Neko pt.2

4.6K 324 79
                                    

Terhitung sudah 5 hari Kageyama Tobio tinggal di asrama atlit. Tidak ada yang tahu menahu asal usul manusia kucing itu, namun yang jelas para atlit yang tinggal disana menyukainya.

.
.
.

Sepulang latihan Sakusa sudah bersiap masuk ke kamar mandi namun ada sesuatu yang mengganjal.

"Apa?" Lelaki tinggi itu menunduk. Melihat pada Kageyama yang memegang sebuah sikat gigi untuk anak-anak dan handuk kecil.

"Mandi.." Jawabnya sambil menatap Sakusa. Baru-baru ini diketahui kucing itu bisa bicara namun hanya beberapa kata.

Bagaimana cara menahan gemas? Sakusa tidak pernah mengalah untuk urusan mandi tapi jika itu Tobio dia lemah. "Ya sudah jangan lama-lama ya"

Sakusa hendak berbalik pergi tapi Tobio menahan kaosnya.

"Sama oomi~ Suke.. Pergi.. "

"Ha?" Kening Sakusa mengerut, ia berusaha mencerna ucapan Kageyama. "Mau mandi denganku karena Shinsuke sedang pergi, begitu maksud mu?"

Kageyama tersenyum lebar dan mengangguk-angguk.

"Baiklah"

.

"Oomi~ oomi~ prrr"

Sakusa menggelengkan kepala. Kucing manis itu tengah memainkan bebek-bebekan sembari Sakusa mengeramasi rambutnya dari belakang. Mereka berdua berendam di dalam bathtub.

"Oomi~ oomi~"

Lama-lama bibir Sakusa terangkat, dia tersenyum. Usai membilas rambut Kageyama kucing manis itu berbalik menghadapnya. Ia naik ke pangkuan Sakusa dan empunya tak berkutik.

"Oomi~ oomi~ prrr"

Sakusa mengadahkan kepala saat Kageyama mendusal di dada dan lehernya. Entah mengapa Tobio sangat suka melakukan itu pada semua orang.

"Oomi tidak bersihkan belakang?"

Saat Kageyama berhenti mendusal, Sakusa kembali menatapnya. "Aku tidak mengerti"

"Suke selalu bersihkan ini" Kageyama tiba-tiba berdiri lalu menunjuk pantatnya di depan Sakusa.

"Ha? Kau mau aku membersihkanmu?" Pipi Sakusa merona.

Kageyama mengangguk semangat.

"Pantas saja Kita betah memandikanmu setiap hari ya.. Baiklah, menungging- ah maksudku berbalik.."

Kageyama pun berbalik, ia kembali berlutut di dalam tub dan kedua tangannya memegang pinggiran bathtub marmer, seperti yang biasa ia lakukan saat bersama Kita.

Sakusa memegang pinggul Kageyama dan bersiap memasukan dua jarinya.

"Ahk hh.." Mata Kageyama membulat. Jari sakusa lebih besar dan panjang dari Kita, tentu saja ini membuatnya kaget. "Oomi~"

Sakusa mengumpat dalam hati. Jarinya terasa panas dan dijepit kuat oleh lubang rapat Kageyama. Sakusa itu lelaki, tentu saja pikirannya jadi kemana-mana. Untuk sesaat Sakusa tidak bergerak sama sekali.

"Oomi~"

"Tobio.. Apa yang kau.." Sakusa kehilangan kata-kata.

Kageyama sedikit menoleh sambil memegang tangannya yang ada dipinggang lelaki itu. Tubuh mungilnya bergerak maju mundur sendiri.

"Ahh ahh ahh.. Oomi~" Wajah si raven semerah udang rebus, bibirnya terbuka. Ia terus menggerakan pinggulnya sendiri sedang jari Sakusa hanya diam.

"Kalau itu yang kau mau baiklah.."

Sakusa mulai menggerakkan jarinya cepat membuat Kageyama menangis. "Oomi!!"

Jari panjang Sakusa dengan mudah mengenai titik nikmatnya. Kaki Kageyama gemetar begitu juga tangannya. Ini terlalu nikmat untuk tubuh kecilnya.

Kageyama Harem Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang