2 - Ryuna Kasella

5.9K 630 163
                                    

H-21

.

.

.

.

.

.

.

Bercermin di toilet kampus untuk mengecek penampilan adalah kegiatan pertamanya setiba di kampus. Masuk akal, penampilan memang satu aspek yang diprioritaskan oleh para perempuan belia seumurannya. Terlebih, eksistensinya sebagai salah satu pemegang akun Instagram dengan puluhan ribu pengikut. Tentu ia harus tampil sempurna.

Ialah Ryuna Kasella. Mahasiswi semester dua itu masih sibuk merapikan rambutnya. Tidak lupa mengecek liptint di bibir merekahnya. Memang kalau dilihat, penampilannya tidak terlalu girly. Gayanya casual, tapi aura yang ia pancarkan seakan memiliki sihir tersendiri yang membuatnya selalu berhasil menarik perhatian banyak orang.

"Den, nanti tolong fotoin gue ya. Ada endorsement yang harus gue post siang ini," ucap Ryuna kepada salah seorang teman dekatnya, Denise.

"Okay, nanti lo juga tolong fotoin gue ya. Cari spot dimana nih kita?" tanya Denise balik. Kedua manusia ini memang kebetulan sama-sama selebgram jadi mereka sering saling membantu perihal foto-foto untuk endorsement mereka. Ya, mereka memotret dan mengurusi setiap tawaran iklan ataupun endorsement yang masuk secara mandiri tanpa manajer. Karena rate card untuk paid promote dan endorsement mereka belum setinggi selebgram pendahulu.

"Di rooftop kampus aja deh, gue lagi males ngafe," sahut Ryuna.

Kelar dengan urusannya, Ryuna baru saja akan beranjak dari sana, tetapi Denise menahan.

"Ih, instastory dulu dong, Ryu," ajak Denise tanpa ragu merangkul pinggang Ryuna untuk berfoto di depan cermin wastafel.

"Kita tuh ngampus di kampus hits, jadi kudu pamer dikit," ucap Denise sembari tersenyum puas melihat hasil jepretannya.

"Liat deh, kita berdua uda keliatan friendship goals banget disini," lagi komentar Denise dengan semangat.

"Jangan lupa tag gue biar bisa langsunh gue repost," sahut Ryuna sembari menarik Denise keluar dari toilet. Soalnya kalau tidak begitu, tak menutup kemungkinan Denise akan terus berceloteh dan mereka berdua akan berakhir menghabiskan waktu disana.

"Mau makan apa nih, Ryu?" tanya Denise mengembungkan pipinya. Kini keduanya sudah menjauh dari toilet dan tengah berjalan di koridor kampus menuju cafeteria.

"Gue sih soto di kantin, ngidam gue. Lo apa?"

"Kang Emon jualan ga sih?" Denise menanyakan penjual indomie yang namanya sudah dikenal seluruh penghuni kampus.

"Enggak tau, belum ke kantin gue. Cek dulu ayo," ajak Ryuna.

Setibanya di kantin, dua perempuan itu celingak-celinguk mencari tempat duduk kosong. Sampai seseorang mencolek lengan Ryuna pelan, membuat gadis itu menoleh ke arah sang pelaku.

"S-sorry, ini ada yang ngasihin jaketnya buat lo pinjem. Soalnya..." gadis asing yang mencolek Ryuna terlihat sedikit ragu sebelum akhirnya ia mendekat dan membisikan kelanjutan ucapannya.

"... lo bocor. Itu ada noda di celana lo," begitu bisiknya.

Ryuna membelalakan mata dan langsung menerima jaket yang dibawa gadis asing tersebut. Tanpa ragu, ia segera mengikatnya di pinggang guna menutupi noda 'bocor' nya.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang