Play Date 3

2.6K 178 22
                                    

Pertandingan Inarizaki dan Karasuno telah mencapai puncaknya. Bola yang direceive sang kapten rubah mental keluar dari garis lapangan, menjadi penanda kekalahan mereka. Napas semua orang terengah. Tenaga dan kemampuan telah mereka keluarkan maksimal untuk hari ini.

Mata Atsumu tertuju pada Kageyama yang ada di seberang. Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah ditolak pas tanding kalah juga. Sial nasibnya. Kesedihannya jadi bertumpuk-tumpuk.

Kageyama mengelap keringat di wajah dengan jersey kemudian melirik pada Atsumu. Yang lebih tua masih memandang padanya membuat mata mereka terikat.

"Kageyama!" Hinata memanggil membuat kontak mata antar dua orang itu terputus.

Hinata berjalan kearah Kageyama namun langkahnya berhenti. Atsumu menarik kerah si raven dan mencium bibirnya.

Mata Kageyama membulat dengan tindakan tiba-tiba itu, ditambah mereka ada di tengah lapangan. Fans si kembar berteriak histeris. Kamera yang tak sengaja menyorot mereka juga jadi ketar ketir.

"Atsumu-san!" Kageyama mendorong dada Atsumu. Gimnasium terdengar sangat keruh dan semua mata menyoraki kejadian yang barusan.

Atsumu melewati net, menggenggam tangan Kageyama. Ia menatap pada si tangerine. "Aku mencintai kekasihmu—"

"Atsumu-san yamero!" Kageyama berusaha menarik Atsumu, lelaki pirang itu menatapnya sebentar dengan sendu kemudian menatap Hinata. "-Dia punya mata yang indah.. Senyumnya manis.. Kepribadiannya unik.. Jangan pernah membuatnya sedih.." Atsumu melepas genggaman tangannya pelan lalu pergi dari sana.

Hinata masih diam begitu juga dengan Kageyama. Mulutnya sedikit terbuka sambil matanya menatap punggung lelaki pirang yang mulai jauh.

.
.
.

Karena kalah, hari ini juga Inarizaki akan kembali ke Hyogo. Osamu dan Suna berusaha menyemangati si pirang, menepuk-nepuk pundaknya pelan seraya mereka berjalan ke arah bus.

"Atsumu-san!"

Atsumu tak menoleh, hatinya sangat sesak sekarang barangkali ia sedang berhalusinasi.

"Atsumu-san!!" Kageyama berlari mengejar Atsumu yang terus berjalan. Suna dan Osamu menoleh.

"Oi Tsumu kau dipanggi—"

Bruk

Kageyama yang kebablasan tidak pakai ngerem lebih dulu menabrak Atsumu yang telah berbalik, mereka berdua jatuh.

"Atsumu.." Kedua tangan Kageyama berada di samping kepala Atsumu. Yang lebih tua berkedip tak percaya. Tak enak menjadi tontonan orang-orang, Kageyama segera bangkit berdiri. "Ada yang mau kukatakan."

Osamu dan Suna lebih dulu masuk ke dalam bus. Kageyama masih berusaha menetralkan napasnya setelah jauh mengejar.

"Kau bodoh Atsumu"

Oke sepertinya harapan Atsumu ketinggian. Sudah patah hati sekarang tambah dimaki. "Tobio-kun jahat sekali!" Lelaki itu mulai merengek dengan ingusnya yang meler. Atsumu cengeng.

Ekspresi Kageyama tak melunak, masih dengan alis yang menukik. "Ya memang yang kau lakukan bodoh!" Kedua tangan Kageyama mengepal di sisi tubuhnya. "Aku sudah putus dengan Hinata kemarin malam.. Jadi harusnya tadi kau tidak perlu melakukan itu! Memalukan!!"

"Apa?" Atsumu mengelap tangis dan ingusnya dengan jaket. Ia menatap Kageyama bingung.

"Aku tidak bisa berselingkuh.. Yang kulakukan denganmu salah, jadi aku merasa Hinata pantas dapat yang lebih baik dari aku.. Aku menceritakan semua padanya kemarin dan dia mengerti.. Kita putus baik-baik.."

Wajah Atsumu mulai kembali cerah. Matanya perlahan-lahan berbinar seperti anak anjing yang siap diberi tulang. "Jadi.."

Kening Kageyama mulai mengendur dan matanya juga melihat kearah lain. Atsumu tanpa basa basi lagi mendekap tubuhnya erat, menggoyang-goyangkanya dengan semangat.

"Atsumu-san!!"

"Tobio-kun kau juga mencintaiku kan kan kan! Aku sudah tahu itu!" Atsumu tertawa kegirangan.

"Menggelikan sekali.." Cibir Suna yang melihat dari dalam bus. Anak-anak lain juga melihat pada mereka. "Namanya Juga Atsumu"

"Turunkan aku Atsumu-san!!" Kageyama mulai mengomel dengan wajahnya yang memerah. Atsumu menurunkan lelaki itu kemudian memeluknya lagi. "Aku sayang padamu Tobio-kun.."

Kageyama hanya diam tapi di dalam ia merasa senang mendengarnya. "Y-ya. Lepas aku mau kembali"

"Tidak mau aku akan menculikmu ke Hyogo" Pelukan Atsumu mengerat.

"Lepaskan atau aku berubah pikiran!"

Atsumu segera melepas Kageyama. "Iya iya.."

.
.
.

"Tobio-kun!!!"

Kageyama bersiap melakukan servis, ia melirik kebangku penonton dimana Atsumu berada sekilas sebelum peluit ditiup.

Pritt

"Kya Kageyama-kun!!"

Atsumu menyipitkan mata, ia menoleh ke bangku belakang. "Hey kalian! Karasuno nomor 9 itu punyaku!" Ujarnya.

.

Setelah selesai pertandingan yang sangat menguras tenaga itu Atsumu turun untuk menemui kekasihnya. "Tobio-kun!"

"Hmm" Kageyama hanya meliriknya sekilas membuat Atsumu mengerucutkan bibir. Yang lebih tua tanpa basa-basi menculik Kageyama dari rombongan Karasuno.

Atsumu mentraktir Kageyama makan di salah satu restoran yang dekat dengan tempat si raven menginap. Atsumu tersenyum bahkan garis matanya ikut melengkung keatas.

"Makan yang banyak biar kuat" Ujar si pirang seraya mengelus pipi Kageyama yang menggembung. Awalnya kening dan alis Kageyama mengerut, tapi perlahan telinga dan pipinya memerah, ia salah tingkah dengan perlakuan Atsumu dan makan buru-buru.

"Hei pelan-pelan, aku tidak kemana-mana.."

.

Setelah makan, Atsumu melambaikan tangan, berpamitan dengan Kageyama yang akan istirahat dan latihan. "Sampai ketemu lagi.."

Kageyama hanya mengerutkan bibir, matanya menunduk, menatap aspal jalan, hingga sebuah permukaan basah mengecup bibirnya.

Atsumu menunduk, menyesuaikan Kageyama yang juga tengah menunduk. Si raven kian menunduk membuat Atsumu ikut-ikutan makin membungkuk.

"Tobio-kun aku jadi susah nyiumnya!!" Atsumu gemas dengan Kageyama yang terus-terusan salah tingkah. Tangan kanannya merangkul pinggang Kageyama kemudian tangan satunya menahan dagunya agar terangkat. Sekali lagi Atsumu menciumnya, mengabaikan orang berlalu lalang.

"Atsumu-san.. Sudah" Kageyama melenguh sambil mendorong Atsumu pelan. Yang lebih tua mendengus. "Akhir pekan kita harus ketemu lagi pokoknya, Tobio-kun!!"

"Hmm" Kageyama hanya berdeham kemudian sekali lagi melihat Atsumu melambaikan tangan padanya.

The end.






Kageyama Harem Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang