Gadis Misterius

320 51 103
                                    

Di atas pic. Luna.. ^^
Buat kalian yang masih asing sama Luna, bisa kalian simak lagi di Selena part Epilog.. ^^

Tak terasa sudah pada akhir pekan sejak masuk di Royale institute. Tak banyak hal yang berarti dari pelajaran yang menurutku...sedikit membosankan meskipun ada hal baru juga yang menarik.

Bersosialisasi sesama bangsawan ternyata tidak seburuk dugaanku, justru aku memiliki banyak teman dari berbagai kalangan di seluruh penjuru wilayah. Yah, meskipun tidak terlalu akrab tapi sebagian besar kami berhasil menjalin hubungan dengan baik, kecuali...dengan Carlotte. Hubungan kami masih dibayangi permusuhan akibat perang dua puluh tahun yang lalu.

Jadwal hari ini adalah kelas dansa. Tepatnya di ballroom yang dekat dengan aula. Dalam kelas ini, sudah pasti semua akan berbaur menjadi satu dengan para gadis. Aku tak bisa membayangkan bagaimana sesaknya tempat itu.

Hari ini, aku sudah bersiap meskipun sedikit enggan mengikuti kelas akhir pekan. Kurasa...Henry pun begitu, tapi peraturan tetaplah peraturan. Akan ada sanksi bagi yang tak hadir tanpa alasan yang dibenarkan.

"Rein, kau sudah siap?" Henry mengetuk pintu. Cukup aneh mengingat dia yang biasanya langsung menerobos masuk.

"Ya," sahutku sembari merapikan pakaian.

Aku membuka pintu kamar dan kulihat sosoknya sedang bersandar di dinding dekat pintu. "Apa kau sedang menungguku? Bukankah biasanya kau pergi lebih dulu?"

"Sebenarnya aku masih tidak nyaman dengan kelas akhir pekan. Aku selalu gugup jika berhadapan dengan wanita. Apa menurutmu aku ini payah?"

"Tidak juga," jawabku. "Aku juga sebenarnya tak ingin mengikuti kelas ini."

"Ah, tanpa perlu kau katakan, tampangmu memang sudah terlihat enggan. Kau terlihat lebih tertarik menghabiskan akhir pekan dengan bantalmu seharian," sindirnya menyeringai.

"Yah, di siang hari, bantal adalah segalanya bagiku," cicitku dengan wajah datar.

Kami berdua menuruni tangga dengan perasaan sedikit lesu dan tak lama, sosok Vincent muncul dari ambang pintu.

"Wah wah, suram sekali aura kalian. Ini adalah kelas yang paling menyenangkan karena bisa bertemu dengan para gadis, kenapa muram begitu?" cibirnya, sembari melipat tangan. Vincent terlihat antusias dengan kelas ini, sangat berbanding terbalik denganku dan Henry.

"Itu karena kami tak berminat mengikuti kelas ini," jawab adiknya.

"Hei jangan begitu. Kita hanya di beri kesempatan berbaur dengan para gadis seminggu sekali. Bukankah ini menyenangkan? Mungkin saja akan ada gadis yang terpesona denganmu," goda Vincent pada Henry. "Kau juga Rein." Kini ia menatapku. "Ini akan menjadi kesempatanmu untuk mencari pasangan sebelum naik tahta kan?"

"Ya, karena itu aku tetap mengikuti kelas ini meskipun sedikit enggan."

Memang benar, pada kesempatan kali ini mungkin aku bisa menemukan pasangan sebelum naik tahta, atau bibi Erina akan meluapkan pidatonya dan malah menjodohkanku dengan gadis yang tak kukenal.

Ah, berhubung membahas gadis, aku jadi teringat pada sosok yang masuk ke wilayah terlarang. Sudah tiga kali aku melihatnya memasuki wilayah itu selama satu pekan ini. Bisa dibilang...gadis misterius itu selalu memasuki wilayah terlarang setiap dua hari sekali.

Rasa penasaran membuatku ingin membuntutinya setiap kali melihatnya. Tapi aku juga takut akan terjadi sesuatu jika aku menerobos masuk wilayah itu. Apa...sebaiknya aku menanyakan hal ini pada Vincent?

"Vincent, ada yang ingin kutanyakan padamu," ujarku mencoba bertanya saat kami menyusuri koridor. "Kalau boleh tahu, air terjun di dekat asrama kita kenapa dianggap wilayah terlarang? Apa kau mengetahui sesuatu tentang tempat itu? Misalnya...ada kejadian tertentu yang membuat wilayah itu terisolir?"

ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang