Diatas pic. Rein.. ^^
"Yang mulia, kita sudah masuk ke perbatasan Axiandra."
Mataku mengerjap saat kusir di depan bersuara. Kulihat hari sudah senja dengan cahaya keemasan di ufuk barat. Aku menguap sejenak dan meregangkan tubuh setelah beberapa jam tertidur di kereta. Punggungku sedikit pegal karena terlalu lama tidur dalam posisi duduk dan meringkuk.
Kulempar pandangan ke luar jendela setelah kembali melanjutkan perjalanan. Peristiwa semalam dan hari ini sedikit melekat dalam ingatanku dan membuatku tak habis pikir, namun aku berusaha mengabaikannya.
Sebuah monumen besar kini terpampang di hadapanku dengan keramaian kota yang sangat padat. Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Axiandra, kerajaan terjauh dari Vainea. Aroma kayu manis menguar dari salah satu kedai dan juga—aroma biskuit jahe. Memberi kesan hangat pada bangunan unik itu.
Axiandra, salah satu kerajaan besar dengan wilayah yang luas membuat perjalananku semakin terasa lama. Hingga akhirnya, aku sampai di Royale Institute pada malam harinya.
Kedatanganku langsung disambut oleh petugas di sana, dan beberapa orang sudah membawakan berang-barangku.
"Selamat datang," sapanya saat aku sampai di aula. "Silahkan tunjukkan undangan anda dan identitas anda."
Aku menyodorkan undangan pada salah satu petugas administrasi dan juga beberapa berkas yang ia minta.
"Kamar anda sudah kami siapkan di asrama 'Pangeran'. Silahkan anda mengikuti petunjuk yang ada di sini," ujarnya sambil menyodorkan perkamen berisi sebuah peta. "Di sana anda akan di tempatkan bersama pangeran lain."
"Terima kasih."
"Dan ini buku pedoman anda yang berisi beberapa aturan yang harus anda taati selama berada di Royale Institute." Kini ia menyodorkan sebuah buku berukuran sedang. "Mohon untuk anda pelajari dan pahami."
"Oh ya. Sekali lagi terima kasih."
Aku langsung berjalan mengikuti peta dan—kini aku sampai di sebuah mansion besar, asrama Pangeran.
Katanya, di tempat ini semua pangeran akan dianggap sama, termasuk pangeran dari keturunan adipati dan bangsawan tingkat menengah. Dengan kata lain, aku harus berbaur dengan yang lain karena status Putra Mahkota tak berlaku di sini.
Di sana sudah ada petugas yang menyambutku dan menjelaskan seluk beluk ruangan yang akan kutempati.
Lorong mansion benar-benar sepi, meskipun ada beberapa yang berlalu lalang. Dan kini, aku tiba di depan pintu besar yang menunjukkan ruangan luas di dalamnya.
Aroma kayu menguar saat aku memasukinya. Semua peralatan dan perabotan masih terlihat baru dengan dominasi warna kuning keemasan yang memberi kesan mewah.
Dalam ruangan ini semua fasilitas begitu lengkap, dari balkon yang menampakkan pemandangan yang menawan, perapian, ruang makan yang hanya di isi meja panjang dengan dua kursi, perpusatakaan dan juga—dua kamar.
"Kamar anda ada di sebelah sini, yang mulia."
Kini aku digiring ke sebuah ruangan yang rapi. Meskipun tak semewah kamarku di istana, tapi aku menyukai tata letak dan dekorasi kamar ini. Posisinya begitu strategis untuk melihat pemandangan air terjun di luar sana, meskipun tampak gelap di malam hari.
"Mungkin—ada yang ingin anda tanyakan mengenai ruangan ini, yang mulia?"
"Yah cukup," jawabku manggut-manggut. "Sisanya akan saya pelajari di peta."
"Kalau begitu, saya pamit undur diri, yang mulia."
"Terima kasih untuk penjelasannya malam ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/266999568-288-k982124.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rein
FantasyIni adalah buku ke 3 dari seri Assassin, sangat disarankan untuk membaca 2 buku sebelumnya untuk mengurangi kesalahpahaman alur.. Kegelapan malam telah menyisakan sebuah penyesalan untuk memejamkan matanya. Rein, mencoba menyelidiki kasus kematian o...