Aku dan Clara duduk di ruang tamu yang dijaga ketat oleh beberapa pengawalku. Kami duduk saling berhadapan dengan suasana tegang, tanpa teh dan juga kudapan. Kurogoh sakuku dan meletakkan lencana ratu Keylion di meja dengan sedikit melemparnya.
"Saat terjadi keributan di Keylion karena perebutan tahta, seharusnya kau menjadi ratu penguasa. Sesuai dengan urutan pewaris, posisimu ada dibawah Luen," ujarku. "Pakailah! Sekarang kau adalah penguasa."
Ia tampak syok atas kalimatku. "Kenapa? Bukankah anda melakukan perang penaklukan agar bisa menguasai Keylion?"
"Musuhku adalah Zora, bukan Keylion."
"Jadi anda melakukan perang penaklukan hanya untuk membunuh Zora?" Clara tak habis pikir. "Apa anda tahu bahwa tindakan akan akan membuat Vainea dimusuhi banyak kerajaan lain?"
"Kau menanyakan keputusanku?"
"Maaf jika saya lancang, hanya saja...jika anda memang dari awal mengincar Zora, seharusnya anda bisa melakukannya tanpa harus membuat perang besar."
"Aku tidak tahu seburuk apa hubunganmu dengan adikmu. Kau seperti tak mengenal Zora."
"Ya, kami memang tidak dekat walau saudari kandung," akunya.
"Jika aku bisa membunuhnya dengan mudah, tentu saja aku sudah melakukannya dari dulu. Adikmu itu licik dan manipulatif, sifatnya lebih parah darimu."
Ia tertawa getir, seperti merasa terhina. "Apa saya seburuk itu?"
"Bisa dibilang...ya." Aku mengangkat tangan sejenak sebelum ia menyangkal. "Aku tak ingin membahas lagi masalah karakter kalian. Sekarang, tahta Keylion sudah berada di tanganmu. Walau aku tahu kau belum berpengalaman dalam memimpin, setidaknya tahta Keylion sudah jatuh ke pewaris sah yang sesuai dengan peraturan."
"Ya, seperti yang anda tahu. Saya memang belum berpengalaman dalam memimpin. Karena itu, bolehkah saya meminta pendapat? Apa yang harus saya lakukan di awal kepemimpinanku nanti?"
Aku terdiam sejenak, menatapnya yang tampak sedikit kurang paham dan kebingungan. "Hal yang perlu kau lakukan di awal pemerintahanmu, kau jarus membangun reputasimu. Jadilah penguasa bijak dan adil untuk mengambil hati rakyatmu. Tapi kau juga harus bersikap sedikit kejam untuk membuat mereka berpikir seolah-olah kau tak mudah untuk digulingkan."
Clara termenung sejenak. "Jadi..."
"Jadi kusarankan untuk menghukum orang-orang yang dulu pernah menentangmu. Kalau perlu eksekusi mati untuk menghindari pemberontakan akibat ketidakpuasan mereka terhadapmu. Sisanya, minta para penasihat atau guru pembimbing untuk mengajarimu. Tapi pilihlah orang-orang yang bisa kau percayai sekaligus bisa membuktikan kesetiaan dan loyalitasnya padamu."
Aku beranjak dari kursiku dan bersiap untuk pulang. "Jika mereka bertanya, jawab saja apa adanya. Katakan pada mereka kalau penobatanmu tak ada hubungannya dengan seranganku."
"Anda sudah ingin kembali?" Clara seperti berusaha mencegahku. "Tidakkah anda lelah setelah berperang?"
"Aku bisa istirahat di rumah."
"Yang mulia," panggilnya. "Jika saya resmi dinobatkan, bisakah saya mengajukan hubungan diplomatik dengan Vainea kembali?"
"Ya, bisa. Tergantung situasinya," sahutku, lalu berlalu pergi.
* * *
Kedatanganku disambut meriah oleh masyarakat Vainea, walau sebagian dari mereka tampak heran karena telah mengira aku akan mengambil wilayah Keylion. Mereka mengelu-elukan namaku yang dianggap telah mengharumkan nama rakyat atas kematian keluarga mereka yang gugur dalam tragedi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rein
FantasiIni adalah buku ke 3 dari seri Assassin, sangat disarankan untuk membaca 2 buku sebelumnya untuk mengurangi kesalahpahaman alur.. Kegelapan malam telah menyisakan sebuah penyesalan untuk memejamkan matanya. Rein, mencoba menyelidiki kasus kematian o...