12 - another shocking news

3.4K 437 155
                                    

Ryuna merutuk dalam hati.

Bodoh! Seharusnya ia langsung pulang dan tak menghiraukan bujuk rayu Denise untuk turut ikut berkumpul bersama Natty cs mampir ke cafe dekat kampus.

Dan semestinya, ia lebih lama saja di toilet. Kalau bisa, ia tak perlu kembali lagi ke meja yang ia serta para teman-temannya duduki. Tapi bagaimana bisa kalau tas dan beberapa barangnya saja masih ada di sana?

"Ryuna, ini Darren. Darren, ini Ryuna," Laura tersenyum cerah saat memperkenalkan dua orang tersebut.

Oh, seandainya Laura tahu kalau Darren dan Ryuna itu sudah saling 'kenal'. Akankah senyuman itu masih akan hinggap di wajah cantik Laura?

Dan sekarang, Ryuna ingin sekali menjitak kepala lelaki bernama Darren tersebut yang kentara sekali terkejutnya saat menatap Ryuna.

Astaga, lelaki tersebut bisa lebih bodoh lagi tidak?

"Gue Ryuna," Ryuna menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Darren. Wajah dan suaranya amat santai, kontras dengan suasana hati dan pikirannya yang sekarang kalut karena kehadiran Darren.

"Darren," ucap lelaki itu balas menjabat tangan Ryuna.

Selepasnya Ryuna dari jabatan yang berlangsung cepat itu, ia langsung duduk di sebelah Denise. Berusaha tak mengacuhkan keberadaan Darren.

Bukan hanya Ryuna, Darren pun begitu. Keduanya bahkan sama-sama mengusahakan untuk tak bertemu tatap saat berkenalan tadi.

Terlalu canggung, terlebih disini ada Laura.

Hah, Ryuna sungguh ingin segera pulang saja kalau begini situasinya!

"Laura sama Kak Darren tarik bangku aja biar bisa duduk disini," ucap Nako mengajak Laura dan Darren untuk bergabung bersama mereka. Hal itu semakin menguatkan keinginan Ryuna untuk beranjak pergi. Satu-persatu alasan dan skenario mulai Ryuna susun dalam otaknya supaya bisa kabur sekarang.

"Eh, gak perlu. Gue mau langsung balik soalnya," sahut Laura.

Betapa leganya Ryuna mendengar jawaban tersebut.

"Kok cepet banget? Lo cuman nyamperin kita kemari buat ngasih oleh-oleh doang?" tanya Cheryl yang diangguki oleh Laura.

"Iya, sekalian nyapa kalian bentar berhubung hari ini gue sama lo orang kan gak ada kelas matkul bareng," sahut Laura.

"Sekalian pamerin Kak Darren kali?" Natty menimpali dengan jahilnya, berhasil membuat teman-temannya yang lain -kecuali Ryuna- ikut tertawa.

"Bawel lo! Yauda ya, balik dulu gue. See you besok!" pamit Laura sembari beranjak pergi dari hadapan mereka, masih dengan betah mengamit lengan Darren.

"Laura tumbenan gandengannya cowo lempeng begitu," setelah Laura sudah tak melewati pintu cafe, Natty segera berkomentar.

"I knew right? Beda dari cowo-cowo yang sebelumnya," Nako menimpali.

"Tapi lucu anjir gue liat mereka berdua tuh serasi. Kayak liat soft-boy pacaran sama the most wanted girl ala-ala series Amerika yang gue tonton," Denise ikut menanggapi.

Ryuna diam, tak ikut berkomentar adalah langkah yang tepat sekarang.

"Kepo gue, Laura yang sebelumnya ngegandeng modelan macem Vino, emang bakalan puas kalau main sama Darren yang lempeng begitu?" Putri-pun bersuara.

"Cowo tuh gak ada yang lempeng, percaya sama gue. Apalagi kalau gebetnya aja cewe kayak Laura, mana mungkin sih innocent!" Kyra dengan mulut sampahnya menanggapi.

Ryuna sudah duga, kebaikan hati Denise untuk memperkenalkan dan mengajak Kyra dan Putri ikut berkumpul bersama Natty, Nako dan Cheryl bukanlah kebaikan yang bijaksana. Dua kelompok manusia tersebut terlalu berbeda lingkup pembicaraannya. 

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang