Kabar skandal kami akhirnya tersebar setelah kunjunganku ke Keylion beberapa hari yang lalu. Ya, sesuai dugaanku sebelumnya.
Aku senang karena rencanaku berhasil tapi akibat dari berita skandal itu, masyarakat mulai mempertanyakan kesetiaanku, bahkan ada yang melontarkan serapah atas pengkhianatan ritual yang mereka anggap suci.
Luna juga tampak bersabar dengan kabar yang beredar, terutama cemoohan para gadis yang iri akan kedudukannya. Sebenarnya aku sedikit tak terima atas cemoohan yang ditujukan padanya. Dalam hal ini, sepenuhnya adalah salahku, tapi ia ikut justru terkena imbasnya.
Mungkin saat ini Zora juga mengira aku akan panik dengan menyebarnya berita skandalku dengannya. Tapi tidak, semua ini sudah termasuk bagian dari rencanaku walau harus dibenci masyarakat sekali pun.
Sudah dua hari ini, istana didatangi beberapa jurnalis untuk mempertanyakan kebenaran skandal itu. Dengan tenang, aku mengatur jadwal wawancara untuk membuka tirai kebenaran atas kejadian malam itu.
"Yang mulia, kabar skandal anda sudah tersebar luas. Bagaimana tanggapan anda mengenai hal itu? Apa itu berita yang dibuat-buat untuk menjatuhkan anda atau memang benar-benar terjadi?" tanyanya dalam sesi wawancara kali ini.
"Saya akan menjawabnya dengan jujur. Skandal itu memang benar."
"Sungguh? Lalu...apa yang mulia ratu tahu mengenai skandal anda dengan ratu Zora?"
"Beliau tentu saja tahu. Tapi beliau memahami situasi saya saat itu."
"Situasi seperti apa yang anda maksud? Apa...anda melakukannya di luar kehendak anda?"
"Ya," jawabku senang atas pertanyaan kali ini. "Semua terjadi begitu saja di luar keinginan saya."
"Bisa anda ceritakan? Mungkin masyarakat juga akan mengerti jika anda nenjelaskan apa yang terjadi."
Aku menarik napas sejenak dan mulai bercerita. "Itu terjadi saat perayaan 'Hari Para Raja' di Keylion. Setelah acara penutupan saya mengalami halusinasi yang parah. Selain itu, saya menduga kalau minuman terakhir pada acara penutupan telah di beri obat hingga saya hilang kendali dan parahnya, malam itu saya tak bisa membedakan mana yang mulia ratu dan mana yang bukan."
"Tapi berita yang beredar mengatakan jika anda ingin kembali pada cinta pertama anda."
"Untuk apa saya mengharapkan cinta pertama setelah saya menemukan cinta terakhir saya?"
Mereka bungkam seketika atas ucapanku kali ini.
"Saya bukan orang yang akan main-main dengan ritual itu. Saya melakukannya karena ratu Luna adalah labuhan hati saya yang terakhir," lanjutku.
"Jika skandal itu terjadi pada perayaan 'Hari para Raja' berarti...seluruh penguasa di benua ini mengetahuinya?"
"Soal itu aku tidak tahu. Tapi sepertinya...mereka tidak mengetahuinya. Saya juga tak mengerti kenapa ratu Zora membongkar skandal kami pada media."
"Apa karena skandal itu, lantas anda memutuskan hubungan diplomatik dengan Keylion?"
"Saya memutus hubungan diplomatik bukan karena skandal. Tapi atas pemberontakan yang terjadi di ibukota di bawah pengaruh Keylion. Tentu saja, saya harus bertindak tegas demi kemanan Vainea. Saya pikir...Keylion tak seperti pada pemerintahan raja Aiden. Keylion tak seperti dulu lagi, jadi saya harus waspada."
"Apa yang anda waspadai dari Keylion? Mengingat Keylion adalah mitra yang baik dan tak pernah ada masalah sebelumnya."
"Seperti yang kita semua tahu. Vainea saat ini, berdiri di atas reruntuhan Tryenthee. Ratu Zora juga merupakan mantan ratu Tryenthee sebelum diangkat sebagai pewaris tahta Keylion. Saya khawatir jika masih ada dendam yang tersimpan darinya atas invasi yang saya lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rein
FantasyIni adalah buku ke 3 dari seri Assassin, sangat disarankan untuk membaca 2 buku sebelumnya untuk mengurangi kesalahpahaman alur.. Kegelapan malam telah menyisakan sebuah penyesalan untuk memejamkan matanya. Rein, mencoba menyelidiki kasus kematian o...