan lupa menyelipkan embel 'kakak' pada nama Darren.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang