Perjamuan

147 42 51
                                    

Di atas pic. Erick Shaquille.. ^^

Undangan perjamuan sudah di sebar jauh-jauh hari. Dalam hal ini, aku menyerahkan tugas itu pada bibi Erina. Bukan hanya mengundang bangsawan Vainea, tapi dia bilang ingin mengundang juga bangsawan dari Axylon, mengingat betapa eratnya hubungan kami.

Di sisi lain, Luna mengatur anggarannya, sementara aku memperketat keamanan saat acara dimulai nanti. Kuharap, kali ini berjalan lancar dan tak ada keributan seperti acara pernikahanku sebelumnya.

Pesta perjamuan dimulai malam ini. Aku mengamati dekorasi yang telah bibi Erina desain sedemikian rupa agar terkesan mewah. Tak lupa, ia juga mengajukan untuk mengundang beberapa perwakilan dari masyarakat lokal bekas Tryenthee yang tersisa. Semua itu juga diatur dengan jelas agar tak terjadi masalah.

"Yang mulia, nyonya Grace sudah datang." Ezra memberi tahu. "Beliau sudah menunggu di ruang tamu."

"Ya, aku akan ke sana."

Aku bergegas membereskan meja kerjaku dan pergi menuju ruang tamu. Di sana sudah ada sosok wanita paruh baya yang hampir menginjak usia senja. Beliau adalah desainer dan pembuat gaun yang terkenal di Vainea. Gaun-gaun buatannya begitu indah dan unik serta memiliki kualitas jahit yang bagus. Mendiang ibuku sangat menyukai pakaian buatannya. Tak heran jika dia menjadi pebisnis gaun yang sukses.

Ya, berkat promosi dari mendiang ibuku juga, banyak kerajaan lain yang ikut memesan gaun padanya dan kini, namanya terkenal di seluruh dunia.

"Hormat saya, yang mulia." Wanita itu membungkuk santun dengan wajah ramah. "Saya sudah membuat pakaian yang anda pesan untuk perjamuan malam nanti. Saya juga sudah meminta beberapa asisten saya membantu yang mulia ratu untuk mencoba gaunnya. Sekarang, giliran pakaian anda."

Nyonya Grace memberi kode pada salah satu bawahannya untuk membawa patung porseline yang mengenakan pakaian itu.

"Berhubung acaranya pada malam hari, jadi saya menggunakan warna yang cerah."

Aku menatap pakaian yang maskulin dengan paduan warna putih dan biru. Tapi, warna putihnya lebih mendominasi pada pakaiannya, sementara warna birunya lebih mendominasi pada jubahnya dengan kerah leher berbulu yang juga berwarna putih.

"Saya sengaja membuat pakaian yang serasi untuk anda berdua sebagai simbol pasangan sejati. Seperti filosofinya, saya memadukan kedamaian yang suci pada konsep kali ini, sesuai harapan masyarakat dimana anda akan menjadi raja yang membawa kedamaian pada negerinya dengan hati yang murni."

"Itu bagus sekali, nyonya. Nanti saya akan mencobanya. Saya harap, anda juga turut jadir pada perjamuan malam ini."

"Tentu saja, yang mulia. Penobatan anda adalah hal yang paling saya nantikan," sahutnya antusias.

"Vainea sangat beruntung memiliki seorang desainer gaun berbakat seperti anda."

Nyonya Grace tersenyum. "Semua ini juga berkat mendiang ratu Selena. Jika bukan karena beliau, mungkin...saya masih hidup di jalanan atau ke tempat penampungan sosial."

Keningku berkerut seketika. "Orang berbakat seperti anda tidur di jalanan?"

"Benar. Dulu saya adalah gelandangan di Vainea. Maaf, saya tak bermaksud untuk menceritakan masa lalu saya yang suram. Tapi anda perlu tahu bahwa mendiang ibu anda adalah dewi penyelamat bagi saya."

"Bisakah anda ceritakan sedikit pengalaman hidup anda?" tanyaku, mulai tertarik karena berkaitan dengan ibuku.

"Ya, entah sejak kapan beliau mengamati saya, hingga pada suatu saat beliau datang mendatangi saya dengan berkuda dan...menyamar." Nyonya Grace mulai bercerita. "Saya sama sekali tak tahu kalau beliau adalah calon ratu Vainea. Saya dulu tak mudah percaya pada orang lain setelah apa yang saya alami sebelum menjadi gelandangan dan saya begitu waspada saat itu."

ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang