Jealousy

6K 273 22
                                    

(Requested)
Pair: UshiKage
Warn: fluff, insecurity, jealousy, age up character(s), lemon

.
.
.

"Duduklah, Wakatoshi.."

Setelah Ushijima duduk, Kageyama naik kepangkuannya, tersenyum sepintas sebelum mulai membalutkan shaving cream pada kumis tipis dan janggut si pria besar yang mulai tumbuh.

Manik blueberry itu menatap keatas, menatap pada netra gelap sang kekasih yang tampak muram. "Dooshita?" Tanyanya. Sejak kekalahan mereka dengan Argentina dua hari yang lalu, Ushijima terlihat berbeda.

Pria besar itu hanya menggeleng, menyimpan kekhawatiran untuk dirinya sendiri. Ia memandang Kageyama yang mulai mencukur, kedua tangan kekarnya pun mengitari pinggang ramping kekasihnya.

Ushijima memikirkan Oikawa. Bukan, bukan karena dia menyukai atau mendua hati dengan setter andalan timnas Argentina tersebut. Tapi dia tidak percaya diri, merasa iri barangkali dengan kemampuannya yang semakin hebat, atau yang lebih tepatnya merasa cemas.

Sebelum menjalin kasih dengannya, Kageyama pernah berpacaran dengan Oikawa. Alasan putusnya juga bukan karena sudah tidak saling sayang tapi karena keadaan. Bisa dibayangkan betapa khawatirnya Wakatoshi sekarang jika cinta lama dua orang itu tumbuh lagi.

Kageyama itu pendiam dan tidak banyak komentar, orang-orang menyebutnya membosankan, namun tidak bagi Wakatoshi. Justru karena persamaan sifat mereka yang awkward dan pendiam, dia jadi merasa cocok dengan Kageyama.

Entah mengapa dia merasa tak perlu banyak bicara tapi yang lebih muda seolah paham dengan isi hatinya. Sejak mereka satu kampus dan satu tim di adlers dulu, dengan posisinya yang sebagai wing spiker dan Tobio sebagai setter, membuat chemistry mereka tumbuh seiring berjalannya waktu. Mulai berbagi masa lalu dan sisi lain dari diri mereka.

Ushijima masih ingat saat Kageyama dan Oikawa berpacaran dulu, sifat Oikawa sangat berkebalikan dengannya. Mantan kapten seijoh itu orang yang periang, sangat pandai menggombal, menebar pesona, dan yang paling penting bisa membuat Kageyama tertawa.

Ushijima merasa kecil jika dibanding dengan sifat kontras Oikawa. Ia selalu bertanya-tanya apakah Kageyama bahagia dengannya. Apakah dirinya cukup? Apakah cintanya cukup?

Ushijima adalah orang yang blak-blakan tentang apa yang dia pikir dan rasakan, beberapa bahkan menilai dia orang yang sadis, tapi jika itu Kageyama, dia tidak bisa. Dia ingin mengatakan dengan lantang setiap hari betapa dia mencintai kekasihnya. Ingin memujinya banyak-banyak seperti yang Oikawa lakukan dulu. Namun bibirnya kelu.

"Wakatoshi.. "

Ushijima kembali ditarik pada realita, matanya yang kosong pun berkedip untuk memandang netra safir di hadapannya. Sesaat ia merasa jemari halus si jenius setter mengelus rahangnya.

"Ini tentang Oikawa, apa aku benar?"

Ushijima masih diam. Inilah yang Ushijima maksud Kageyama adalah orang yang memahaminya tanpa banyak kata.

"Ya.." Ushijima menggenggam tangan Kageyama yang ada di pipinya, mengelus punggung tangannya lembut seraya menatap yang lebih muda dengan melas. "Apa kau akan kembali pada Oikawa?"

"Kau ingin aku kembali pada Oikawa?"

"Tidak." Ushijima beralih memeluk Kageyama, menelusukan wajahnya pada ceruk leher si raven, mencium aroma segar, manis, dan juga salonpas.

"Lalu kenapa kau berpikir aku akan kembali pada Oikawa?" Kageyama mendorong Ushijima agar muka mereka kembali saling bertatap.

"Dia periang dan suka memujimu, dia juga sering bilang cinta padamu" Hanya itu yang ada dibenak Ushi sekarang.

Kageyama Harem Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang