Gelisah

161 39 32
                                    

Di atas pic. Eleanor.. ^^

Satu bulan telah berlalu dan sejauh ini, Luna mengerjakan tugasnya dengan baik. Tak ada yang berubah darinya dalam bertugas, ia selalu profesional. Selain itu, ia juga mudah beradaptasi dan cepat sekali memahami situasi di sekitarnya.

Bukan hanya itu, aku juga sudah mengangkat tuan Dary dan Eleanor sebagai adipati Vainea secara resmi. Nyonya Vanessa pun juga mendapat kedudukan yang menurutku sesuai dengan bidangnya, yaitu sebagai kepala pemasaran. Tapi untuk masalah pasar gelap yang dikelola olehnya, itu masih kami rahasiakan termasuk dari Luna.

Aku menyangga dagu saat berdiri di salah satu balkon, menatap sosok Luna yang tengah serius untuk mengatur desain baru taman istana yang kini menjadi proyeknya.

Bukan hanya ahli dalam urusan militer dan politik, ia juga pandai mengurus hal-hal feminin seperti mengatur anggaran dan mengurus tata letak kota. Benar-benar ratu yang sempurna.

"Yang mulia, buku yang anda inginkan sudah datang." Ezra datang dan membuyarkan pikiranku seketika.

Aku menoleh dan kudapati tiga buah buku yang tebal.

"Buku tentang sejarah Axylon dari beberapa generasi," lanjutnya.

Aku meraih salah satu buku dan membuka halamannya dengan cepat tanpa membaca. "Terima kasih, Ezra."

"Ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Hmm..." Aku berpikir sejenak. "Carikan aku cincin Ruby."

"Ruby?"

"Ya, pilihlah yang paling elok dan berikanlah pada yang mulia ratu."

"Baik."

Kuraih satu buku lagi secara acak dan membacanya, sementara Ezra sudah pergi menjalankan tuhas berikutnya.

Aku tidak tahu pangeran yang muncul dalam mimpiku itu dari generasi ke berapa, tapi aku masih ingat sosok raja yang meminta untuk menembak gadis itu.

Berdasarkan lukisan wajah para raja Axylon, sepertinya...peristiwa itu terjadi pada masa pemerintahan raja Herrian.

Aku langsung melompati bacaanku langsung pada pemerintahan raja Herrian dan di sini terdapat sejarah kudeta, di mana beliau mendapatkan tahta dengan membunuh raja sebelumnya, yaitu Victor.

Setelah kubaca hingga berjam-jam, ternyata benar. Peristiwa pengantin berdarah ada pada masa raja Herrian. Tapi...kenapa muncul dalam mimpiku?

'...Pangeran Herrian menikahi gadis bangsawan terkemuka di Axylon yang ternyata adalah seorang tuan putri dari Vainea, yakni putri Valeria. Pernikahan keduanya tak direstui oleh sang raja karena status putri Valeria sebagai 'Putri yang melarikan diri dari kerajaannya'. Keputusan raja Victor untuk mengembalikan putri Valeria pada Vainea berujung perang kudeta yang dilakukan oleh pangeran Herrian...'

"Ah, ini dia!" gumamku antusias. "Akhirnya ketemu juga."

Aku kembali pada bacaanku. Jadi pangeran Erick masih keturunan Vainea? Pantas saja dia bisa melakukan ritualnya. Walau rasa penasaranku terobati, tapi aku masih berpikir kenapa aku memimpikan sesuatu yang tak berkaitan denganku.

Bahkan pangeran Erick pun tewas saat perang dengan Vainea terjadi sebelum masa pemerintahan raja Zealda sebagai pewaris sah putra raja Victor.

Aku terdiam sejenak saat menatap lukisan pangeran Erick. Ya, seperti ada yang aneh.

Kubuka buku lain dan mencari lukisan ibuku dalam cetakan buku, lalu membandingkannya. Pikiranku melalang buana dengan beberapa spekulasi. Kemudian, aku membuka halaman lain dan membandingkan lukisan wajah ibu dengan raja Zealda.

ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang