H-5
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari sudah berlalu semenjak kabar dari Mama membuat Darren terus kepikiran. Dan kabar terbaru yang Mami sampaikan hari ini jelas membuat Darren semakin merasa gundah.
Darren bahkan tak tahu bagaimana perasaannya saat tahu kalau Ibu biologisnya serius ingin menemuinya Jumat ini. Ibu yang sudah lama pergi dan membuat Darren amat terluka tapi di saat bersamaan juga begitu Darren rindukan dekapannya.
Semua terlalu campur aduk dan mendadak.
"Ren! Mikir jorok ya lo siang-siang gini?" teguran Jemin sukses, bukan hanya menarik atensi Darren tapi juga orang-orang di cafeteria kampus dimana mereka berada sekarang.
"Jemin bangke! Suara lo kenceng bener, malu-maluin anjir!" rutuk Darren memiting kepala Jemin. Sang korban hanya tertawa menerima perlakuan sahabatnya. Walau dipiting, setidaknya ia berhasil membuat Darren kesal karena memang itu tujuan awalnya.
"Lo mikirin apaan sih? Dari kemaren tuh banyakan ngelamun mulu kalau gue perhatiin," tanya Jemin.
"Gak apa-apa," sahut Darren singkat.
"Kalau lo kayak gitu, bikin inget sama Lia pas lagi ngambek," ungkap Jemin lalu dengan jahilnya menjawil dagu Darren. Darren tentunya langsung merinding satu badan atas perlakuan absurd sahabatnya tersebut.
"JEM, LO GUE LAPORIN ATAS TINDAKAN PELECEHAN YA LO," rutuk Darren menendangi kaki Jemin dari kolong meja.
"HAHAHA, bercanda woy! Biar muka suram lo ga makin suram kalau nekuk mulu kayak gitu," ledek Jemin.
Jemin memang begitu, menjahili sahabatnya sekaligus menghibur. Walau jatuhnya Darren bukan menjadi terhibur, justru menjadi tersulut emosinya.
"Mama gue bakalan balik ke Indonesia," ungkap Darren dengan setenang mungkin. Berbeda dengan Jemin yang awalnya terlihat sumringah mendadak memasang raut terkejut nan serius.
Iya, Darren sudah pernah memberitahu Jemin mengenai latar belakangnya.
"Kapan? Terus lo gimana? Lo tau darimana?" tanya Jemin.
Darren mengangkat bahunya sekilas, memberitahu bahwa ia tak mengetahui jawaban dari apa yang Jemin baru saja tanyakan.
"Tapi kata Mami, Jumat ini Mama mau ketemu gue," ungkap Darren lagi
Jemin tau ini bukan perkara remeh. Ada masa lalu dan luka Darren yang terbuka lagi karena berita kepulangan sang Mama.
"Lo gimana? Lo siap ketemu dia? Atau justru, lo seneng?" Jemin bertanya.
"Jem, ke rooftop aja lah yuk. Gak mau gue ngobrolin beginian disini," ajak Darren beranjak dari kursi kantin yang ia duduki.
Jemin menuruti keinginan Darren. Sekarang, keduanya duduk di rooftop kampus yang syukurnya sedang sepi. Biasa, ada beberapa mahasiswa kemari untuk menyesap rokok.
"Jadi?" Jemin membuka pembicaraan.
"Gue bingung, Jem. Gue gak bisa bohongin diri gue kalau gue seneng pas tau Mama gue mau ngajak ketemu. Cuman secara logika, pertemuan ini gak mungkin ada manis-manisnya. Mama gue uda terlalu benci sama gue," tutur Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK
RomanceWARNING 21+ 🔞 Tentang Darren Gautama, mahasiswa biasa yang menjalankan hidupnya dengan biasa saja. Bagi Darren, dirinya hanyalah seorang figuran dalam panggung kehidupan. Tapi tak apa, selama semuanya berjalan lancar, ia tidak pernah berharap menja...